Budiman: Make Indonesia Great Again Berlawanan dengan Sikap Prabowo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko mengkritisi slogan Make Indonesia Great Again yang disampaikan calon Presiden Prabowo Subianto. Budiman menilai slogan itu dapat menimbulkan situasi keterancaman, ketakutan dan memiliki pola yang sama seperti sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Brasil dan Prancis.
“Amerika juga, Brasil juga, Indonesia juga 'Indonesia Great Again'. Yang lain pakai bahasa Inggris dan Indonesia juga pakai bahasa Inggris. Artinya dari segi bentukan katanya terlalu mirip dengan yang tadi,” kata Budiman di IDN Media Creative Lab, Jakarta, Rabu (19/12).
1. Pernyataan Prabowo yang berlawan dengan kenyataan
Budiman mengaku tidak mengerti dengan slogan Prabowo tersebut. Sebab bertentangan dengan sikap yang ditunjukkannya. Seperti pada saat negosiasi permasalahan negosiasi Freeport beberapa waktu lalu, di mana Prabowo meminta pemerintah menghormati Amerika Serikat.
Kedua, soal pemindahan Kedubes Australia ke Yerussalem.
“Kita lagi nego soal Freeport, Pak Prabowo mengatakan kita harus hormati Amerika. Ngomongnya Indonesia Great Again tapi di saat kita lagi nego, kok gak mendukung? Ini kan kontradiksi, apa yang dipidatokan dengan apa yang sungguh dilakukan,” katanya.
2. Ada pola yang sama dari slogan itu
Budiman menganalisa slogan Make Indonesia Great Again dan kesamaan dengan slogan yang sama lainnya. Hasilnya ia menemukan pola yang berulang yang dilontarkan calon Presiden, dalam hal ini Prabowo dan Trump.
“Saya mempelajari bagaimana Trump menang dan juga yang lainnya, itu ada kesamaan slogan, isi retorika, bikin-salah-nyebar-minta maaf,” jelas Budiman.
Baca Juga: Demokrat: BPN Prabowo-Sandi Tak Pernah Mau Kembali ke Era Orde Baru
Editor’s picks
3. Pola yang dibuat berdasarkan kejiwaan masyarakat
Pola itu sendiri dibuat berdasarkan kejiwaan masyarakat. Slogan itu, kata Budiman dikeluarkan setelah melihat psikologi masyarakat.
“Itu menjadi suatu pola yang dibuat berdasarkan data kejiwaan masyarakat Indonesia. Saya pernah baca bahwa beberapa slogan dikeluarkan setelah melihat psikologi masyarakat. Slogan seperti itu bisa menarik sebagian masyarakat Indonesia dan sebagian masyarakat Amerika,” ujarnya.
4. Slogan menarik untuk sebagian masyarakat yang menimbulkan kekhawatiran
Budiman menyebut slogan itu berkembang menjadi sebuah propaganda yang mengancam. Misalnya Amerika yang akan diserbu imigran Katolik, Arab Islam dan lainnya.
“Di Prancis juga gitu, seolah Prancis akan diserbu imigran Muslim teroris. Brasil juga gitu, kalau lawannya menang akan dibentuk Republik Federasi Sosialis Amerika Latin yang terdiri dari Brasil, Venezuela, Rusia. Indonesia sama, akan diserbu oleh 'aseng'. Jadi kok mirip banget. Saya lihat ada situasi keterancaman,” papar Budiman.
5. Ancaman yang hanya sebuah gertakan?
Budiman juga menyinggung pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesia akan bubar pada 2030. Hal itu dia nilai seakan-akan jika Prabowo tidak terpilih Indonesia akan bubar.
“Pak Prabowo kan pernah gak jadi presiden 2014, gak bubar kan sampai sekarang,” ucapnya berkelakar.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Soal Orde Baru: Ibarat Nikah Dijodohin, Gak Asyik!