Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Panen umbi-umbian masyarakat gagal di lahan food estate. (dok. Walhi Kalteng)

Jakarta, IDN Times — Pantau Gambut menyoroti proyek food estate di era pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang mangkrak mengakibatkan gagal panen milik lahan masyarakat sekitar.

Salah satu sektor gagal panen yakni padi dan singkong  di Desa Tawai Baru Kabupaten Gunung Mas, Desa Lamunti, Desa Talekung Punei dan Desa Mantangai Hulu di Kabupaten Kapuas, serta Desa Henda dan Desa Pilang di Kabupaten Pulang Pisau.

“Pengumpulan informasi di lapangan mendapati uji coba penanaman singkong gagal sama sekali lantaran tidak ada yang bisa dipanen,” kata Campaigner Pantau Gambut, Wahyu Perdana, di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

1. Diduga tanaman singkong mengandung sianida

Petani gagal panen di Kalimantan Tengah imbas proyek Food Estate. (instagram.com/walhikalteng)

Menurut studi Pantau Gambut bersama BBC dan Walhi Kalimantan Tengah, menemukan singkong yang telah ditanam satu tahun di area food estate berukuran kecil dan berwarna kekuningan.

Selain itu, singkong juga berasa pahit, berbeda dari singkong pada umumnya. Menurut penelitian, rasa pahit pada singkong mengindikasikan kandungan sianida yang tinggi.

“Singkong dengan kandungan sianida tinggi memang tetap dapat dikonsumsi, namun memerlukan proses pengolahan yang lebih panjang,” kata Wahyu.

Padahal singkong sejenis biasanya dikelola oleh masyarakat guna dimanfaatkan oleh industri olahan makanan sebagai tepung.

“Terdapat beberapa penjelasan terkait penyebab umbi singkong berwarna kuning. Salah satunya karena umbi singkong menyerap air dengan kandungan pirit pada lahan gambut,” ujar Wahyu.

Pantau Gambut juga merekomendasikan uji laboratorium untuk mencari tahu kandungan apa saja yang terdapat pada singkong yang ditanam pada lahan gambut area ex-PLG.

2. Prabowo punya peran pembangunan cadangan pangan singkong

Editorial Team

Tonton lebih seru di