Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Marisa Safitri

Jakarta, IDN Times — Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengkritik kemunculan Dewan Kolonel Puan Maharani yang berisikan anggota DPR dari setiap komisi.

Lucius mengaku pihaknya khawatir kemunculan Dewan Kolonel ini bakal mengganggu kerja legislatif karena terlalu berkecimpung di dunia politik.

“Saya kira dengan kemudian manuver-manuver seperti Dewan Kolonel ini membuat DPR akan semakin sibuk untuk berbicara kepentingan politik ketimbang menjalankan tupoksi mereka,” kata Lucius di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

1. DPR punya banyak utang Undang-Undang

Ketua DPR Puan Maharani (tengah) bersiap memberikan pidato saat rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Lucius menjelaskan ada banyak utang DPR RI kepada masyarakat terkait kerja legislasi. Dia menyebut DPR semenjak kepemimpinan Puan Maharani selama tiga tahun terakhir belum bisa merampungkan ratusan Rancangan Undang-Undang (RUU).

Dia khawatir hingga habis masa kepemimpinan Puan Maharani di DPR pada 2024, tak bisa merampungkan hingga 25-30 persen RUU menjadi Undang-Undang.

“Kesibukan mereka sebagai Dewan Kolonel itu bisa mengancam kerja mereka sebagai anggota DPR yang kita tahu betul punya banyak utang, belum sampai (pengesahan) 20 UU selama 3 tahun ini,” kata Lucius.

2. Khawatir produk legislatif digunakan untuk kepentingan politik

Editorial Team

Tonton lebih seru di