Kemenkes: Penyebab 58 Jemaah Haji Wafat Paling Banyak Jantung

Jemaah haji wafat didominasi laki laki

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, penyebab kematian 58 jemaah haji terbanyak adalah penyakit jantung. Dia menerangkan jemaah haji wafat didominasi laki laki dan dari kelompok usia di bawah 60 tahun.

“Yang meninggal lebih banyak pria walau jemaah lebih banyak wanita," ujarnya dalam siaran tertulis, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga: Ini Perbedaan Tarif dan Layanan Mewah Haji Furoda dan Haji Plus 

1. Faktor ancaman suhu di Arab Saudi

Kemenkes: Penyebab 58 Jemaah Haji Wafat Paling Banyak JantungIlustrasi jemaah haji. (IDN Times/Umi Kalsum)

Menurut Budi, ada tiga faktor yang memengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji. Faktor pertama adalah adanya ancaman suhu dan kelembapan di Arab Saudi.

"Sementara ancaman kedua adalah adanya aktivitas yang berlebihan," ujar dia.

2. Jemaah didominasi risiko tinggi

Kemenkes: Penyebab 58 Jemaah Haji Wafat Paling Banyak JantungIDN Times/Gideon Aritonang

Faktor kedua adalah adanya kerentanan kesehatan jemaah haji. Di mana jemaah haji Indonesia didominasi jemaah haji risiko tinggi karena faktor usia dan penyakit.

Selain itu, juga adanya kekambuhan penyakit yang dipicu kelelahan dan kondisi fisik yang menurun.

Faktor ketiga, adalah kapasitas tenaga kesehatan, di mana antisipasi dan respons petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah.

“Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid (penyakit penyerta), tapi bisa kita kendalikan," ujar Budi.

3. Kemenkes gencarkan berbagai macam kampanye kesehatan jemaah haji

Kemenkes: Penyebab 58 Jemaah Haji Wafat Paling Banyak JantungJemaah haji kloter 9 Embarkasi Makassar asal Maluku jelang keberangkatan di Asrama Haji , Sudiang, Makassar, Sabtu (25/6/2022). (Dok. Kemenag Sulsel)

Menurut Budi, kerentanan kesehatan jemaah haji dapat diantisipasi melalui penguatan promosi kesehatan. Berbagai upaya promosi kesehatan dilakukan tim, mulai dari kampanye #jangantungguhaus dari awal sebelum keberangkatan jemaah haji.

Selain itu, juga seruan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri, terutama saat ke luar pondokan dan beribadah.

"Serta adanya kampanye untuk minum obat teratur bagi jemaah haji risti (risiko tinggi) dan memiliki komorbid. Untuk menjaga jemaah tetap sehat dan mencegah atau memperburuk kekambuhan” ujar Budi.

Baca Juga: Cerita Jemaah Haji: Dulu Itu Haji Kelaparan, Sekarang Kekenyangan

4. Tenaga Kesehatan Haji dampingi tiap kloter

Kemenkes: Penyebab 58 Jemaah Haji Wafat Paling Banyak JantungIlustrasi jemaah calon haji Indonesia (IDN Times/Umi Kalsum)

Dari sisi kapasitas tenaga kesehatan, dilakukan melalui penguatan formasi 30, di mana setiap 30 jemaah paling risti di masing-masing kloter harus selalu didampingi Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter. Selain itu, juga adanya screening atau pemeriksaan ulang serta kontrol rutin bagi jemaah haji risti di tiap tiap kloter.

Budi berterima kasih kepada Kementerian Agama atas kerja sama yang baik di lapangan, sehingga penyelenggaraan kesehatan selama operasional haji berjalan baik. Pihaknya juga meminta agar kerja sama yang baik ini terus terjalin, sehingga angka kesakitan dan kematian jemaah haji dapat terus terjaga.

“Jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, ini sesuai dengan yang kami prediksikan. Mudah-mudahan dengan kerja sama berbagai pihak angka 1 per mil bisa kita jaga,” kata Budi.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya