Dampak Positif Sekolah Rakyat Jangkau Orang Tua hingga Siswa

- Ibu Rama menceritakan kebahagiaannya karena anaknya dapat belajar di Sekolah Rakyat.
- Pak Adi merasakan dampak positif dari Sekolah Rakyat.
- Hasbi memiliki mimpi besar dan merasa senang bisa sekolah di Sekolah Rakyat.
Jakarta, IDN Times — Sekolah Rakyat yang diinisiasi pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto tidak hanya membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, tetapi juga menghidupkan kembali harapan di tengah keterbatasan.
Bagi para orang tua seperti Ibu Rama dan Pak Adi, program ini menjadi jawaban nyata atas doa dan perjuangan hidup mereka. Bagi siswa seperti Hasbi, Sekolah Rakyat adalah tempat untuk bermimpi lebih besar.
1. Cerita Rama, seorang ibu tunggal di Bogor

Ibu Rama (38), seorang ibu tunggal dari Ridwan, siswa Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Inten Suweno Jl. SKB No. 3, Karadenan, Kec. Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (14/7), mengaku sangat senang.
“Aku seneng banget. Alhamdulillah banget ada yang ngebantu. Sedangkan aku, sama sekali jujur aja aku emang gak mampu,” ungkapnya.
Sebelumnya, Ridwan sempat berhenti sekolah karena di-bully teman-temannya karena belum lancar membaca. Namun setelah mendapat motivasi dari pendamping sosial, Ridwan kembali bersemangat dan akhirnya mendaftar ke Sekolah Rakyat.
“Dia di-bully terus. Di-bully karena dia tuh belum bisa baca… Aku gak maksa, Pak [mendaftar ke Sekolah Rakyat]. Soalnya dia mau sendiri,” kenang Ibu Rama. “Terjamin banget [di Sekolah Rakyat]. Aku nyaksiin sendiri, ngeliat sendiri. Maksudnya anak aku tuh dirawat benar-benar. Nah itu yang aku seneng. Kedisiplinan, bersih.”
2. Dampak positif Sekolah Rakyat bagi Pak Adi, penjual donat keliling

Pak Adi Sumirat (46), seorang penjual donat keliling, juga merasakan langsung dampak dari hadirnya Sekolah Rakyat. Putrinya, Asya, kini bisa kembali sekolah dengan tenang, tanpa membebani keuangan keluarga.
“Pas itu ada yang dari Kemensos datang ke rumah, ngejelasin bahwa Sekolah Rakyat gini, gini, gini. Katanya putri saya itu masuk calon ke Sekolah Rakyat… Sampai dari pendamping kirim WA, bawa minta nomor sepatu, seragam, semuanya. Segala buku semua ditanggung katanya. Pokoknya makan gratis. Pokoknya fokus belajar gitu. Alhamdulillah, kata saya. Makanya terharu juga,” ujar Pak Adi di lokasi yang sama.
Ia menegaskan bahwa program ini benar-benar terasa manfaatnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Terima kasih untuk Bapak Presiden atas didirikannya Sekolah Rakyat. Sangat membantu sekali kepada keluarga-keluarga seperti kami yang berpenghasilan rendah. Minimal, hanya untuk bisa makan saja, alhamdulillah,” ujar Pak Adi.
3. Cerita Hasbi yang memiliki mimpi besar

Sementara itu, Hasbi (12), siswa di Sekolah Rakyat, punya mimpi besar yang tumbuh dari ruang kelas sederhana. Ia ingin membalas cinta ibunya suatu hari nanti.
“Yang paling utama itu mau naikin kedua orang tua naik haji. Terus sampai satu keluarga gitu maunya. Terus membahagiain. Sampai besar ya. Terus sama bikin bangga deh pokoknya,” ucap Hasbi dengan penuh keyakinan.
Ia mengaku senang bisa sekolah di sini karena tak perlu membebani orang tua. “Seharusnya mengurangi beban orang tua. Lagi juga enak. Gratis, gratis juga. Banyak temannya, jadi nambah teman.”
“Terima kasih Pak Prabowo karena sudah ada Sekolah Rakyat ini. Jadi bisa semua anak-anak yang seperti Hasbi bisa sekolah. Terima kasih.”
Tak hanya Hasbi. Ibu Rama pun menutup ceritanya dengan doa yang tulus untuk Prabowo.
“Terima kasih Pak Presiden. Sudah membantu kami, orang yang benar-benar… Terima kasih banyak. Mudah-mudahan, biar diberi kesehatan terus, panjang umur. Biar dimurahkan rezekinya., banyak. Amin ya Allah, ya Rabbal Alamin…”
Sekolah Rakyat kini menjadi simbol harapan baru. Bagi mereka yang dulu terpinggirkan dari akses pendidikan, program ini bukan sekadar solusi, tetapi penyambung cita-cita dan bukti bahwa negara hadir untuk memutus tali kemiskinan lewat pendidikan. (WEB)
*Artikel ini merupakan kerja sama IDN Times dengan Tim Komunikasi Prabowo.