Kisah Penyandang Disabilitas Saat Alami Diskriminasi hingga Depresi

Masyarakat banyak memandang sebelah mata disabilitas

Jakarta, IDN Times - Keberadaan disabilitas seringkali dipandang sebelah mata. Tidak jarang, mereka kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif terutama di lingkungan sekitar.

Seperti yang dialami Siti, karyawan sebuah kafe di Jalan Fatmawati, menuturkan terlahir tidak sempurna membuat dia sulit diterima seperti manusia lainnya.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Seorang Tunanetra yang Berhasil Jadi Dosen Tetap 

1. Siti sering dimaki dan disalahkan

Kisah Penyandang Disabilitas Saat Alami Diskriminasi hingga DepresiIDN Times/ Dini suciatiningrum

Perempuan 25 tahun ini kerap mendapat hinaan sebagai penyandang tunarungu. Yang paling membuat dia sakit hati, saat teman-temannya memanggil dia "budeg".

"Saya pernah bekerja sebagai kasir di sebuah restoran, saat itu saya sering mendapatkan perlakuan diskriminatif. Jika saya salah sedikit mereka selalu ngatain saya, "dasar budeg," ujarnya dengan suara terbata-bata, Selasa (3/11).

Tidak jarang Siti menangis karena mendapat perlakuan negatif dari orang sekitarnya.

2. Fasilitas publik penyandang difabel masih terbatas

Kisah Penyandang Disabilitas Saat Alami Diskriminasi hingga DepresiIDN Times/Fariz Fardianto

Siti menilai, Hari Disabilitas Internasional di Indonesia belum sepenuhnya ramah pada penyandang difabel. Selain sulitnya mendapat pekerjaan, fasilitas publik juga masih terbatas untuk para difabel.

"Contohnya di bis atau kereta pasti tersedia kursi prioritas, namun ditempati orang-orang yang masih normal," ungkapnya.

3. Dani menangis ketika dipanggil cacat oleh teman-temannya

Kisah Penyandang Disabilitas Saat Alami Diskriminasi hingga DepresiDani Aditya saat melakukan stand up comedy dalam rangkaian acara Hari Disabilitas Internasional di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (1/12).

Perlakuan diskriminatif juga sering dialami komika Dani Aditya. Terlahir istimewa, sempat membuat Dani Aditya menjadi bulan-bulanan temannya, hingga membuat dia nyaris putus asa.

Dani menceritakan, dia sering di-bully saat memasuki bangku sekolah, terlebih Dani mengenyam pendidikan di sekolah umum yang mayoritas diisi siswa normal.

Dani sering dipanggil cacat oleh teman-temanya, bully-an tersebut hampir dia dapatkan setiap hari.

"Saya nangis saat itu dikatain dasar cacat, pincang sehingga tiap pulang sekolah menangis dan mengadu sama ibu. Saat itu, ibu mempunyai cara sendiri agar aku kuat yaitu mem-bully saya, tapi gak enak sih di-bully ibu sendiri gak bisa balas nanti durhaka lagi," ceritanya.

4. Sempat depresi gara-gara dianggap gila saat "menembak" cewek yang disukai

Kisah Penyandang Disabilitas Saat Alami Diskriminasi hingga DepresiDani Aditya bersama sang istri saat melakukan stand up comedy dalam rangkaian acara Hari Disabilitas Internasional di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (1/12)/ IDN Times Dini suciatiningrum

Tidak hanya dalam sehari-hari, Dani juga mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan saat ingin menjalin cinta. Saat duduk di bangku SMA, dia pernah jatuh cinta namun tidak tahu cara menyampaikan perasaannya.

Dani meminta saran temannya kemudian sang teman menyarankan agar dia "menembak" dengan cara berbeda sehingga berkesan.

"Saya pun "menembak" cewek itu 'mau gak jadi pacarku'. Dia pun jawab, 'kamu gila ya', saat itu saya drop, depresi, sampai stres. Saya mengurung diri di kamar bingung, kata orang saya disabilitas namun mengapa cewek tadi mengatakan saya gila, sebenarnya saya gila atau disabilitas," ungkap Dani.

5. Masyarakat masih memandang rendah penyandang disabilitas

Kisah Penyandang Disabilitas Saat Alami Diskriminasi hingga DepresiKemeriahan acara Semarak Hari Disabilitas, Minggu (1/12). Dokumen Humas Pemkot Surabaya

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Gufroni Sakaril mengakui, sampai saat ini penyandang disabilitas masih mengalami perlakuan diskriminasi dan stigma negatif.

Bahkan tidak sedikit masyarakat yang memandang rendah para disabilitas karena menilai mereka tidak mampu bekerja.

"Pemerintah memang sudah membuka alokasi CPNS untuk disabilitas, tetapi banyak yang tidak sesuai kemampuan. Sebab, banyak disabilitas yang belum menempuh pendidikan tinggi, karena ya itu masih banyak orang tua menganggap anak disabilitas tidak mampu sehingga sekolah tidak sampai tinggi " imbuhnya.

Baca Juga: Angkie Yudistia: Saya di Istana Menyuarakan 21 Juta Kaum Disabilitas

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya