Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo diprediksi akan lebih banyak warna dengan gaya komunikasi Jokowi yang kini lebih terbuka. Hal itu disampaikan Fahri Hamzah dalam acara Mata Najwa dengan topik "Membaca Jokowi di Jilid 2", Rabu (20/11) malam ini.
Bagaimana pembacaan Fahri terhadap pemerintahan Jokowi pada jilid II ini? Simak terus laporan diskusi seru narasumber Mata Najwa, hanya di IDN Times.
Bagi Fahri sendiri, ia menilai bahwa rekonsiliasi yang dilakukan dua pucuk elite politik yakni Jokowi dan Prabowo Subianto, dinilai sebagai upaya positif untuk menyatukan rakyat yang sempat terbelah di masa Pilpres 2019.
"Pak Jokowi bilang, beliau mau cepat, jadi mereka rekonsiliasi. Prabowo diajak jadi menteri, Jokowi membiarkan Prabowo masuk ke dalam kabinet. Ini pesan dari Presiden Jokowi untuk masyarakat bahwa kita suah bersatu," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini.
Walau begitu, Fahri juga menilai bahwa pesan dari elite politik itu nampaknya belum merata diserap oleh masyarakat. Menurutnya lagi, masih ada segelintir masyarakat Indonesia yang masih terbelah.
"Sayangnya, tidak semua masyarakat sudah bersatu lagi. Masi ada yang terbelah dan tidak ada satu respons dari pemerintah yang betul-betul menunjukkan mereka ingin segera kerja, kerja, dan kerja. Pokoknya, siapa-siapa yang gak berkepentingan di pemerintahan, tidak perlu berdebat ini-itu," tegas Fahri lagi.
Di acara Rabu (20/11) malam ini sendiri, Mata Najwa mengundang beberapa tokoh politik yang cukup berpengaruh. Hadir di acara ini Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman, dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.