Asa Wulan, Gadis Pengupas Kerang di Jakut di Tengah Kemegahan Ibu Kota

Saat perempuan harus memendam impian

Jakarta, IDN Times - Aroma amis meriap menusuk hidung saat IDN Times membuka pintu mobil yang terparkir sebuah gang di Kampung Kerang Hijau, RT 6 RW 22, Penjaringan Jakarta Utara, Senin (30/20/2023).

Tidak butuh waktu lama, seluruh badan seketika terasuki bau tidak sedap. Suara renyah dari cangkang kerang hijau yang remuk saat kaki menapaki lebih dalam kampung seolah membuat irama selamat datang.

Beberapa kali, kaki saya tertusuk remukan cangkang kerang yang menyelinap di antara jari kaki yang beralaskan sandal. Namun, lima anak kecil yang berlari tertawa di atas lautan limbah kerang yang menjadi daratan, seakan tidak jadi persoalan. Termasuk bagi Rizki, anak yang berusia dua tahun ini bahkan tanpa alas kaki bermain di belakang rumah yang sudah berserakan kerang.

1. Wulan terpaksa memendam cita-cita

Asa Wulan, Gadis Pengupas Kerang di Jakut di Tengah Kemegahan Ibu KotaPerempuan pengupas kerang di Muara Angke, Jakarta Utara, Senin (30/10/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Tidak lama, seorang gadis mendatangi Rizki. Dia dengan cekatan melepas popok Rizki yang sudah penuh kotoran. Gadis yang akrab panggil Wulan ini kemudian memandikan adiknya di atas tumpukan kerang. Kamar mandi yang ada memang jauh dari kata layak, tidak beratap hanya tertutup tirai yang sudah kumuh.

Wulan tiba-tiba menghentikan guyuran air yang membasahi adiknya saat saya menanyakan cita-cita Wulan.

"Saya inginnya sih ya supaya (keluarga) enak dipandang, sukses pokoknya lah," ujar Wulan.

Baca Juga: Derita Athallah, Balita yang Tercekik Polusi Udara Jakarta

2. Masa anak-anak jadi pengupas kerang

Asa Wulan, Gadis Pengupas Kerang di Jakut di Tengah Kemegahan Ibu KotaPerempuan pengupas kerang di Muara Angke, Jakarta Utara, Senin (30/10/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Besar di keluarga nelayan, membuat Wulan tidak bisa melewatkan masa kecil anak-anak yang menyenangkan. Dia menceritakan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar sudah membantu orang tuanya mengupas kerang.

Ya, Ibu Wulan merupakan perempuan pengupas kerang di menggantungkan hidupnya dengan hasil melaut sang ayah.

"Sejak kecil sudah (kupas kerang), saat pulang sekolah sampai sore, sekarang juga masih," katanya.

 

3. Wulan ingin mengecap bangku kuliah

Asa Wulan, Gadis Pengupas Kerang di Jakut di Tengah Kemegahan Ibu KotaPerempuan pengupas kerang di Muara Angke, Jakarta Utara, Senin (30/10/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Keinginan Wulan untuk mengecap perguruan tinggi juga harus dia pendam. Wulan memilih untuk membantu mencari uang dengan mengupas kerang hijau. 

"Ada sih (Keinginan kuliah), tapi," ucapnya lirih dan terhenti.

Saat ini Wulan hanya ingin membantu orangtuanya dan bisa memperbaiki rumah, sebab saat ini rumahnya terancam tenggelam karena berada di pinggir pantai.

Baca Juga: Kominfo Ungkap Ada Kesenjangan Perempuan pada Ranah dan Literasi Digital

4. Pembangunan tanggul buat takut tergusur

Asa Wulan, Gadis Pengupas Kerang di Jakut di Tengah Kemegahan Ibu KotaPerempuan pengupas kerang di Muara Angke, Jakarta Utara, Senin (30/10/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Pembangunan tanggul di pantai di pesisir Jakarta juga membuat Wulan kalut. Dia takut apabila hunian yang jadi tempat berlindung selama 14 tahun tersebut digusur yang berdampak juga kehilangan mata pencahariannya.

"Saya ingin perbaiki rumah dan lingkungannya saja jangan digusur," katanya.

Seperti diketahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) DKI Jakarta 2023-2026,  berencana membangun tanggul pantai sepanjang 22 km. Pembangunan tanggul pengamanan ini termasuk salah satu bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang berperan dalam upaya penanggulangan banjir.

Apabila mengacu peta grafik NCICD milik Dinas SDA DKI Jakarta, total panjang tanggul yang sudah terbangun sepanjang 8.043 meter, yang terbagi ke dalam beberapa klaster: Marunda, Muara Baru, Pantai Mutiara Daratan, Muara Angke, Pluit, dan Pantai Indah Kapuk.

Liputan ini merupakan bagian dari jurnalistik feminis yang digelar yayasan AKSI dan Konde.co.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya