Gagal Dipecat PKS, Fahri Hamzah Bakal Tuntut Uang Rp30 M ke Partai

Jakarta, IDN Times - Nasib Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, kini tidak lagi menggantung. Mahkamah Agung (MA) menggagalkan upaya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memecat Fahri. Kasasi yang diajukan Presiden PKS Sohibul Iman kandas dan ditolak MA.
Informasi itu diketahui Fahri hari ini, Kamis (2/8), melalui situs MA. Putusan kasasi ini mengakhiri perjuangan politikus asal Nusa Tenggara Barat itu, yang selama tiga tahun terakhir menolak hengkang dari PKS.
Fahri pun semringah karena ia tidak perlu nangis bombay seperti yang dijanjikan Ketua Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) DPP PKS Zainudin Paru pada 2017. Ponsel Fahri pun dibanjiri ucapan selamat melalui pesan pendek.
"Tadi saya mendapatkan banyak sekali WA dan pesan dari kader, yang secara sederhana isinya semoga pimpinan kita segera sadar. Umumnya bilang begitu," ujar Fahri kepada media hari ini.
Lalu, apa langkah Fahri selanjutnya?
1. Fahri minta PKS segera membayar ganti rugi Rp30 miliar

Kepada media, Fahri mengaku akan menyiapkan langkah agresif pasca-ditetapkan menang di MA. Kata agresif yang dimaksud yakni segera mengeksekusi putusan MA. Salah satunya mengenai tuntutan ganti rugi yang diminta Fahri yang mencapai Rp30 miliar.
Padahal, sebelumnya Fahri menuntut ganti rugi materiil dan imateriil mencapai Rp 500 miliar. Selain itu, petinggi PKS juga harus segera mengembalikan posisinya di partai.
"Jadi, semua tindakan hukum yang diajukan kepada saya itu batal. Selain putusan sela di
provinsi, posisi saya itu (di parpol) tidak boleh diganggu sampai 2019. Satu lagi, tentang masalah ganti rugi yang saya tuntut kan Rp500 miliar, tapi yang dipenuhi hanya Rp30 miliar," ujar Fahri.
Lalu, bagaimana kalau PKS tidak bersedia membayar uang ganti rugi itu? "Ya, itu urusan lain. Karena duit itu digunakan untuk kader, recovery kader," kata dia.
2. Fahri belum bersedia menjadi Presiden PKS menggantikan Sohibul Iman

Fahri menjelaskan kembali mengapa ia sampai bersitegang dengan pimpinan PKS ke meja hijau. Ia mengaku dipecat pimpinan partai dakwah itu, tanpa alasan yang jelas.
"Mundur itu kan harus ada alasan dan sebab. Tapi, karena saya gak bersedia mundur, lalu dicari-cari kesalahan saya. Lalu, orang suruh pecat saya, dipanggil lah BPDO (Badan Penegak Disiplin Organisasi). Saya tanya ke BPDO apa salah saya, siapa yang melapor, delik apa yang dipakai, aturannya mana, saksinya siapa, dan apa buktinya? Dari dulu hingga sidang hari ini saya sidang nyaris tanpa kertas, enam kali saya minta surat dan bahan-bahan, tapi gak pernah dikasih," tutur Fahri mengenang kembali proses pemecatannya.
Ia berharap putusan MA hari ini bisa membuka mata mengenai nasib PKS ke depan. Sebab, nasib PKS menurutnya kini sudah di ujung tanduk. Bahkan, Fahri pernah berucap PKS segera bubar tahun ini. Tandanya terlihat dari banyaknya bakal calon legislatif yang mengundurkan diri dan pindah ke partai lain.
"Mungkin inilah umur PKS 20 tahun selesai sudah. Kan kita dulu deklarasi 1998, ini sudah 2018. Mungkin ini Innalillahi Wa Innailaihi Raajiun," kata Fahri pada 17 Juli lalu di Gedung DPR.
Oleh sebab itu, putusan ini mendorong Fahri agar segera menyelamatkan partai. Apakah ini bermakna ia akan menggeser Sohibul sebagai Presiden PKS? "Saya gak terbayang jadi pimpinan PKS, tapi yang saya ngeri melihatnya bahwa partai ini sedang dihabisi."
"Kami sudah mengalami ini di 2013 dan menuju 2014. Kami berusaha mengangkat supaya partai ini jangan hilang, tapi sekarang terjadi lagi, tapi gak ada yang mengangkatnya. Kayaknya mau dijorokin sampai mati," Fahri melanjutkan.
3. Ada pihak yang ingin memecah PKS dari dalam

Menurut Fahri, ada pihak tertentu yang ingin menghancurkan PKS dari dalam, termasuk memecat Anis Matta. Bahkan, menurutnya, ada pihak yang ingin mengganti struktur partai hingga ke bawah.
"Pihak-pihak ini hanya ingin memilih orang-orang yang loyal saja, tidak mau memilih orang yang kritis. Orang-orang itu langsung disingkirkan, dicoret dari pencalegan, bahkan dari kader. Itu termasuk saya juga," kata dia.
Oleh sebab itu, kata Fahri, nantinya ia ingin berkonsultasi lebih dulu dengan Anis untuk mengatur strategi dan menyelamatkan partai.
Selain itu, Fahri turut mengkritik cara PKS menutup-nutupi bobrok di dalam partainya. Seolah-olah dari luar PKS terlihat solid. Padahal, pemecatan terhadap kader dilakukan hampir setiap hari.
"Orang yang meminta mundur hampir setiap hari, tapi mereka malah bilang PKS tetap solid. Ini kan sebuah retorika eufimisme yang tidak bisa dilanjutkan, karena ini merusak situasi partai," katanya lagi.
Kira-kira menurut kalian Fahri mampu gak ya guys, membawa perubahan di PKS?