Kemenag Lakukan Penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA, Ini Hasilnya
Anak SMA sedang kerja kelompok (dok. smadwiwarna.sch.id)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balitbang dan Diklat Kementerian Agama kembali meneliti peserta didik pada tingkat Madrasah Aliyah (MA) atau setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2020. Hasil penelitian tersebut menghasilkan indeks Karakter Peserta Didik MA/SMA yang masuk kategori tinggi sebesar 71,41.
Sebelumnya, Balitbang dan Diklat Kemenag juga melakukan penelitian serupa dengan hasil Indeks Karakter Peserta Didik MA/SMA sebesar 70,21 pada 2018 dan 70,70 pada 2019. Dengan nilai dua tahun sebelumnya tersebut, berarti selama tiga tahun ini karakter peserta didik MA/SMA mengalami peningkatan.
1. Penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA 2020 memperhatikan beberapa dimensi
Ilustrasi suasana ruangan kelas di SMA (inikpop.com)Penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA dilakukan dengan menyurvei karakter peserta didik yang meliputi dimensi religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Untuk dimensi religiositas, pemahaman doktrinal, praktik personal, rasa penting agama, rasa bangga, dan praktik sosiallah yang disurvei. Untuk dimensi-dimensi yang lain juga terdapat beberapa hal yang disurvei.
Adapun hasil dari survei tersebut ditemukan bahwa nilai dimensi peserta didik SMA/MA tahun 2020, yakni dimensi religiositas sebesar 73,25, dimensi kemandirian 66,67, dimensi integritas 72,01, dimensi nasionalisme 73,01, dimensi gotong royong 69,18.
Baca Juga: Begini Potret Pendidikan Profesi Guru bagi Guru PAI di Kemenag
2. Ini metode penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA 2020
Ilustrasi mengolah data penelitian. (campus-tutorial.com)Penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA menggunakan metode penelitian dengan melakukan survei di 34 provinsi, 170 kabupaten/kota. Populasi penelitian ini sendiri adalah peserta didik jenjang MA/SMA/lembaga keagamaan sederajat.
Editor’s picks
Adapun sampel penelitian tersebut menggunakan multi stage random sampling pada 850 lembaga penelitian dengan rincian 532 MA, 290 SMA, dan 39 lembaga keagamaan. Tiap lembaga tersebut diambil sampel yang diwakili 10 anak yang dipilih acak sistematis. Anak-anak yang mengikuti survei ini diberikan 170 soal, dengan jawaban mereka dihitung secara komposit atau 5 dimensi.
3. Klasifikasi didasarkan daerah dengan indeks karakter tertinggi
Siswi MA sedang mengumpulkan tugas (human.yru.ac.th)Dari metode Penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA tersebut kemudian terdapat responden yang terjaring, yakni 8.408 siswa. Dengan rincian terdapat 3.573 pria dan 4.835 perempuan yang berasal dari kelas X sebesar 2.739 siswa, kelas XI 3.026 siswa, dan kelas XII sebesar 2.645 siswa.
Sementara itu, Balitbang dan Diklat Kemenag juga mengklasifikasikan delapan provinsi dengan indeks karakter tertinggi, yakni Sumatera Selatan sebesar 73,01, DKI Jakarta 72,45, Kalimantan Barat 72,31, Kalimantan Timur 73,49, Sumatera Barat 73,98, DI Yogyakarta 74,33, Jawa Timur 72, 66, dan Bali sebesar 72,33.
4. Rekomendasi penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA 2020
Siswi SMA sedang tadarus Alquran (man15jkt.sch.id)Berdasarkan hasil penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA, setidaknya berikut adalah beberapa hal yang direkomendasikan. Seperti
- Peningkatan pembangunan karakter diprioritaskan pada aspek terlemah masing-
masing dimensi. - Pada dimensi kemandirian, aspek yang perlu diperhatikan aspek emosi kemandirian.
- Pada dimensi integritas, aspek yang perlu diperhatikan aspek tanggung jawab.
- Sinergitas trilogi pusat pendidikan: keluarga, masyarakat, dan sekolah perlu lebih
dioptimalkan dalam penguatan karakter, - Contoh dan keteladanan semua pihak (baik orang tua, guru, siswa senior).
- Pada dimensi gotong royong, aspek yang perlu diperhatikan adalah aspek kerja sama/ kolaboratif.
- Pemanfaatan media sosial.
Nah, itu tadi hasil Penelitian Karakter Peserta Didik MA/SMA 2020. Peningkatan karakter peserta didik selama tiga tahun terakhir ini semoga juga meningkat di tahun-tahun berikutnya ya! Karena itu, para pelaku kepentingan di bidang pendidikan sebaiknya mengikuti rekomendasi yang diberikan Balitbang dan Diklat Kemenag tersebut. (WEB)
Baca Juga: Tahun 2021, Kemenag Refocusing Anggaran Hampir Rp 2 T untuk COVID-19
Berita Terkini Lainnya
