Ngeri! Jakarta Juara Polusi Udara Dunia Meski ASN DKI WFH 

Kebijakan WFH belum efektif kurangi polusi udara

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah menerapkan kebijakan work from home (WFH) bagi sebagian Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengurangi polusi udara sejak Senin (21/8/2023). Namun, kebijakan tersebut ternyata belum memengaruhi kualitas udara.

Berdasarkan laman IQ Air, polusi udara di Ibu Kota menduduki posisi pertama sebagai kota udara terkotor di dunia pada Jumat (22/8/2023) pukul 14.31 WIB.

Indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 161 dengan polutan utamanya PM2.5 dan nilai konsentrasi 70 µg/m³ (mikrogram per meter kubik). Padahal, standar kualitas udara ideal dari WHO memiliki bobot konsentrasi PM2.5 antara 0 sampai 5 mikrogram per meter kubik.

"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian dikutip IQAir.

1. Jakarta terpolusi dibanding Dubai

Ngeri! Jakarta Juara Polusi Udara Dunia Meski ASN DKI WFH Rangking kota berpolusi dunia/IQAIR

Dalam data tersebut, posisi Jakarta jauh di atas Dubai, Uni Emirat Arab, yang 'hanya' mencatatkan nilai AQI 157 dan Johannesburg, Afrika Selatan dengan nilai 148.

IQair menyarankan agar warga memakai masker jika beraktivitas di luar ruangan. Namun jika dalam ruangan, sebaiknya menyalakan penyaring udara (air purifier) dan menutup jendela.

Baca Juga: Kemenkeu: Kebijakan WFH Tak Akan Ganggu Kinerja Ekonomi 

2. Masalah polusi udara tidak hanya di Jakarta

Ngeri! Jakarta Juara Polusi Udara Dunia Meski ASN DKI WFH Keterangan Pers Usai Ratas Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek pada Senin (14/8/2023). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan permasalahan polusi udara tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga wilayah penyangga.

"Pertama polusi itu tidak hanya di Jakarta ya, mungkin dari Jabodetabek," ujar Heru di Balai Kota, Rabu (23/8/2023).

Heru menerangkan ada sejumlah faktor yang memengaruhi kualitas udara di Jakarta mulai kendaraan sampai industri. Untuk itu, Pemprov DKI menerapkan WFH agar langit di Jakarta bisa biru saat KTT ASEAN berlangsung pada 4 sampai 7 September 2023.

Namun, kebijakan WFH untuk ASN DKI tak berlaku pada lingkup pelayanan umum dan berimbas langsung ke masyarakat seperti sekolah, rumah sakit, dan beberapa sektor lainnya.

3. Kualitas udara di Jakarta tidak baik

Ngeri! Jakarta Juara Polusi Udara Dunia Meski ASN DKI WFH Ilustrasi Polusi Udara. (IDN Times/Anata)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengakui kualitas udara di Jakarta buruk. Kondisi ini terlihat dari aplikasi atau alat pemantau kondisi udara yang melaporkan polusi di Ibu Kota dengan konsentrat polutan yang tinggi.

"Memang, kami akui kondisi udara Jakarta memang sedang tidak baik-baik saja. Bisa dilihat dari IQ Air dan beberapa aplikasi lain seperti JAKI, KLHK dan BMKG," ujar Asep dalam YouTube FMB91_IKP, Kamis (24/8/2023).

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya