Bahaya Childfree, Kepala BKKBN Ingatkan Ledakan Orang Miskin

Prinsip childfree akan berbahaya untuk suatu negara

Jakarta, IDN Times - Istilah childfree saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial sejak Gita Savitri, seorang penulis dan influencer, menyebutkan keputusannya untuk childfree. Akhirnya, istilah ini menjadi semakin populer dan menjadi topik diskusi di beberapa platform.

Menanggapi fenomena seperti ini Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengungkapkan childfree berpengaruh buruk terhadap negara jika banyak penduduk Indonesia yang memiliki prinsip tersebut.

"Seandainya aging populasi ini terjadi, generasi childfree ini menua kemudian tidak ada generasi mudanya, maka berat sekali karena banyak populasi orang tua miskin tetapi tidak
ada yang nampung, ini berbahaya," ujar Hasto pada IDN Times, Jumat (10/2/2023).

 

1. Prinsip childfree akan membahayakan suatu negara

Bahaya Childfree, Kepala BKKBN Ingatkan Ledakan Orang MiskinIlustrasi kemacetan di Jakarta. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Selain berbahaya bagi generasi itu sendiri, menurut Hasto, prinsip childfree ini juga akan membahayakan suatu negara.

"Jika suatu negara penduduknya sedikit maka bisa kehabisan tenaga kerja, jika tenaga kerjanya tidak ada maka kemajuan suatu negara juga tidak akan terjadi, debit bonus demografi juga tidak akan terjadi," katanya.

Baca Juga: Heboh Soal Childfree, Wapres: Menikah Memang untuk Berkembang Biak

2. Banyak orang tua yang miskin tetapi tetapi tidak ada yang bantu

Bahaya Childfree, Kepala BKKBN Ingatkan Ledakan Orang MiskinUnsplash.com/skiathos

Menurut Hasto di Jepang juga sudah banyak aging populasi yang childfree namun mungkin mereka sudah mempunyai aset dan kemampuan, namun jika terjadi di Indonesia maka akan jadi beban ekonomi bahkan ledakan penduduk miskin.

"Childfree ini sangat negatif, penduduk yang tidak tumbuh seimbang ini mengalami satu resesi demografi, kependudukan, krisis, sehingga akan tiba waktunya nanti akan banyak orangtua yang akhirnya tidak ada anak mudanya," katanya. 

"Bukan masalah kesepian tetapi ketika populasi itu banyak orang tua tetapi generasinya muda sedikit maka beban ekonomi keluarga itu berat sekali, banyak orang tua yang miskin tetapi tetapi tidak ada yang bantu itu bahayanya bisa terjadi ledakan orang miskin," sambungnya.

 

 

3. Sejumlah faktor pasangan memilih childfree

Bahaya Childfree, Kepala BKKBN Ingatkan Ledakan Orang MiskinIlustrasi anak-anak (IDN Times/Aryodamar)

Menurut Psikolog sekaligus Mental Health Counselor di IDN Media, Hoshael Waluyo Erlan, mengatakan saat ada pasangan yang memutuskan untuk childfree, tentunya bukan hanya sekadar ikut-ikutan tren. Namun, biasanya disebabkan oleh beberapa faktor dan alasan seperti ekonomi, alasan pribadi, atau bahkan trauma.

"Ada individu-individu yang masih berjuang dengan trauma yang berakar pada pengalaman pengasuhannya. Banyak hal dapat terjadi dalam proses tumbuh kembang individu dan hal-hal tersebut dapat berdampak sangat negatif secara jangka panjang pada kesehatan mental individu. Hal ini dapat membuatnya khawatir akan kemampuannya berkomitmen terhadap tugas membesarkan anak, ataupun membuat dirinya memutuskan untuk tidak mempunyai anak sama sekali," tuturnya.

Selain itu, alasan dan faktor yang lebih krusial adalah terkait ekonomi atau finansial. Gak bisa dipungkiri, punya anak sangat costly dan akan membebani secara finansial dalam jangka waktu panjang. Banyak individu atau pasangan yang mungkin belum siap untuk hal tersebut.

"Faktor ekonomi adalah salah satu faktor yang penting dan krusial, biaya membesarkan anak secara layak luar biasa besar. Jadi sepertinya adalah keputusan yang masuk akal untuk tidak perlu mempunyai anak. Kemudian terjadinya banyak dinamika global yang tidak selalu positif, membuat munculnya kekhawatiran apakah dunia menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk membesarkan seorang anak. Sehingga, keputusan childfree memang memiliki akar penyebabnya," imbuhnya. 

Baca Juga: Heboh soal Childfree, Ini Negara dengan Angka Kelahiran Terendah

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya