Jelang 2024, Generasi Muda Diajak Terapkan Pancasila Lawan Polarisasi

PP ISKA gelar pendidikan tentang keberagaman

Jakarta, IDN Times - Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) baru saja mengadakan kegiatan Pendidikan Kader Kebangsaan Angkatan 1 di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta pada Minggu (30/7/2023).

Kegiatan yang bertemakan "Merdeka dalam Keberagaman" tersebut baru pertama kalinya digelar, dan diikuti oleh 50 orang peserta.

1. Para pengisi materi kegiatan

Jelang 2024, Generasi Muda Diajak Terapkan Pancasila Lawan Polarisasiilustrasi Garuda Pancasila (IDN Times/Abraham Herdyanto)

Kegiatan tersebut juga diisi berbagai materi yang dibawakan oleh Guru Besar STF Driyarkara Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, Presidium Dialog Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan PP ISKA MM Restu Hapsari, Dosen STF Driyarkara Dr. A Setyo Wibowo, dan Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi Moh. Aan Anshori.

Menurut Ketua Presidium Pengurus Pusat ISKA, Luky A Yusgiantoro, kegiatan ini bertujuan untuk merawat sekaligus menjaga nilai-nilai keberagaman agama, kepercayaan, suku, ras, adat istiadat, serta golongan.

"Kami berharap agar para peserta ini mampu berjejaring lintas agama dan kepercayaan tanpa membedakan suku, ras, adat istiadat dan golongan dari komunitas terdekat masing-masing peserta seperti sekolah, universitas, RT, RW dan sekitarnya," jelas Luky A Yusgiantoro dalam siaran resmi.

2. Pancasila harus menjadi pedoman

Jelang 2024, Generasi Muda Diajak Terapkan Pancasila Lawan Polarisasiilustrasi Pancasila (unsplash.com/mufidpwt)

Sementara itu, Prof. Dr. Franz Magnis Suseno menegaskan bahwa pancasila sebagai nilai, cita-cita dan etika harus menjadi pedoman dalam berbagai aktivitas kita. Ia juga menambahkan, tantangan hari ini dan masa depan kita pada radikalisme dan polarisasi yang masif di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Pancasila mengajarkan kita untuk hormat terhadap kebebasan beragama dengan harapan kita harus menolak ideologi-ideologi yang menyangkal nilai bangsa, harus kebal terhadap hasutan-hasutan populistik," kata Prof. Dr. Franz Magnis Suseno.

3. Keberagaman agama menjadi kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia

Jelang 2024, Generasi Muda Diajak Terapkan Pancasila Lawan PolarisasiSukma Shakti/IDN Times

Sementara itu, Moh. Aan Anshori mengatakan keberagaman yanga da merupakan ekayaan dan keindahan bangsa Indonesia yang bisa dijadikan kekuatan untuk membentuk persatuan dan kesatuan nasional.

"Saya berberharap banyak generasi muda Katolik meyakini dirinya telah ditakdirkan untuk menjaga kebhinekaan Indonesia. Slogan 100 persen Katolik 100 persen Indonesia senyata menegaskan tersebut. Itu berarti, mereka memiliki tugas untuk ikut serta memastikan generasi muda agama lain memiliki visi dan misi serupa," jelas dia.

Untuk bisa melaksanakan hal di atas, lanjutnya, kader-kader Katolik perlu dibekali setidaknya lima hal pertama, tahan banting dalam konfidensi atas kekatolikan dan keindonesiaannya. Kedua, pemahaman mendalam (kritis-empatif) atas keberadaan kelompok di luar Katolik, khususnya saudara-saudaranya yang beragama Islam.

Ketiga, strategi berelasi dan membangun jaringan lebih besar untuk tujuan mengkampanyekan toleransi dan keadilan. Keempat, kemampuan dasar menulis untuk mengartikulasikan gagasan dan pengalamannya ke publik. Kelima, turun ke grassroot.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya