Faskes Terbatas, Menkes akan Revitalisasi 300 Ribu Posyandu  

Posyandu untuk layanan semua kalangan

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, akan merevitalisasi 300 ribu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di Indonesia.

Revitalisasi ini merupakan salah satu program transformasi sistem kesehatan yang terdiri dari enam pilar penopang kesehatan Indonesia.

"Jadi 300 ribu Posyandu di Indonesia rata-rata kadernya 5 sampai 10, jadi 1,5 juta sampai 3 juta tenaga kesehatan akan kita revitalisasi," ujar Budi dalam 'Peluncuran Indonesia Health Service' dipantau virtual, Selasa (26/7/2022).

1. Posyandu akan fokus semua usia

Faskes Terbatas, Menkes akan Revitalisasi 300 Ribu Posyandu  Ilustrasi kegiatan di Posyandu. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Budi mengatakan, revitalisasi tersebut mencakup standarisasi yang nantinya akan diformalkan oleh pemerintah. Hal tersebut dikarenakan Posyandu menjadi layanan program utama dari transformasi layanan kesehatan.

"Posyandu ini bukan hanya fokus pada untuk balita dan ibu hamil, tapi juga anak, remaja, suami-istri, dan lansia," kata Budi.

Baca Juga: Dari Menkes hingga Shahnaz Haque Puji Kader Posyandu Banyuwangi

Baca Juga: Mengenal Posyandu Remaja di Bali, Sasar Calon Pengantin 

2. Faskes yang tersedia terbatas

Faskes Terbatas, Menkes akan Revitalisasi 300 Ribu Posyandu  Ilustrasi (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Budi mengatakan, fasilitas pelayanan kesehatan (faskes) yang tersedia saat ini jumlahnya masih sangat terbatas. Oleh karena itu, fasilitas yang ada pun belum bisa menjangkau seluruh masyarakat.

“Sulit bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk memberikan layanan kesehatan ke 80 ribu desa, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi. Kalau kita hanya mengandalkan Puskesmas yang jumlahnya sekitar 10 ribuan, tidak akan cukup untuk menjangkau seluruh masyarakat,” kata dia.

3. Posyandu miliki potensi besar perkuat sistem kesehatan Indonesia

Faskes Terbatas, Menkes akan Revitalisasi 300 Ribu Posyandu  Seorang bayi dan ibunya menunggu giliran imunisasi di Posyandu Rampai. (IDN Times/Dini Suciatingrum)

Memiliki jumlah unit yang banyak, ditunjang dengan kader kesehatan yang terampil serta sarana dan prasarana yang baik, Budi melihat Posyandu memiliki potensi yang sangat besar untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia.

Meski demikian, penggaungan kembali serta rebranding Posyandu menjadi tantangan tersendiri terutama pada masa COVID-19. Tidak bisa dipungkiri, operasional Posyandu sedikit terganggu saat pandemik. Dilaporkan, jumlah kunjungan sasaran ke Posyandu menurun seiring dengan tingginya penularan dan penyebaran COVID-19.

“Posyandu kita pada masa pandemik jauh lebih menurun, data yang kami terima penurunannya sampai 70 persen lebih. Posyandu tidak bisa melakukan aktivitas karena pandemik COVID-19,” kata Budi

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan pun berupaya keras untuk meningkatkan jumlah sasaran yang mengunjungi Posyandu. Di antaranya dengan menghadirkan berbagai program kesehatan yang menarik, update dan kekinian yang berorientasi pada peningkatan pola hidup bersih dan sehat sebagai investasi kesehatan masa depan.

Baca Juga: Heboh Ganja Medis, Menkes akan Buat Regulasi Izin Penelitian Ganja 

Baca Juga: Hasil PCR Tak Masuk PeduliLindungi, Menkes Ancam Cabut Izin Lab

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya