Menkominfo: Idulfitri Jadi Momen Persiapan Berdamai dengan COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan, Idulfitri menjadi kesempatan untuk memperkokoh kesiapan Indonesia berdamai dengan virus corona atau COVID-19.
"Bulan suci Ramadan dan Idulfitri memperkokoh kesiapan kita untuk berdamai dengan COVID-19. Melalui kesempatan ini menekan berdamai bukan berarti menyerah, berdamai menyesuaikan diri dengan kedisiplinan yang tinggi untuk menjalankan protokol kesehatan, sebagai upaya untuk memutus mata rantai COVID-19," ujar Johnny dilansir Antara, Minggu (24/5).
1. Normal baru memastikan kesehatan tetap prioritas, dan produktivitas tetap terjaga
Johnny mengatakan sesuai arahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, masalah kesehatan COVID-19 memang menjadi utama, namun aspek non-medis juga menjadi prioritas untuk dilaksanakan.
Karena itu, Johnny mengatakan, produktivitas ekonomi dan industri, dunia usaha, serta Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) dan juga ultra mikro tetap harus dilaksanakan, untuk menjaga lapangan kerja dan penghasilan masyarakat.
"Kondisi ini disebutkan era normal baru, normal baru memastikan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas di saat bersamaan produktivitas dan sosial ekonomi tetap terjaga," kata dia.
Baca Juga: Ahli Epidemiologi: Indonesia Belum Siap untuk Skenario New Normal
2. Pelaksanaan era normal baru memerlukan kerja sama seluruh komponen
Editor’s picks
Menurut Johny pelaksanaan era normal baru tersebut, memerlukan kerja sama seluruh komponen bangsa.
"Kami menyebut kerja sama ini dengan lima jaringan sinergi, di mana lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dunia akademis, dunia usaha dan media, harus terus bergotong-royong secara sungguh-sungguh menghadapi pandemik COVID-19," kata dia.
3. Berdamai dengan virus corona menjadi filosofi sangat tinggi
Sementara, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, memasuki era normal baru, di mana masyarakat diajak berdamai dengan virus corona, menjadi filosofi sangat tinggi.
Sebab, menurut Nasaruddin, hal itu telah sesuai dengan agama Islam yang menganjurkan umat Islam, khususnya, untuk berdamai dengan musibah, berdamai dengan penyakit, berdamai dengan kekecewaan dan penderitaan.
4. Bersahabat dengan sesuatu, maka sesuatu itu akan bersahabat dengan kita
Nasaruddin mengutip hasil penelitian perhimpunan ahli anestesi, yang menyimpulkan bahwa orang yang beriman tidak pernah merasakan sakit 100 persen, hanya 60 persen. Sementara, orang yang tidak punya keyakinan akan merasakan kesakitan, bahkan dua kali lipat.
Tidak hanya itu, Nasaruddin juga mengatakan, manusia harus bersahabat dengan alam semesta. "Secara teologi bersahabat dengan sesuatu, maka sesuatu itu akan bersahabat dengan kita," ujar dia.
Baca Juga: Kemenkes Rilis Aturan New Normal di Tempat Kerja, Ini Isi Lengkapnya