Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unnamed (98).jpg
Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dewanto. (dok. DPRD DKI Jakarta)

Intinya sih...

  • Penyederhanaan proses perizinan melalui layanan terpadu satu pintu (PTSP) dan sistem perizinan berbasis online (OSS) untuk daya tarik investasi.

  • Investasi baru menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Jakarta, dengan fokus pada UMKM, ritel modern, transportasi, pariwisata, dan kuliner.

  • Sinergi kebijakan pro-bisnis dan perlindungan sosial meningkatkan ekosistem investasi Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif.

Jakarta, IDN Times - DPRD Provinsi DKI Jakarta bersama pemerintah provinsi terus menunjukkan komitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dewanto.

Menurutnya, Jakarta kini menjadi salah satu kota dengan daya tarik investasi tertinggi di Indonesia. Kemudahan perizinan, infrastruktur yang memadai, serta potensi pasar yang besar menjadikan Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang strategis.

1. Penyederhanaan proses perizinan

Ilustrasi Jalan Jenderal Sudirman menuju ke Thamrin. (IDN Times/Herka Yanis)

Hal itu tak hanya menguntungkan dari sisi pendapatan daerah, tetapi juga berdampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja dan pengurangan angka pengangguran. Salah satu kunci utamanya adalah penyederhanaan proses perizinan melalui layanan terpadu satu pintu (PTSP) dan sistem perizinan berbasis online (OSS). 

Dengan layanan tersebut, pelaku usaha dapat mengurus berbagai izin dengan lebih cepat, efisien, dan transparan. Proses yang lebih sederhana dan kepastian hukum yang tinggi menjadi daya tarik utama bagi investor lokal maupun asing untuk menanamkan modalnya di Jakarta.

2. Menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Jakarta

Wagub DKI Jakarta Rano Karno membuka kegiatan Job Fair Wilayah Jakarta Timur Gelombang I di Tamini Square pada Rabu (26/2/2025). (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Masuknya investasi baru, baik di sektor industri, jasa, perdagangan, maupun teknologi, secara langsung menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Jakarta. Banyak sektor usaha yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Terutama pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ritel modern, transportasi, serta sektor pariwisata dan kuliner. 

Dengan tersedianya lapangan kerja, masyarakat memiliki lebih banyak kesempatan untuk memperoleh penghasilan yang layak. Dengan demikian, mampu menurunkan angka pengangguran secara bertahap.

Selain itu, DPRD Provinsi DKI Jakarta bersama pemerintah provinsi aktif menggandeng dunia usaha dalam pelatihan vokasi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal. Program pelatihan bertujuan menciptakan tenaga kerja kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia industri. 

Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing pekerja Jakarta dalam menghadapi tantangan pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.

3. Sinergi antara kebijakan pro-bisnis dan perlindungan sosial

Potret Monumen Nasional atau Monas di Jakarta Pusat (unsplash.com/affanfadhlan)

Di tengah tantangan global dan dinamika ekonomi pascapandemik, keberhasilan Jakarta dalam menarik investasi menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara kebijakan yang pro-bisnis dan perlindungan sosial dapat berjalan beriringan. 

Dengan memperkuat ekosistem investasi, Jakarta berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif. Setiap warga memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak dan kehidupan sejahtera.

Selain itu, Wahyu pun mendorong Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) berkolaborasi dengan Dinas Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi (Disnakertrans). (WEB)

Editorial Team