Pasien COVID-19 Varian XBB Bertambah 3, Total Ada 4 Kasus di Indonesia

Semua pasien COVID-19 Varian XBB dinyatakan sembuh

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril melaporkan penambahan kasus subvarian Omicron XBB di Indonesia. Sampai Selasa (24/10/2022) terdapat penambahan tiga kasus varian Omicron XBB di tanah air.

"Sebelumnya ada satu, sehingga saat ini di Indonesia ada empat. Ketiganya merupakan transmisi lokal, sebelumnya ada satu dari Jawa Timur" ucapnya saat konferensi pers virtual, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga: Pasien COVID-19 XBB Pertama Indonesia Baru Pulang dari Lombok

1. Semua pasien varian XBB jalani isolasi mandiri

Pasien COVID-19 Varian XBB Bertambah 3, Total Ada 4 Kasus di IndonesiaHotel Yasmin di Kabupaten Tangerang dijadikan tempat isolasi bagi pasien COVID-19 dengan gejala ringan (ANTARA FOTO/Fauzan)

Syahril mengungkapkan pasien varian XBB ini merasakan gejala yang ringan yakni batuk, pilek dan menjalani isolasi mandiri.

"Semuanya menjalankan isolasi mandiri. Tidak ada yang dirawat, dan dinyatakan sembuh," ujar Syahril.

 

2. Tingkat kematian varian XBB rendah

Pasien COVID-19 Varian XBB Bertambah 3, Total Ada 4 Kasus di IndonesiaIlustrasi petugas saat disinfektan COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Syahril menegaskan varian COVID-19 ini menular seperti varian COVID-19 yang sebelumnya, namun tingkat fatalitasnya dan kesakitan tidak terlalu tinggi.

"Sebagaimana yang disampaikan Dirjen WHO, gejalanya tidak terlalu berat, angka kesakitannya di rumah sakit tidak banyak dan angka kematianya rendah," imbuhnya.

 

3. Menkes ingatkan potensi kenaikan kasus awal tahun

Pasien COVID-19 Varian XBB Bertambah 3, Total Ada 4 Kasus di IndonesiaMenteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, membuka Health Working Group (HWG) ke-3 di Bali, Senin (22/8/2022). (dok. Kemenkes)

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan, Indonesia memang sudah berhasil menangani pandemik, namun masih ada tantangan karena akan ada variasi varian baru COVID-19.

"Tapi karena vaksinasi kita sangat baik, sekarang sudah 440 juta dosis disuntikkan ke lebih 240 juta warga sehingga imunitas kita baik dan protokol kesehatan kita relatif konservatif. Pak Presiden pernah nyuruh pakai masker sampai sekarang masyarakat terbiasa pakai masker," ujarnya.

Sementara, lanjut Budi, negara lain sudah percaya diri mengeluarkan kebijakan untuk membuka masker.

"Itu sebabnya kasus di Singapura naik tinggi. Mudah-mudahan Januari Februari (2023) kita hadapi potensi kenaikan dengan baik, sehingga Indonesia jadi salah satu negara di dunia yang sedikit sekali yang 12 bulan berurut-urut tidak melihat ada lonjakan. Tetap protokol kesehatan, jika belum booster segera booster," imbau Menkes.

Baca Juga: Menkes Minta BPOM Tes Tiap Batch Obat Cegah Gagal Ginjal Terulang

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya