Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya Dikenal Pintar dan Anak Rumahan

Korban dikenal aktif di kelas saat kuliah

Depok, IDN Times - Mahasiswa Universitas Indonesia berduka atas meninggalnya mahasiswa jurusan Sastra Rusia, Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19). Zidan tewas dibunuh kakak tingkat atau seniornya di jurusan Sastra Rusia, Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23), Rabu (2/8/2023).

Ketua Himpunan Sastra Rusia FIB UI, Adha Amin Akbar mengenal korban saat menjadi mahasiswa baru. Kini, Akbar dan korban juga aktif di organisasi kemahasiswaan yang sama. Tersangka dan korban juga sempat menjadi mentor Akbar saat penerimaan mahasiswa baru.

"Kebetulan korban staf saya di kampus dalam keorganisasisan," ujar Akbar, Minggu (6/8/2023).

Baca Juga: Ngeri! Mahasiswa UI Pembunuh Juniornya Belajar Membunuh dari Video

1. Nilai akademis korban bagus

Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya Dikenal Pintar dan Anak RumahanKetua Himpunan Sastra Rusia FIB UI, Adha Amin Akbar saat ditemui ditempat kontrakannya diwilayah Kukusan, Beji, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Akbar dan korban kerap berkomunikasi membahas program kerja di organisasi. Berkat hubungan di organisasi itu, Akbar lebih mengenal korban.

“Dia itu staf saya, jadi hanya mengobrolkan tentang program kerja, itu aja sih yang menunjukkan kedekatan saya dengan korban,” kata Akbar.

Menurut Akbar, korban dikenal sebagai mahasiswa yang aktif di kelas perkuliahan. Korban juga dikenal sebagai mahasiswa cerdas dan memiliki nilai akademis bagus. Prestasi korban kerap menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk belajar lebih giat.

“Akademis dia bagus banget, dia salah satu orang yang banyak memotivasi mahasiswa lain untuk belajar, itu sih, dia baik banget,” ucap Akbar.

Baca Juga: Tersangka Pembunuhan Mahasiswa UI Terancam Hukuman Mati

2. Korban dikenal sebagai anak rumahan

Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya Dikenal Pintar dan Anak RumahanTersangka pembunuh mahasiswa UI saat di bawa ke ruangan tahanan Polres Metro Depok. (IDNTimes/Dicky)

Menurut Akbar, kedekatan antara Zidan dan pelaku pembunuhan berinisial AAB sedikit berbeda dengannya. Korban lebih rutin berkomunikasi dengan Akbar selama masa perkuliahan.

“Betul, lebih banyak interaksi ke saya, tapi kalau interaksi korban ke tersangka seperti apa itu saya kurang tau,” jelas Akbar.

Meski Akbar dan pelaku berinisial AAB tinggal satu kontrakan, korban tak pernah berkunjung ke tempat tinggal mereka. Akbar menyebut, korban dinilai sebagai anak rumahan dan tak pergi ke kampus jika tidak ada kegiatan.

“Korban kan anaknya rumahan banget, saya juga ngobrol dan interaksi sama korban lebih intens itu ya di kampus aja,” terang Akbar.

Baca Juga: Pembunuhan Mahasiswa UI karena Pinjol, Darurat Literasi Keuangan?

3. Peristiwa pembunuhan mengejutkan rekan korban

Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya Dikenal Pintar dan Anak RumahanLokasi kost mahasiswa UI yang dibunuh senior kampusnya di wilayah Kukusan, Beji, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Akbar tak tau pasti hubungan dan interaksi yang dilakukan tersangka dan korban. Selama ini, tersangka tak pernah memberi tahu Akbar jika ingin pergi ke rumah kos korban.

Saat insiden pembunuhan terjadi, tersangka juga tak bicara akan pergi ke rumah kos korban kepada Akbar.

“Enggak, seperti biasa sih, dia nggak ngomong mau ke mana, tiba-tiba kita tahu dari berita itu aja,” ujar Akbar.

Peristiwa pembunuhan itu membuat mahasiswa jurusan Sastra Rusia kaget. Tak ada yang menduga tersangka tega menghabisi teman satu jurusannya.

"Sangat pasti, betul (rekan korban terkejut)," tutup Akbar. 

Baca Juga: Keluarga Korban Pembunuhan Mahasiswa UI Minta Nyawa Dibayar Nyawa

4. Mengaku putus asa dengan masalah utangnya

Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya Dikenal Pintar dan Anak RumahanPolres Metro Depok meperlihatkan barang bukti tersangka saat membunuh korban yang merukan adik tingkatnya di Universitas Indonesia. (IDNTimes/Dicky)

Sebelumnya, tersangka Altafasalya mengaku putus harapan karena tidak mampu mengatasi masalah utang kepada teman dan pinjaman online (pinjol). Akibatnya, ia nekat menghabisi nyawa juniornya.

“Saya hopeless tidak menemukan jalan yang terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri, sampai cara terakhir ini merugikan banyak orang,” kata dia.

Altafasalya mengaku pisau lipat telah disiapkan sebelum korban kembali dari kampung halamannya. Usai menjemput korban dari kampungnya, ia menghabisi nyawa korban di kamar kos.

“Pisau sudah saya sediakan saat dia pulang dari kampungnya ke kosan,” jelas dia.

Pelaku mengaku sudah bermain investasi kripto bersama korban sejak tahun lalu. Namun, pelaku merugi hingga Rp80 juta. Pelaku lalu mencari pinjaman dan berutang mencapai Rp15 juta.

“Sudah meminta orangtua, sudah membantu, tapi saya mencoba menyelesaikan masalah saya sendiri, karena saya tidak enak dengan orangtua,” tutur dia.

Kendati, Altafasalya tidak menjelaskan secara merinci alasannya nekat menghabisi korban untuk menguasai barang berharga milik korban. Ia kembali beralibi membunuh korban dilakukan secara spontan.

"Tidak tahu, saya tidak ada masalah dengan korban, saya sudah putus asa, dan rencana itu muncul saat saya anter pulang pada Rabu sebelum kejadian," ucap dia.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya