Ada Gagal Ginjal Akut, Dinkes DKI: Pilih Obat Tablet dan Suppositoria

Masyarakat harus menunda mengonsumsi obat sirop

Jakarta, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta masyarakat agar dapat mengonsumsi obat berbentuk tablet dan suppositoria (melalui dubur) serta menunda konsumsi obat berbentuk sirop.

Hal tersebut disampaikan dalam rangka mengantisipasi gangguan ginjal akut misterius pada anak yang saat ini tengah merebak.

"Suppositoria bisa diberikan, misalnya demam tinggi, prinsipnya yang ditunda berbentuk sirop sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI, Dwi Oktavia, dikutip ANTARA, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga: Menkes: Pasien Balita Gagal Ginjal Akut Terdeteksi 3 Zat Kimia

1. Suppositoria lebih cepat turunkan demam

Ada Gagal Ginjal Akut, Dinkes DKI: Pilih Obat Tablet dan Suppositoriailustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dwi mengatakan, suppositoria digunakan apabila anak mengalami demam tinggi. Obat jenis tersebut justru dinilainya lebih cepat menurunkan demam.

Selain penggunaan suppositoria, pihaknya juga meminta agar para orangtua memberikan kompres pada anak yang sedang demam.

"Lalu pastikan kecukupan airnya," kata dia.

Penggunaan tablet dan suppositoria, ujar Dwi, saat ini disarankan sebab hal tersebut berdasarkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan tentang obat sirop yang penggunaannya dihentikan sementara.

Baca Juga: Ini Hasil Investigasi BPOM pada Obat Pasien Gagal Ginjal Akut

2. Obat yang diduga jadi pemicu gagal ginjal akut

Ada Gagal Ginjal Akut, Dinkes DKI: Pilih Obat Tablet dan Suppositoriailustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis hasil investigasi terhadap obat sirop yang diduga menjadi pemicu gangguan gagal ginjal akut misterius pada anak.

"BPOM telah melakukan pengujian sampling terhadap 39 bets dari 26 sirop obat yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)," Ujar BPOM dalam siaran tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (20/10/2022).

BPOM menerangkan, obat tersebut diduga dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal akut baik itu sebelum maupun selama berada di rumah sakit.

"Diproduksi oleh produsen yang menggunakan empat bahan baku pelarut propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol dengan jumlah volume yang besar," demikian keterangan BPOM.

Hasil sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada lima produk obat yang beredar di Indonesia.

Kelima obat tersebut adalah Termorex Sirop, Flurin DMP Sirop, Unibebi Cough Sirop, Unibebi Demam Sirop, dan Unibebi Demam Drops.

 

3. Ada 40 anak di DKI yang meninggal akibat gagal ginjal akut

Ada Gagal Ginjal Akut, Dinkes DKI: Pilih Obat Tablet dan Suppositoriailustrasi masalah pada ginjal (bostonkidney.com)

Diketahui, sebanyak 40 orang anak di DKI Jakarta meninggal dunia akibat penyakit gagal ginjal akut yang saat ini tengah melanda di tengah pandemik COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan, per Rabu (19/10/2022) pagi, pihaknya mencatat sudah ada 71 kasus gagal ginjal misterius tersebut di Ibu Kota.

"Data sementara yang sudah kita olah sejak Januari sampai 19 Oktober ada 71 kasus, 40 di antaranya meninggal," ujarnya saat mengunjungi Labkesda.

Widyastuti memaparkan, dari 71 kasus tersebut, sebanyak 60 kasus atau 85 persen adalah usia anak di bawah lima tahun (balita) dan 11 kasus atau 15 persennya merupakan usia 5 sampai 18 tahun.

"Sebanyak, 16 pasien menjalani perawatan, dan 15 pasien sudah sembuh," ujarnya.

Baca Juga: 40 Anak di Jakarta Meninggal Gara-Gara Gagal Ginjal Akut Misterius

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya