Fenomena Boneka Arwah, KPAI: Ribuan Anak Terlantar Butuh Orang Tua

Sebanyak 67.368 anak terlantar di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Kadivwasmonev Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menilai, fenomena adopsi boneka arwah merupakan bagian perubahan perilaku masyarakat yang jumud dengan pandemik.

"Meski secara materi dan aktivitas terpenuhi, manusia tetap tidak ingin kehilangan makna dan batin. Artinya, boneka arwah dapat mengisi hal tersebut. Inilah tantangan untuk publikasi pemerintah dalam juga mendorong kondisi anak-anak terlantar kita, yang kalah populer dengan pengangkatan anak boneka arwah," ujar Jasra dalam siaran tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga: 4 Fakta Boneka Arwah yang Diyakini Bisa Bikin Kaya

1. Pemilik boneka arwah bisa ambil bagian gerakan pemerintah menyiapkan orang tua pengganti

Fenomena Boneka Arwah, KPAI: Ribuan Anak Terlantar Butuh Orang TuaPemuda Lesbumi NU Kota Madiun ikut bernyanyi dan berdoa di panti asuhan Debora, Kamis (24/12/2020). Dok. IDN Times/Istimewa

Jasra menilai para pemilik boneka arwah, perlu menjadi bagian gerakan pemerintah dalam menyiapkan orang tua pengganti, karena manfaatnya sangat banyak.

Menurut dia, negara harus ramah terhadap alam, ancaman bencana selalu menjadi teman kehidupan di Indonesia. Sering kali dalam setiap peristiwa, baik bencana, konflik, sosial, meninggalkan anak-anak yang kehilangan figur pengasuhnya.

"Mereka butuh kehadiran, yang layaknya orang tua bagi mereka. Agar dapat perhatian penuh dalam tumbuh kembangnya. Karena Indonesia meyakini anak-anak yang terlepas dari keluarga bisa berkembang baik, bila pengasuh penggantinya menerapkan sistem keluarga," kata Jasra.

2. Ribuan anak-anak terlantar karena bencana

Fenomena Boneka Arwah, KPAI: Ribuan Anak Terlantar Butuh Orang TuaWarga melihat material awan panas erupsi Gunung Semeru yang mengalir di Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Jasra membeberkan pemerintah mencatat ada 67.368 data anak terlantar di Indonesia pada 2020. Angka itu terus bertambah dengan kasus bayi dibuang atau terlantar. Belum lagi, ribuan lembaga asuhan dan lembaga serupa pengasuhan yang tidak terdaftar di pemerintah yang mengasuh anak terlantar.

"Begitu pun anak-anak yang kehilangan mendadak orang tua selama pandemik mencapai 30.766 anak, dan belum semua mendapatkan intervensi yang terus menerus, dan pemerintah mencari para calon orang tua pengganti. Agar mendapatkan solusi yang lebih permanen," kata dia.

3. Anak perlu segera mendapatkan keluarga pengganti

Fenomena Boneka Arwah, KPAI: Ribuan Anak Terlantar Butuh Orang TuaIDN Times/Margith Juita Damanik

Mantan Sekjen Forum Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak ini menilai, dari beberapa bencana alam dan bencana pandemik, anak-anak mendadak kehilangan orang tua.

"Artinya, perlu mendapatkan segera pengganti keluarga. Begitu pun anak yang kehilangan orang tua karena perceraian, orang tua berhadapan dengan hukum, anak dalam masa pidana, anak dalam lembaga pengasuhan atau lembaga serupa yang menjadikan anak diasuh di luar keluarga," kata Jasra.

Baca Juga: Fatayat NU soal Boneka Arwah: Fenomena Unik dan Membahayakan

4. Program pemerintah cari orang tua pengganti kurang populer

Fenomena Boneka Arwah, KPAI: Ribuan Anak Terlantar Butuh Orang TuaIlustrasi anak-anak (IDN Times/Sunariyah)

Untuk itu, lanjut Jasra, sangat penting sebelum itu semua terjadi, negara memiliki daftar orang tua yang siap mengasuh mereka.

"Apalagi orang tuanya para publik figur atau artis. Tentu sangat baik. Tapi kelihatannya program pemerintah ini kurang populer di tengah masyarakat. Sehingga ada masyarakat yang membandingkan dan menyayangkan fenomena menjadi orang tua dari boneka arwah, dengan kebutuhan daftar orang tua pengganti di negara ini," kata dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya