Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, dalam Dialog Pers dan Calon Presiden bersama PWI, Kamis (30/11/2023). (dok. PWI)
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Mohamad Sohibul Iman, sempat menyinggung dinamika politik saat ini yang lebih mengedepankan gimik semata. Dia mengkritisi istilah gimik "gemoy dan santuy" yang dipakai pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menanggapi hal itu, Koordinator Pergerakan Milenial Nusantara (Permana), Wildan Ghozy Fawwaz, menuturkan istilah gemoy yang melekat pada Prabowo menjelang Pilpres 2024 justru mendapat tanggapan positif dari sejumlah pihak. Menurut Wildan, sebutan gemoy yang berarti menggemaskan untuk Prabowo, merupakan bukti kecintaan dari para pendukungnya untuk sosok pemimpin yang diidolakan selama ini.
Sebagai anak muda, dia menganggap wibawa generasi milenial dan z lebih menyukai pemimpin yang berwibawa, tetapi punya selera humor tinggi.
"Anak muda itu suka terhadap pemimpin yang berwibawa seperti Pak Prabowo, tapi juga punya selera humor tinggi dan santuy. Karena politik jangan melulu soal ketegangan yang dikedepankan, namun kebersamaan terus rawat. Ini terlihat dari sikap Pak Prabowo yang segemoy dan menganggap semua kawan maupun lawan adalah keluarga," ujar Wildan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
"Saya rasa buka hanya soal gemoy yang ada pada diri Pak Prabowo, tapi visi, misi, dan program saya rasa unggul dari kandidat lain," lanjutnya.