Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'

Publik menanti transparansi Polri

Jakarta, IDN Times - Seorang lelaki paruh baya nampak menghisap sebatang rokok ditemani segelas kopi di depan rumah milik salah satu warga Perumahan Polri, Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2022) lalu.

Beberapa kali, dia menggeser kursi yang berbahan plastik untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Pria yang akrab disapa Jafar ini merupakan Satuan Pengamanan (Satpam) kompleks tersebut.

Sudah tiga hari, Jafar rela mencari tempat saat berjaga, pasalnya sudah beberapa hari 'kantor'nya sudah dihuni sejumlah polisi.

Sejak polisi menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) baku tembak Bharada E dan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat  di rumah singgah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo di Perumahan Polri, Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) malam, Pos Satpam yang jaraknya ada 100 meter dari rumah Sambo turut dijaga oleh petugas.

"Ya di sana kan ada petugas, jadi sini saja lah," katanya pada IDN Times.

Jafar mengatakan sejak kasus adu tembak ajudan Ferdy Sambo, kompleks yang dihuni pejabat tinggi dari kepolisian dan pensiunan ini ramai didatangi petugas dan awak media.

"Biasanya sepi mbak, namanya juga pejabat pada sibuk," katanya.

Pantauan IDN Times beberapa petugas berseragam berjaga di pos satpam. Sekitar rumah Ferdy tidak ada garis polisi dan pengawalan petugas. Namun, awak media dilarang mendekati rumah Ferdy sejak olah TKP digelar.

1. Rumah Ferdy nampak bagai rumah kosong

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo di Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jafar mengatakan, sampai saat ini masih tidak percaya ada peristiwa adu tembak dalam rumah Ferdy. Pria yang sudah bekerja sebagai satpam selama 10 tahun di kompleks tersebut mengatakan, rumah Ferdy yang berlantai dua serta berwarna coklat tersebut jarang dihuni, bahkan bisa dibilang rumah kosong, terutama sejak pandemik COVID-19.

"Rumahnya sepi, hanya lihat orang yang bersih-bersih sesekali, itu juga orangnya ganti-ganti," katanya.

Terkait dua ajudan tersebut, Jafar juga jarang bertemu dan berbicara banyak, hanya sekadar salam saja.

"Ya paling nyapa aja 'siang Pak', mana mau nongkrong sama kita," katanya.

2. Satpam jadi sasaran kemarahan warga

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'Pot Satpam Komplek Rumah Dinas Polri Duren Tiga (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jafar menambahkan, sampai saat ini, peristiwa berdarah yang sudah berlangsung sepekan masih menjadi pembicaraan warga kompleks, bahkan dia jadi sasaran kemarahan warga karena tidak tahu kejadian tersebut.

"Saya dimarahi warga 'kok satpam gak tahu'. Saat kejadian memang ramai Polisi, tapi saya gak curiga, karena memang hal biasa di sini, saya pikir juga ada acara, karena bapak habis tugas dari Magelang, ya kalau anak buahnya datang ya wajar," katanya.

Terkait penggantian CCTV (Closed Circuit Television), Jafar mengatakan CCTV komplek memang rusak karena tersambar petir satu bulan sebelumnya. Namun sudah diganti dan penggantian decoder CCTV didanai oleh Irjen Ferdy Sambo.

"Iya kesamber petir. Memang beliau juga yang danain, Pak Sambo," katanya.

Dia juga membenarkan jika satu hari setelah penembakan, decoder CCTV diganti oleh penyidik atas izin Ferdy.

Pantauan IDN Times kompleks tersebut sepi, hanya terlihat petugas kepolisian dan awak media.

Baca Juga: Komentari Kasus Ferdy Sambo, Napoleon: Perkara Mudah, Tak Perlu TGPF

3. Rumah singgah untuk isolasi keluarga

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo di Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto, menjelaskan tempat kejadian perkara (TKP) baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E, terjadi di rumah singgah keluarga Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo. TKP berjarak satu kilometer dari rumah pribadi di Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Perlu rekan-rekan ketahui, itu adalah rumah singgah. Jadi, selama pandemik, rumah tersebut dipakai oleh keluarga untuk melakukan isolasi mandiri. Apabila anggota keluarganya yang baru saja pulang dari luar kota melakukan tes PCR, sambil menunggu hasil keluar maka akan melakukan isolasi di rumah tersebut," kata Budhi di Polres Jaksel, Selasa (12/7/2022).

Budhi menjelaskan, sebelum peristiwa penembakan terjadi, istri Kadiv Propam istirahat di kamarnya karena lelah, selepas tiba dari luar kota.

"Ibu sempat tertidur. Nah, pada saat itu, tidak diketahui oleh orang lain, tiba-tiba Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu," ujar Budhi.

Istri Ferdy sempat teriak minta tolong kepada personel lain yang memang ada di rumah tersebut. Teriakan itu membuat Brigadir J panik ditambah mendengar suara deru langkah cepat Bharada E menuruni tangga.

"Saudara E karena berada tangganya letter L, baru separuh tangga kemudian melihat saudara J keluar dari kamar tersebut, menanyakan 'ada apa'. Bukan dijawab, tapi dibalas dengan penembakan," kata Budhi.

4. Ketua RT hanya dengar suara petasan

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01, di rumah singgah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo. (IDN Times/Uji Sukma Medianti)

Namun insiden berdarah tersebut tidak diketahui warga termasuk Ketua RT Kompleks Polri Duren Tiga Rt5/Rw1, Seno Sukarto mengaku tak tahu menahu soal peristiwa baku tembak yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo pada pada Jumat (8/7/2022) lalu.

Dirinya mengaku baru tahu peristiwa itu usai ramai diberitakan oleh media massa. "Kalau saya tahu saya mau cerita, tetapi saya gak tahu, masalahnya itu saja," ujarnya Selasa (12/7/2022).

Menurut Seno, dia baru mengetahui kejadian nahas tersebut pada Senin (11/7/2022). Dia mengatakan, saat kejadian, memang ada sejumlah warga yang mendengar suara tembakan. Namun ketika itu, diasumsikan bahwa suara petasan dilakukan karena berdekatan dengan Hari Raya Idul Adha.

"Saya tidak mendengar apa-apa, jadi saya panggil Satpam, dia bilang suara tembakan itu seperti suara petasan, karena memang sering main kembang api jika Hari Raya baik Idul Adha atau Idul Fitri, sehingga orang sekitar ini menganggap ini suara kembang api mungkin," ungkapnya.

Seno mengatakan, jarang bertemu dengan Ferdy. Namun dia masih ingat sebelum pandemik COVID-19, Ferdy dan istrinya turut memeriahkan acara dengan ikut bernyanyi dalam acara 17 Agustus.

"Saya jarang ketemu karena saya juga dulu aktif di kepolisian jadi paham kesibukkannya," ujar mantan Kapolda di Aceh tersebut.

5. Polri lakukan pembuktian ilmiah menghindari spekulasi

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sampai saat ini, adu tembak yang menewaskan Brigadir J belum ada titik terang. Berbagai spekulasi dan kejanggalan terus mencuat. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menegaskan, akan mengusut kasus penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo melalui pembuktian ilmiah untuk menghindari spekulasi-spekulasi yang kebenarannya belum tentu bisa dipertanggung jawabkan.

"Untuk menghindari spekulasi yang dianalogikan tanpa didukung oleh pembuktian ilmiah dan bukan orang yang expert di bidangnya justru akan memperkeruh keadaan," kata Dedi Prasetyo dalam siaran tertulis, Minggu (17/7/2022).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim khusus gabungan internal dan eksternal. Dalam hal ini, tim tersebut mengedepankan pendekatan Scientific Crime Investigation (SCI).

Dedi memaparkan proses pembuktian ilmiah yang dilakukan oleh jajaran kepolisiaan yakni pihak kedokteran forensik terus berupaya merampungkan hasil autopsi. Kemudian, laboratorium forensik tengah melakukan uji balistik dari proyektil, selongsong dan senjata api dalam peristiwa itu.

"Di tempat kejadian perkara (TKP), pihak Inafis akan melakukan olah TKP untuk menemukan sidik jari DNA, mengukur jarak dan sudut tembakan, CCTV, Handphone dan lainnya," ujar Dedi.

Baca Juga: Keluarga Heran, Kok Brigadir J Malah Disebut Sopir Istri Ferdy Sambo

6. Polri akan menyampaikan fakta secara objektif dan transparan

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'Peta Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo/IDN Times Aditya

Secara paralel, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri juga melakukan pemeriksan ke sejumlah saksi-saksi dan memberikan asistensi ke tim penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan.

"Dengan keseluruhan proses pembuktian ilmiah ini, diharapkan fakta yang sebenarnya akan terungkap," harapnya.

Dedi menegaskan Polri akan menyampaikan secara objektif dan transparan kepada masyarakat terkait dengan penanganan perkara ini.

"Mohon bersabar dulu biar tim bekerja. Jadi nanti hasilnya akan sangat jelas dan komprehensif karena bukti yang bicara secara ilmiah dan ada kesesuaian dengan hasil pemeriksaan para saksi-saksi," imbau Dedi.

7. Komnas HAM bertemu keluarga

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'IDN Times/Margith Juita Damanik

Untuk membuka tabir gelap kasus nahas tersebut, sebagai langkah awal, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM yang tergabung dalam Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait kejanggalan tewasnya Brigadir menemui keluarga Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Sungai Bahar, Jambi.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengungkapkan, pihaknya menemui keluarga J sejak Sabtu, (16/7) kemarin. Dalam pertemuan tersebut, Anam mengaku mendapat banyak keterangan dari pihak keluarga.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam memgungkapkan, pihaknya menemui keluarga J sejak Sabtu, (16/7) kemarin. Dalam pertemuan tersebut, Anam mengaku mendapat banyak keterangan dari pihak keluarga.

"Memang Komnas HAM sejak kemarin berada di Jambi, ketemu dengan pihak keluarga. Kami diberikan banyak keterangan dan juga foto serta video, yang penting kami diberikan konteks," ujarnya dalam keterangan video, Minggu (17/7/2022).

Anam menambahkan dalam pertemuan tersebut, Komnas HAM lebih banyak mendapatkan informasi dan gambran dari yang tersebar di publik, khususnya soal foto dan video, termasuk peretasan hanphone. Selain itu, Anam juga mendapatkan keterangan tentang kedatangan petugas kepolisian dalam jumlah banyak.

"Kami juga dikasih keterangan peristiwa itu apa, backgroundnya apa, kapan waktunya, momentumnya apa, dan siapa yang datang ke sana kami diberi tahu semua oleh pihak keluarga," katanya.

8. Kapan titik terang kasus terbuka?

Menanti Titik Terang Kasus Brigadir J di Tragedi 'Rumah Kosong'Kepolisian menggelar olah TKP terkait kasus polisi tembak polisi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Anam menegaskan pertemuan Komnas HAM tersebut dengan keluarga korban jadi langkah pertama dalam proses penyelidikan adu tembak dua ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo yang terjadi pada Jumat, (8/7/2022).

Anam mengatakan Komnas HAM bekerja dan bergerak secara secara objektif, dan akan mendalami berdasarkan fakta.

"Banyak yang menyumbang pikiran tentang analisis dan motif, itu nanti masih proses. Jadi kami tidak berangkat dari motif, tetapi dari jejak-jejak dan fakta-fakta yang ada.
Habis itu kami pasti akan panggil teman-teman di pihak yang lain, teman-teman polisi, teman-teman dokter, siber, dan sebagainya termasuk juga pihak dari Pak Sambo, termasuk juga kami berharap bisa bertemu langsung dengan pihak istrinya,” imbuh Anam.

Terkait berapa lama proses penyelidikan, Anam berharap kasus ini bisa selesai secepatnya namun dari kasus yang ditangani Komnas HAM sampai saat ini tergantung dari berbagai pihak.

"Secara prinsip kami kepengin cepat, tetapi sebagai pengalaman kasus di Komnas tergantung dari pihak yang lain, ada yang pihak-pihak yang kami undang atau kita panggil untuk meminta keterangan dan sebagainya, itu tidak ketemu jadwalnya sehingga molor. Yang penting, kami sedang berproses dan kami masih tetap di Jambi, dan kami masih mendalami proses berbagai hal yang sehingga kami bisa mendapatkan banyak hal," ujarnya.

Baca Juga: Bharada E Tak Juga Muncul, Eks Kabais Curiga Sengaja Disembunyikan 

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya