Ibu Danu Tirta Peluk Jasad Anaknya Saat Diautopsi

Korban kebrutalan geng motor itu masih berusia 15 tahun

Jakarta, IDN Times - Ema, ibu dari Danu Tirta (15), korban pengeroyokan geng motor saat sahur on the road (SOTR) di daerah Setiabudi, Jakarta Selatan, tidak menyangka bahwa pada Jumat (17/5) pukul 15.00 WIB, menjadi pertemuan terakhir dengan putranya.

"Saat itu dia pamit mau ikut buka puasa dan sahur di sekolah," ujar Ema pada IDN Times di kediamannya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (20/5).

1. Ibu Danu sempat tidak mengizinkan

Ibu Danu Tirta Peluk Jasad Anaknya Saat DiautopsiIDN Times/ Dini suciatiningrum

Ema menceritakan awal puasa lalu, Danu pernah bilang ingin mengikuti kegiatan buka puasa dan sahur bersama di sekolah yang akan diadakan Jumat (17/5).

Namun, Ema tidak serta merta percaya. Dia menanyakan kegiatan tersebut kepada wali kelas dan pihak sekolah mengaku tidak ada kegiatan buka dan sahur di sekolah.

"Saya sempat berdebat sebab wali kelas bilang tidak ada kegiatan di sekolah. Tetapi, usai salat zuhur ada pesan masuk, di profilnya sih wali kelasnya yang mengabarkan ada kegiatan buka dan sahur bersama, akhirnya saya izinkan, gak tahunya itu nomor dan pesan yang buat anak saya," sesal Ema.

2. Hati sang ibunda mulai was-was

Ibu Danu Tirta Peluk Jasad Anaknya Saat DiautopsiIDN Times/ Dini suciatiningrum

Ema mengatakan, saat itu adik Danu yakni Achmad Fisera juga ingin ikut kegiatan SOTR bersama kakaknya. Ema mengizinkan asal sesudah salat tarawih atau paling lambat pukul 21.00 WIB sudah pulang.

Hati Ema mulai cemas, sebab hingga pukul 21.00 putranya tidak kunjung pulang. Dia dan suaminya mendatangi sekolah Danu di MTS 42, Jakarta Timur. Alangkah kagetnya Ema sebab tidak ada kegiatan di sekolah.

"Saya berpikir mungkin Danu ikut pengajian di daerah Pondok Gede. Memang dua bulan lalu dia sempat ikut pengajian tersebut namun karena pulang sampai larut malam sudah tidak diizinkan ayahnya lagi," terangnya.

Dia menghubungi tempat pengajian putranya namun tidak ada kegiatan juga di tempat tersebut.

Baca Juga: Daftar Lima Aksi Brutal Geng Motor Aniaya Korban Hingga Meninggal

3. Ema tidak percaya Danu tewas

Ibu Danu Tirta Peluk Jasad Anaknya Saat DiautopsiIDN Times/Dini Suciatiningrum

Saat hati Ema gundah mencari dua putranya tiba- tiba pada Sabtu (18/5) pukul 02.00 dini hari pihak kepolisian mengabarkan bahwa dua anaknya berada di UGD sebuah rumah sakit swasta.

Tiba di rumah sakit, dokter langsung memberitahu Ema bahwa Danu sudah tiada di tempat kejadian.

"Saya tidak percaya, saya minta dokter periksa lagi sebab saya yakin anak saya masih hidup. Saat itu, saya berharap Danu hanya mati suri," ujarnya dengan suara tercekat.

Dia meminta dokter dan suster membersihkan darah yang bercecer di UGD sebab dia belum terima putra kesayangannya telah meninggal.

"Tolong bersihkan darah itu, bersihkan," ucapnya.

4. Ema peluk jasad Danu

Ibu Danu Tirta Peluk Jasad Anaknya Saat DiautopsiIDN Times / Dini suciatiningrum

Ema mengaku sempat menolak autopsi yang akan dilakukan polisi. Namun, melihat kondisi Danu dengan luka disekujur tubuh, Ema tidak kuasa.

"Saat dibawa ke RSCM saya peluk jasad anak terus, saya berharap dia bangun," katanya.

5. Herman minta keluarga pelaku minta maaf

Ibu Danu Tirta Peluk Jasad Anaknya Saat DiautopsiIDN Times/Dini Suciatiningrum

Ayah Danu Tirta, Herman berusaha tegar. Pegawai Kementerian PUPR tersebut mengatakan, semua yang terjadi tidak akan membuat anaknya hidup kembali termasuk jika pelaku dihukum mati.

"Semua saya serahkan pada hukum. Namun, saya pribadi meminta agar keluarga pelaku datang ke rumah saya dan meminta maaf biar jalan Danu di sana tenang," ujarnya.

Baca Juga: Polisi Periksa CCTV di Lokasi Tewasnya DT yang Ditusuk Saat SOTR 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya