Jakarta, IDN Times - Menjelang berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 mendatang, Partai Golkar diketahui telah menyiapkan diri untuk mendukung para calon untuk maju.
Baik itu melalui koalisi maupun mengusung calon dari kader berlambang pohon beringin tersebut.
Melalui rapat evaluasi terakhir DPP Partai Golkar, yang dilaksanakan pada Kamis (21/12), diketahui beberapa calon tersebut.
Setelah dicabutnya dukungan Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat, DPP Golkar pun memberikan suara tentang kader yang terpilih untuk mengisi Pilgub Jabar.
Ketua Bidang Koordinator Kemenangan Pemilu, Nusron Wahid, mengatakan Dedi Mulyadi telah dipilih mewakili Golkar untuk menjadi Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat.
“Jawa Barat, kita sudah memutuskan mendukung Dedi Mulyadi untuk menjadi Gubernur atau menjadi Wakil Gubernur,” kata Nusron Wahid, di Kantor DPP Partai Golkar, Kamis (21/12).
Nusron menjelaskan, Dedi Mulyadi terpilih untuk posisi Calon Wakil Gubernur dengan catatan Ridwan Kamil masih ingin bergabung dengan Golkar.
“Tapi kalau Ridwan Kamil tidak mau, maka Dedi Mulyadi dalam waktu sisa-sisa ini sampai Januari, akan diberi kesempatan menjalin komunikasi untuk bisa mendapatkan pasangan,” tambahnya.
Selain Provinsi Jawa Barat, Golkar juga telah memutuskan calonnya untuk maju di Pilkada Provinsi Sumatera Utara.
“Sumatera Utara kita sudah memutuskan calon Gubernurnya, tapi belum memutuskan wakilnya, Tengku Ery Muradi,” ujar Nusron, di Kantor DPP Partai Golkar, Kamis (21/12).
Walaupun sudah menentukan Cagub untuk Sumatera Utara, namun Golkar masih belum menentukam siapa yang akan mendampingi Tengku Ery.
Di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur, Golkar sudah mantap dan matang untuk mendukung Menteri Sosial Khofifah untuk maju di Pemilihan Gubernur.
“Jatim tampaknya kita tetap mendukung Khofifah, tentunya dengan beberapa treatment-treatment yang baru, yang harus dilakukan,” ucap Nusron yakin.
Untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, Nusron Wahid mengaku sedang berkomunikasi dengan beberapa partai seperti PKB, PPP, Nasdem dan Demokrat untuk membuat aliansi.
Nusron juga menambahkan Partai Golkar lebih cenderung untuk memasangkan figur nasionalis dengan santri untuk Jawa Tengah.
“Karena di Jateng itu dibagi dengan 2 lapis, lapis pantura itu mayoritas santri, dan lapis selatan itu adalah masyarakat nasionalis atau masyarakat abangan. Sehingga kita ingin mengusulkan kombinasi,” jelas Nusron.
Hingga kini, Golkar masih mencari sosok figur yang sesuai untuk Pilgub Jawa Tengah.