[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVID

"Kita cuma bisa berdoa, sabar, dan berikhtiar pada Allah"

Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona yang menyerang Jakarta, membuat rutinitas pekerjaan Luswanto (29) berubah. Sebelumnya, ia bertugas mengantar jemput pelajar sekolah menggunakan bus milik Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS). Kini di tengah pandemik, ia harus bertugas mengantar pasien COVID-19.

Pria yang akrab disapa Anto ini berbagi kisah mengenai pekerjaan yang baru dijalaninya selama sekitar enam bulan terakhir ini kepada IDN Times. Berikut ceritanya.

Sejak kapan mulai mengantar jemput pasien COVID-19? Sehari ada berapa yang diantar jemput?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDSupir dari Bus Sekolah yang beralih tugas menjadi Supir Pengantar Pasien COVID-19 (Instagram.com/bussekolahjakarta)

Mulai antar jemput itu kira-kira Maret 2020. Dulu, (antar jemput pasien COVID-19) hanya berdasarkan panggilan, jadi kapan dibutuhkan harus berangkat. Sekarang, sudah mulai banyak kira-kira (dalam sehari) bisa 100 lebih. September ini sudah tembus 1.900 pasien COVID-19.

Baca Juga: Viral, Kisah Pilu Dokter Muda di Riau Meninggal Akibat COVID-19

Bus Sekolah kan bukan ambulans, apa ada penyesuaian untuk antar jemput pasien COVID-19?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDBus Sekolah Pemprov DKI Jakarta kini beralih fungsi mengantar jemput pasien COVID-19 (Instagram.com/bussekolahjakarta)

Di dalam busnya itu didesain pakai sekat (untuk) dibedakan pengemudi dengan pasien pakai akrilik besar, kita tetap pakai Alat Pelindung Diri (APD).

Baca Juga: Cerita Sopir Bus Sekolah Antar Anak-anak Pasien COVID ke Wisma Atlet 

Bagaimana rasanya mengemudi pakai APD?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDTak mengantar Siswa, kini Sopir Bus Sekolah antar jemput Pasien COVID-19 di Jakarta (Dok. Dinas Perhubungan DKI Jakarta)

Rasanya sangat panas, gerah, capek, keringetan. Belum lagi berembun karena pakai kacamata google sehingga penglihatan agak terganggu. Tapi, kita dituntut untuk bugar dan hati-hati. Apalagi kita membawa pasien sakit yang masih harapan ingin sembuh.

Tugas ini lebih berat dari biasanya?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDSupir dari Bus Sekolah yang beralih tugas menjadi Supir Pengantar Pasien COVID-19 (Instagram.com/bussekolahjakarta)

Betul. Biasanya jemput anak sekolah, tiba-tiba ada pandemik kita jadi jemput pasien. Kami was-was (karena) di dalam bus isinya orang-orang terinfeksi (virus corona) semua.

Cuma, ini bukan sekadar perintah atasan dari gubernur, kepala dinas, atau pun kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT), tapi ini panggilan hati. Kita cuma bisa berdoa, sabar, dan berikhtiar kepada Allah.

Pekerjaan bapak tiba-tiba berubah menjadi sangat berisiko. Bagaimana keluarga bapak di rumah?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDBus Sekolah Pemprov DKI Jakarta kini beralih fungsi mengantar jemput pasien COVID-19 (Instagram.com/bussekolahjakarta)

Awalnya saya was-was (tapi) sekarang jadi nikmat. Kenapa? karena kita sebelum jalan sudah di-training caranya pakai APD dan hazmat, itu semua sudah dilatih Dinas Kesehatan maupun kepala kita. Cara menghadapi kalau kita kepanasan atau dehidrasi, kalau pulang ngebersihin badannya seperti apa itu dikasih tahu, masuk karantina terus kalau mau pulang dikasih tau apa yang harus kita lakukan, itu semua ada dan Alhamdulillah dari Maret kita swab test berkala, Alhamdulillah saya masih negatif.

Intinya kita harus mengikuti protokol dari pemerintah, komandan, dinas kesehatan haus kita lakukan. kalau nggak, sedikit pun bisa saja kita membawa virus pulang ke rumah.

Baca Juga: Anies Tetapkan 3 Tempat Isolasi Terkendali COVID-19, Ini Daftarnya

Ada hal yang paling berkesan dan gak bisa dilupain dari pengalaman baru ini?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDBus Sekolah Pemprov DKI Jakarta kini beralih fungsi mengantar jemput pasien COVID-19 (Instagram.com/bussekolahjakarta)

(Saya bawa) lansia dari Panti Pondok Indah sampai ke rumah sakit Duren Sawit karena mereka usia lanjut di atas 70 tahun. Itu luar biasa (karena) seharian pakai baju APD karena yang kita bawa kan orang tua yang jalannya tertatih-tatih, harus nyaman karena mereka gak ada yang dampingi di mobil. Kita harus jalan seenak mungkin karena kita bawa orang berpenyakit, jangan sampai bawa penyakit baru. Takutnya, saat di jalan ada yang jatuh di dalam mobil, kan bingung juga. Mereka mau bantuin temannya gak mungkin.

Kalau yang sedih itu, saya lupa di mana ya. Tapi, masih terngiang di otak saya itu anaknya kena, ibunya gak kena (COVID-19) tapi ibunya harus ikut ke Wisma Atlet. Anaknya umur delapan tahun. Jadi ibunya mau gak mau pasti terinfeksi karena ngurus anaknya.

Itu bikin saya sedih karena saya punya anak kembar umur 8 tahun. Saya lihat dia bawa mainannya, jadi saya ingat anak saya di rumah. Saya sampai netesin air mata. Mungkin orang di luar sana berpikir 'benar gak sih ada Corona?' Tapi saya menghadapi dengan mata telanjang benar-benar ada.

Melihat kasus COVID-19 di Indonesia khususnya Jakarta semakin banyak, bagaimana pandangan Anda?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDBus Sekolah Pemprov DKI Jakarta kini beralih fungsi mengantar jemput pasien COVID-19 (Instagram.com/bussekolahjakarta)

Balik lagi kepada dirinya sendiri. Kalau kita sudah mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah wasalam lah itu. Karena pentingnya 3M bermanfaat untuk kita semua. Intinya mau beribu tahun Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) kalau kita tambeng, susah.

Andai pandemik sudah berakhir, apa rencana bapak selanjutnya?

[WANSUS] Sopir Bus Sekolah DKI: Dulu Antar Pelajar, Kini Pasien COVIDBus Sekolah Pemprov DKI Jakarta kini beralih fungsi mengantar jemput pasien COVID-19 (Instagram.com/bussekolahjakarta)

Kalau berandai-andai kita mau liburan, tergantung uangnya. Tapi, kita masih punya tugas lagi. Masih banyak aset negara yang harus dijemput, anak sekolah itu aset negara karena yang kita antar itu siapa tahu 20 tahun lagi jadi presiden.

Baca Juga: Besok, Tower 8 RSD Wisma Atlet Pademangan Dibuka untuk Pasien COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya