Polisi: Nabire Jadi Jalur Penyelundupan Senjata Api KKB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, Nabire menjadi pintu masuk bagi pemasok senjata api dan amunisi, untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dengan penangkapan beberapa pelaku, termasuk anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) serta aparat keamanan, memperkuat dugaan proses jual beli senpi telah dilakukan sejak 2017.
Baca Juga: Sabtu Pagi Ini, KSB Kembali Lakukan Penembakan di Papua
1. Jual beli senjata api diperkirakan dilakukan sejak 2017
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Waterpauw mengatakan, ketiga tersangka kasus senjata api dan amunisi mengakui jual beli senjata api dilakukan sejak 2017.
Sementara, laporan dari penyidik menyebutkan pada jual beli 2017 melibatkan tiga tersangka, yakni Bripka MJH (35 th), DC (39 th) yang merupakan ASN dan anggota Perbakin Nabire, serta FHS (39 th) mantan anggota TNI AD.
Dilansir dari ANTARA, Rabu (6/1/2021), senjata api yang dijual berkisar antara Rp300 hingga Rp350 juta, yang diduga digunakan untuk KKB menembak warga sipil dan aparat keamanan.
2. Banyak senjata milik KKB berasal dari hasil rampasan
Waterpauw mengatakan anggota KNPB yang bertugas mencari senpi dan amunisi merupakan pihak yang memasok saat ini, meski pada awalnya persenjataan yang banyak dimiliki KKB merupakan senjata api hasil rampasan dari aparat keamanan yang berasal dari pedalaman.
Dia menambahkan tercatat selama 2020 ada 49 kasus penembakan 17 orang meninggal di Papua, 12 di antaranya warga sipil dan empat orang anggota TNI serta satu anggota Polri.
3. Senjata api asal Filipina yang dibawa dari Sanger Talaud
Penyelidikan kasus ini masih terus dilakukan agar semua pihak yang terlibat bisa segara diringkus. Waterpauw mengatakan pihaknya akan terus menyelidiki jaringan pemasok senpi dan amunisi, karena saat ini sudah ditemukan senjata api yang berasal dari Filipina yang dibawa dari Sanger Talaud, Sulawesi Utara.
"Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak guna mengungkap jaringan tersebut mengingat dari keterangan MS yang mengambil senpi dari Sanger, senjata itu diterima dari penduduk Sanger, RB seorang wanita yang sebelumnya sudah berkomunikasi dengan YZ warga Nabire yang saat ini masih dicari anggota," ungkap Waterpauw.
Baca Juga: Ada Dugaan Oknum Aparat Terlibat Penembakan di Papua, Ini Jawaban TNI