Konflik di Nabire: 2 Orang Tewas, 8 Luka-Luka, Puluhan Rumah Dibakar

Aparat dan Pemda berupaya mencari solusi selesaikan konflik

Nabire, IDN Times – Konflik sengketa tapal batas tanah adat antara dua kelompok warga dari Suku Mee dan Suku Dani di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, telah menelan sejumlah korban. 

Baik itu korban meninggal, korban luka-luka, maupun korban yang kehilangan tempat tinggal akibat terjadinya aksi pembakaran terhadap rumah-rumah warga.

Baca Juga: Soal Video Pembakaran Rumah di Nabire, Polda Papua: Sedang Ditangani

1. Dua orang tewas, delapan orang luka-luka terkena anak panah

Konflik di Nabire: 2 Orang Tewas, 8 Luka-Luka, Puluhan Rumah DibakarSekelompok warga dari kabupaten tetangga dilengkapi busur panah mendatangi Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Rabu (7/6/2023). (IDN Times/Istimewa)

Kapolres Nabire, AKBP I Ketut Suarnaya, mengungkapkan bahwa sejauh ini, konflik tersebut telah mengakibatkan 2 orang warga meninggal dunia. 

"Sementara berdasarkan data terbaru, terdapat 8 korban luka-luka yang rata-rata akibat terkena anak panah dan telah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Nabire," ujarnya dalam siaran pers yang dirilis Polda Papua pada Jumat (9/6/2023) malam.

Baca Juga: Hindari Konflik Susulan, Warga Kampung Topo Dievakuasi ke Nabire

2. Sebanyak 21 rumah warga habis dibakar

Konflik di Nabire: 2 Orang Tewas, 8 Luka-Luka, Puluhan Rumah DibakarSejumlah rumah terbakar di KM 80, Kampung Topo, Nabire, Papua Tengah. (IDN Times/Istimewa)

Kapolres memaparkan, ada puluhan rumah warga yang menjadi korban aksi pembakaran, di antaranya TKP KM 80 sebanyak 9 unit rumah, KM 84 sebanyak 2 unit rumah, dan KM 86 sebanyak 10 rumah. 

“Warga masyarakat yang menjadi korban akibat pembakaran tersebut saat ini tengah berada di Kantor Koramil Siriwo dan Polsub Sektor Siriwo untuk berlindung dan ada sebagian yang mengungsi ke rumah keluarga serta kerabatnya,” ungkap AKBP Suarnaya. 

Dia menegaskan, kepolisian akan menindak tegas para pelaku utama dari aksi pembakaran yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat umum. 

Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak kembali melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. 

“Kami meminta kepada para tokoh maupun yang diberikan tanggung jawab di masing-masing kelompok untuk bisa membantu kami dalam mengendalikan warganya sehingga keamanan dapat tercipta di Kabupaten Nabire serta aktifitas dapat berjalan kembali seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan sekolah-sekolah,” pungkasnya.

Baca Juga: Di Depan Hakim, Luhut Bantah Punya Bisnis Tambang di Papua

3. Aparat gabungan bersama pemda dan masyarakat mencari solusi terbaik

Konflik di Nabire: 2 Orang Tewas, 8 Luka-Luka, Puluhan Rumah DibakarPemerintah Daerah Nabire dan Paniai beserta dan aparat gelar pertemuan dengan warga di Kantor Distrik Uwapa, Nabire, Papua Tengah, Kamis (8/6/2023). (IDN Times/Istimewa)

Di samping itu, aparat gabungan bersama pemerintah daerah setempat dan masyarakat terus berupaya mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik sengketa tapal batas tanah ini.

Diketahui pada Kamis (8/6/2023) kemarin, Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire bersama TNI-Polri telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan warga yang terlibat dalam pertikaian tersebut.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan pertemuan itu dilakukan untuk mencari solusi serta mendengar langsung keluh kesah warga pascabentrok tersebut.

Dalam pertemuan itu, Bupati Nabire, Mesak Magai, menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya kedua orang warga. 

“Kami pimpinan Pemerintah Daerah Nabire ingin menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya dua korban dari masyarakat Suku Mee dan tujuannya kami mengadakan pertemuan ini untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Nabire,” kata Bupati Mesak.

Dia berharap insiden ini tidak lagi menambah korban dan hal-hal yang tidak diinginkan seperti tindakan pembakaran rumah warga dan sebagainya.

"Konflik yang terjadi harus segera diselesaikan sehingga warga dapat kembali beraktivitas tanpa adanya rasa takut yang berkepanjangan," tegas dia.

Usai pertemuan itu, Bupati Nabire dan Bupati Paniai turut memberikan uang santunan kepada pihak keluarga korban. Bupati Nabire menyerahkan Rp20 juta, sementara Bupati Paniai sebesar Rp100 juta.

Baca Juga: Pemda Nabire dan Aparat Gelar Pertemuan dengan Warga Pascakonflik

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya