Penyakit Jantung Dominasi Kasus Kematian Jemaah Haji RI

Kemenkes memberikan saran untuk kurangi risiko

Jakarta, IDN Times - Penyakit jantung mendominasi kematian jemaah haji di Indonesia hingga hari ke-28 operasional haji tahun 2022. Dari 14 kematian, 12 di antaranya disebabkan penyakit jantung.

Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Mohammad Rizki Akbar, menerangkan sampai saat ini, sebanyak 462 jemaah yang menjalani pemeriksaan rawat jalan, 42 di antaranya terkait dengan kelainan jantung.

"Sementara dari total 179 jemaah yang menjalani rawat inap, 13 di antaranya merupakan pasien jantung," ujarnya dalam siaran tertulis, Kamis (30/6/2022).

1. Kelompok gagal jantung keluhan yang sering banyak muncul adalah sesak nafas

Penyakit Jantung Dominasi Kasus Kematian Jemaah Haji RIilustrasi gangguan jantung (pexels.com/freestocks.org)

Dia menerangkan, setidaknya terdapat tiga jenis kelainan jantung yang dialami jemaah yang dirawat di KKHI Makkah.

“Kelompok pertama yang paling banyak masuk kepada kelompok gagal jantung,” ujar Rizki.

Pada kelompok ini keluhan yang sering banyak muncul adalah sesak napas. Selain itu juga mudah lelah saat beraktivitas, atau biasanya ditandai dengan adanya bengkak di tungkai kaki.

“Biasanya terjadi karena minum obat tidak teratur, atau aktivitas ibadah fisik yang terlalu berat” ujar Rizki.

Baca Juga: Jelang Puncak Haji, Jemaah Diimbau Tak Lakukan Perjalanan Jauh

2. Nyeri pada dada dan berdebar

Penyakit Jantung Dominasi Kasus Kematian Jemaah Haji RIIlustrasi jemaah haji Indonesia (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Kelompok kedua adalah pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada. Menurut Rizki, hal ini terjadi, karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung. Sementara kelompok ketiga adalah pasien yang datang dengan keluhan berdebar.

“Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada irama jantungnya” ujar dia menjelaskan.

3. Jemaah yang memiliki faktor risiko jantung segera diminta segera lapor

Penyakit Jantung Dominasi Kasus Kematian Jemaah Haji RISuasana Haji di tengah pandemik COVID-19 tahun 2020 (Youtube.com/Makkah Live - Hajj 2020)

Rizki menyarankan setiap merasakan keluhan, jemaah yang memiliki faktor risiko jantung harus segera menyampaikan kepada petugas kesehatan di kloter, baik kepada dokter maupun perawat, sehingga segera dapat dilakukan evaluasi terhadap kondisi jemaah dan diputuskan tindakan yang dibutuhkan jemaah.

“Sehingga mereka bisa langsung lakukan evaluasi apakah ini terkait dengan memburuknya kondisi ataukah tidak. Dengan demikian kita bisa melakukan pelayanan pengobatan di KKHI,” imbau  Rizki.

Baca Juga: 95 Jemaah Haji di Saudi Sakit, 14 Meninggal Dunia

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya