Proyek Pembangunan Taman Nasional Komodo, Warga Terbelah Jadi 2 Kubu

Ada pihak yang mendukung dan menentang proyek tersebut

Jakarta, IDN Times - Warga di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Nusa Tenggara Timur, yang biasa menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata, kehilangan sumber pendapatan sejak pandemik COVID-19 masuk ke Indonesia pada Maret lalu.

Kini, beban hidup masyarakat Pulau Komodo akan semakin bertambah lantaran adanya proyek pembangunan berskala internasional, yang melibatkan investor atau pihak swasta yang tengah berlangsung di tempat mereka.

Baca Juga: Kecam Proyek Jurassic Park di TNK, Walhi: Membahayakan Habitat Komodo

1. Pendapatan warga Pulau Komodo berkurang sejak adanya pandemik COVID-19

Proyek Pembangunan Taman Nasional Komodo, Warga Terbelah Jadi 2 KubuRencana pembangunan di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo yang akan dijadikan Wisata Jurassic (Dok. Kementerian PUPR)

Mereka mengeluh terkait pembangunan tempat wisata eksklusif di TNK, salah satunya proyek pembangunan ‘Jurassic Park’ di Pulau Rinca, Manggarai Barat, NTT, yang saat ini sudah ditutup untuk wisatawan.

“Untuk sementara sumber pendapatan masyarakat yang dari pariwisata tentu tidak bisa. Lagian juga bersamaan dengan corona ini kan pariwisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo ini mengalami kemunduran luar biasa,” kata warga Pulau Komodo, Alimudin, saat dihubungi IDN Times, Selasa (27/10/2020).

2. Warga Pulau Komodo terpecah, ada yang mendukung dan menentang proyek pembangunan wisata 'Jurassic Park'

Proyek Pembangunan Taman Nasional Komodo, Warga Terbelah Jadi 2 KubuIstimewa

Alimudin menuturkan, warga Pulau Komodo saat ini sedang terpecah menjadi dua kubu. Ada yang mendukung dan ada yang menentang pembangunan proyek wisata ‘Jurassic Park’ tersebut.

Menurut Alimudin, warga yang setuju dengan adanya proyek wisata itu karena termakan oleh janji manis pengembang, di mana jika proyek itu nanti sukses dibangun, maka warga Pulau Komodo akan menikmati hasil dari para wisatawan yang berlibur. Lapangan pekerjaan juga disebutkan akan terbuka lebar.

“Jadi beberapa waktu lalu itu warga, tokoh-tokoh masyarakat yang ada di taman nasional itu diundang di Labuan Bajo untuk sosialisasi. Mereka diiming-imingi (proyek pembangun wisata) akan menyejahterakan masyarakat. Nah dengan pemikiran seperti ini kan sudah tentu sebagian masyarakat akan setuju,” ujarnya.

3. Alasan sebagian warga menolak proyek pembangunan wisata 'Jurassic Park'

Proyek Pembangunan Taman Nasional Komodo, Warga Terbelah Jadi 2 KubuTaman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (IDN Times/Aryodamar)

Namun, lanjut Alimudin, belajar dari pengalaman di banyak tempat terkait kapitalisasi objek wisata oleh pihak swasta, sebagian warga justru menolak proyek tersebut karena tak terbuai dengan janji manis yang diberikan pengembang.

Hal tersebut yang kemudian membuat pergulatan antar warga Pulau Komodo, antara yang mendukung dan menolak dibangunnya proyek pariwisata oleh swasta.

“Jadi sekarang ini kami masyarakat yang ada di dalam kawasan merasa di adu domba dengan keadaan ini. Mau mengambil sikap, tapi pada akhirnya kami melawan saudara kami sendiri,” tuturnya.

4. Proyek pembangunan ‘Jurasic Park’ di Pulau Rinca, NTT menjadi perhatian publik

Proyek Pembangunan Taman Nasional Komodo, Warga Terbelah Jadi 2 KubuRencana pembangunan di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo yang akan dijadikan Wisata Jurassic (Dok. Kementerian PUPR)

Pembangunan ‘Jurassic Park’ di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menjadi perhatian publik lantaran sebuah foto yang menggambarkan seekor komodo sedang menghadang truk proyek viral di media sosial.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hari Santosa Sungkari memastikan, proyek itu telah mendapat restu dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.

"Kita melakukan pembangunan sesuai rekomendasi UNESCO, dan di foto yang truk datang ke komodo itu truk mogok, bukan mengganggu komodo. Truk itu lagi bawa tiang pancang, lagi menata," kata Hari kepada IDN Times, Senin (26/10/2020).

Baca Juga: Pembangunan Komodo Diklaim Sudah Direstui, Begini Isi Surat UNESCO

Topik:

  • Sunariyah
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya