Tes GeNose Tak Berlaku saat PPKM Darurat, Ini Kata Peneliti GeNose C19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Persyararan perjalanan menggunakan tes GeNose tidak berlaku selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Menanggapi hal tersebut, Tim GeNose C19 menegaskan bahwa sampai saat ini GeNose masih digunakan di fasilitas publik pada berbagai sektor di masyarakat.
"Ini sekaligus meluruskan informasi bahwa GeNose C19 resmi dilarang digunakan sebagai syarat perjalanan transportasi bahkan ditarik izin edarnya. Banyak berita negatif dan bahkan cenderung tidak benar soal GeNose yang harus diluruskan kepada publik,” papar Juru Bicara Tim GeNose, dr. M. Saifudin Hakim, dalam siaran tertulis dikutip laman ugm.ac.id, Kamis (8/9/2021).
1. Izin edar GeNose C19 masih berlaku
Saifudin menegaskan informasi yang menyebut GeNose C19 disebut resmi dilarang sebagai syarat perjalanan untuk seterusnya itu merupakan kesimpulan sepihak atas kebijakan PPKM Darurat yang tidak memasukkan GeNose sebagai syarat melakukan perjalanan selama PPKM Darurat.
"Izin edar GeNose C19 juga masih berlaku sehingga tidak ada alasan untuk melakukan pelarangan penggunaan GeNose C19 di masyarakat," imbuhnya.
Baca Juga: Syarat Perjalanan di Masa PPKM Darurat, Genose Tak Berlaku Lagi
2. Akurasi GeNose di angka 93-94 persen
Kesempatan libur penggunaan GeNose C19 di sektor transportasi digunakan oleh Tim Peneliti dan Pengembang GeNose untuk menambah data varian baru virus COVID-19 ke kecerdasannya.
Uji Validasi Eksternal masih dijalani oleh GeNose C19. Hal itu akan membantu hidung elektronik mengendus terduga COVID-19 dengan lebih akurat pada situasi penggunaan riil di lapangan.
“Akurasi GeNose sampai saat ini masih di angka 93-94 persen dan akan terus kita tingkatkan,” imbuh Hakim.
Editor’s picks
3. Varian baru COVID-19 semakin memperkuat Artificial Intelligence (AI) dan akurasi GeNose C19
Menurut Hakim penambahan data varian baru COVID-19 akan semakin memperkuat Artificial Intelligence (AI) dan akurasi GeNose C19. GeNose C19 justru harus semakin terus digunakan pada situasi riil agar semakin cerdas.
“GeNose C19 ini ibarat hidung sekaligus otak elektronik. Jika keduanya dilatih terus secara serempak, kita akan memiliki teknologi inovatif yang praktis, simpel, dan tepat,” kata Hakim.
Saat ini, GeNose C19 juga masih tetap dipergunakan sebagai alat skrining di berbagai sektor dan kegiatan, antara lain perkantoran, kampus, pondok pesantren, dan korporasi.
“Operator GeNose C19 ini tidak akan rugi memiliki GeNose C19. Ke depannya, GeNose C19 bisa kita kembangkan untuk mendeteksi penyakit-penyakit terkait pernapasan lainnya, tidak hanya Covid-19. Hanya dengan mengganti ‘otak’-nya itu tadi,” jelas Hakim.
4. Tim peneliti Genose tepis keraguan masyarakat
Hakim juga menepis keraguan masyarakat terhadap kemampuan GeNose C19 mendeteksi kemungkinan COVID-19 pada pengguna.
“Data kami menunjukkan bahwa GeNose C19 mampu mendeteksi terduga pengguna positif Covid-19 pada koridor perjalanan,” tuturnya
Data itu mencerminkan tingkat persentase positif sebanyak 9 persen (positivity rate) pada populasi calon pejalan yang tanpa gejala atau merasa sehat. Angka tersebut mendekati rata-rata tingkat positif nasional setinggi 14 persen.
Baca Juga: Pakar Biomolekuler Minta Setop GeNose Jadi Syarat Perjalanan