Eijkman: Mutasi Virus Belum Dominan, Vaksin Masih Bisa Dipakai  

Mutasi virus sebabkan penurunan efikasi vaksin

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan telah mengumumkan masuknya varian baru virus COVID-19, yaitu B.117 asal Inggris, B.1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B.1617 ke Indonesia. 

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio  mengungkapkan kemunculan varian baru tidak banyak mempengaruhi efikasi vaksin.

"Beberapa bulan lalu ada laporan penurunan efikasi tapi belum sampai di bawah 50 persen, sesuai arahan WHO selama masih di atas 50 persen masih bisa dipakai," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Kamis (7/5/2021) malam.

1. Mutasi virus yang ada saat ini belum dominan

Eijkman: Mutasi Virus Belum Dominan, Vaksin Masih Bisa Dipakai  Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, lanjut Amin, pihaknya sampai saat ini tidak mengubah vaksin merah putih dikembangkan Eijkman. Sebab mutasi virus yang ada saat ini belum dominan.

"Sampai saat ini belum ada arahan pedoman untuk mengubah vaksin yang sudah kami kembangkan, jadi kita pakai yang sudah ada karena Indonesia belum dominan baru sedikit jadi kita pakai vaksin yang sudah ada, tapi kalau nanti mitasi virus makin banyak dan terbukti buat efikasi turun sampai 50 persen, akan kami pertimbangkan," imbuhnya.

Baca Juga: Ribut-Ribut Vaksin Nusantara, Jokowi: Masa Politikus Ngurusin Vaksin

2. Sebanyak 1.220 WGS virus sudah masuk GISAID Data

Eijkman: Mutasi Virus Belum Dominan, Vaksin Masih Bisa Dipakai  Ilustrasi mutasi virus corona. sciencemediahub.eu

Amin mengungkapkan sampai saat ini Eijkman telah melaporkan 1.220 whole genome sequences (WGS) virus corona (COVID-19) SARS-CoV-2 kepada Platform data virus influenza Internasional (GISAID) namun belum ditemukan varian baru selain tiga mutasi virus tersebut.

"Tapi belum ada lagi (mutasi virus baru) baru dua B.1617 sama B.1351 itu," katanya.

3. Belum ada data pembandingan virus paling ganas

Eijkman: Mutasi Virus Belum Dominan, Vaksin Masih Bisa Dipakai  Ilustrasi. Ruang isolasi RSUD Kabupaten Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan

Amin menambahkan dari tiga mutasi virus tersebut secara efikasi belum ada yang terbukti virus mana yang ganas baik tingkat penularan dan keparahan.

"Secara efikasi di lapangan belum didapatkan data mana yang terbukti lebih ganas, sejauh inu belum ada yang membandingkan satu virus dengan virus lainnya," katanya.

Baca Juga: Hipmi: Vaksin COVID-19 dan 'Vaksin' Ekonomi Harus Sejalan dan Selaras

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya