Fajar Sadboy dan Mandi Lumpur Masuk TV, KPI Buka Suara

KPI akan tindak tegas jika terdapat unsur eksploitasi

Jakarta, IDN Times - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memastikan, apabila ada program siaran yang mengeksploitasi anak, melakukan bullying pada anak, maka KPI akan tegas memberikan sanksi. 

Dia mengingatkan, jangan sampai konten-konten viral di media sosial yang cenderung menimbulkan penyakit sosial baru, diamplifikasi oleh televisi ke tengah publik. 

“Jangan sampai televisi melakukan amplifikasi terhadap konten viral di sosmed yang muatannya mengarah pada munculnya penyakit sosial,” ujar Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan, Nuning Rodiyah, dalam siaran tertulis dilansir laman KPI, Selasa (24/1/2023).

Baca Juga: Fajar Sadboy Masuk TV, Deddy Corbuzier Singgung Peran KPI

1. Program siaran, jangan sampai memunculkan persoalan baru

Fajar Sadboy dan Mandi Lumpur Masuk TV, KPI Buka Suarapotret Fajar Sadboy (youtube.com/TRANS TV Official)

Nuning menerangkan, pada dasarnya menjadikan muatan viral di media sosial sebagai konten televisi kalau memang positif sebenarnya baik saja. Namun, ketika menginisiasi sebuah program siaran, jangan sampai memunculkan persoalan baru. 

"Misalnya, eksploitasi anak, bullying, mandi-mandi lumpur atau pun pukul-pukul panci,” ujarnya. 

Nuning meminta sebaiknya tayangan seperti itu tidak perlu dimunculkan di televisi, kecuali dalam rangka menjadikan sebuah bahasan tentang fenomena sosial dengan mengundang narasumber yang kompeten.

2. Norma sosial harus menjadi pertimbangan sebelum dimunculkan

Fajar Sadboy dan Mandi Lumpur Masuk TV, KPI Buka SuaraHeboh mandi lumpur libatkan lansia/tangkapan layar Tiktok

Sementara Ketua KPI Pusat Mulyo Hadi Purnomo menilai, mungkin saja televisi mengangkat sesuatu yang viral di media sosial. Namun, norma sosial harus menjadi pertimbangan sebelum dimunculkan.

"Apakah punya potensi menimbulkan kegaduhan? Jika iya, maka harus ada pesan dan edukasi kepada publik bahwa ada yang tidak benar dari konten tersebut agar tidak ditiru. Sehingga, konten televisi hadir sebagai pengingat bagi masyarakat, jangan justru membuat muatan siaran yang membenarkan konten-konten negatif,” ujarnya.

3. Publik bersemangat membuat konten yang nyeleneh

Fajar Sadboy dan Mandi Lumpur Masuk TV, KPI Buka SuaraIlustrasi media sosial. IDN Times/Paulus Risang

Termasuk persoalan konten mandi lumpur yang juga muncul di televisi. Jika tidak ada penegasan dari televisi dan penjelasan ke publik, lanjut Mulyo, dia meyakini kalau anak-anak dan publik secara umum akan semakin bersemangat membuat konten yang nyeleneh, agar dapat duit. 

"Yang penting ditonton sebanyak-banyaknya orang,” tambah Mulyo.

Baca Juga: 6 Fakta Ngemis Mandi Lumpur yang Viral di TikTok

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya