Bertemu 18 Orang Korban TPPO, Risma: Jangan Mudah Terbujuk Rayu

Beberapa korban alami depresi

Jakarta, IDN Times – Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini, berpesan kepada 18 korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) untuk tidak gampang terbujuk rayu. Dengan iming-iming gaji tinggi, mereka dijanjikan bekerja di luar negeri tanpa dokumen resmi.

Risma mengungkapkan, mereka sejatinya cukup memiliki kemandirian ekonomi. Karena mereka telah memiliki usaha seperti perbengkelan, pertanian, peternakan, perikanan, barber shop dan warung kelontong. 

"Namun bujukan pelaku telah memaksa korban untuk mendepositkan uang kepada pelaku dengan cara berutang ke berbagai pihak. Akibatnya, selain termakan janji, mereka juga telah banyak terlilit hutang jangan mudah terbujuk rayu. Padahal mereka sudah memiliki usaha," ujar Risma di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta dalam siaran tertulis, Jumat (14/7/2023).

1. Korban belum mampu kelola usaha hingga terbujuk

Bertemu 18 Orang Korban TPPO, Risma: Jangan Mudah Terbujuk RayuMenteri Sosial Tri Rismaharini memberikan pesan pada 18 korban TPPO di Yogyakarta. (dok. Kemensos)

Risma mengakui, para korban kurang memiliki pengetahuan dalam pengelolaan usaha termasuk pengelolaan keuangan. Sehingga, ketika terjadi penurunan usaha mereka tidak siap dan mudah putus asa.

Oleh karena itu, Risma akan membantu mereka membangun usaha kembali secara realistis. Kemensos akan melakukan pendampingan. 

“Sehingga nantinya mereka siap menghadapi tantangan dalam usaha dan bisa mandiri secara ekonomi,” katanya.

Baca Juga: Mayoritas Korban TPPO Perempuan-Anak, Menteri PPPA: Akibat Ekonomi

2. Korban TPPO alami depresi

Bertemu 18 Orang Korban TPPO, Risma: Jangan Mudah Terbujuk RayuMenteri Sosial Tri Rismaharini memberikan pesan pada 18 korban TPPO di Yogyakarta. (dok. Kemensos)

Dari 18 korban korban yang ditemukan di Kulon Progo tersebut, hasil asesmen BBPPKS Yogyakarta didapati beberapa orang mengalami gangguan psikologis seperti depresi berat hingga kecemasan.

Ada juga yang putus asa karena mereka sudah lebih dari 4 bulan terkatung-katung dan berpindah-pindah tempat, dibawa oleh pelaku untuk dijanjikan bekerja ke luar negeri. 

Sebelumnya, para korban ini sempat ditempatkan di Rusunawa Giri Peni Kulon Progo milik Dinas Pekerjaan Umum dari tanggal 15 Juni sampai 3 Juli 2023.

3. Para korban diberikan layanan psikologis dan vokasi

Bertemu 18 Orang Korban TPPO, Risma: Jangan Mudah Terbujuk RayuMenteri Sosial Tri Rismaharini memberikan pesan pada 18 korban TPPO di Yogyakarta. (dok. Kemensos)

Selama di BBPPKS Yogyakarta mulai 3 Juli 2023, mereka diberikan penguatan psikologis dan bimbingan serta motivasi untuk dapat kembali kepada keluarga dan melaksanakan aktivitas secara normal. 

Kegiatan yang dilakukan ialah olahraga bimbingan dan konseling, terapi musik, layanan kesehatan. Selain itu, diberikan juga pelatihan vokasi yang juga dimaksudkan untuk sarana relaksasi mereka berupa pembuatan kendang gecko (semacam reptile yang disukai anak remaja) juga pembuatan tas anyaman dari plastik. 

Selama pembuatan kendang gecko, mereka mendapatkan imbalan. Beberapa korban mengatakan pelatihan vokasional bisa menjadi usaha mereka nanti setelah kembali ke keluarga.

Baca Juga: KemenPPPA: TPPO Merupakan Praktik Pelanggaran Terburuk HAM

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya