Wapres Apresiasi Pendidikan Vokasi di Institut Pertambangan Nemangkawi

PTFI diharapkan transformasi pendidikan dari hulu ke hilir

Timika, IDN Times – Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyambangi Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (12/7/2023).

Tiba di sana, Wapres Ma'ruf Amin yang didampingi istrinya, Wury Ma’ruf Amin, beserta rombongan menyapa para peserta didik IPN. 

Baca Juga: Purnawirawan TNI AD di Papua Dapat 1.150 Paket Sembako dari Freeport

1. Program IPN untuk meningkatkan SDM

Wapres Apresiasi Pendidikan Vokasi di Institut Pertambangan NemangkawiWakil Presiden, K.H. Ma’ruf Amin, saat menyambangi Institut Pertambangan Nemangkawi milik PT Freeport Indonesia, Rabu (12/7/2023). (IDN Times/Istimewa)

Ma'ruf menjelaskan, kunjungan itu dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang telah menjadi fokus pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju.

Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah mendorong berbagai program terkait ketenagakerjaan. Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan kompetensi dan produktivitas melalui pelatihan vokasi.

“Kita harus meningkatkan kompetensi dan produktivitas penduduk usia produktif agar memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” ucap Wapres.

Wapres menambahkan dalam upaya revitalisasi pendidikan, beberapa strategi telah diadopsi pemerintah.

Salah satunya mendorong transformasi pendidikan dan pelatihan vokasi dari hulu ke hilir, di mana fokus tidak hanya pada aspek teoritis, tetapi juga pada aplikasi praktis dalam dunia nyata.

Kemudian memperkuat link and match antara lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi dengan sektor industri, serta melakukan transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan vokasi.

Baca Juga: Ekspor Konsentrat Freeport Bisa Picu Protes Pengusaha Nikel

2. PTFI diharapkan tidak hanya membangun infrastruktur sekolah

Wapres Apresiasi Pendidikan Vokasi di Institut Pertambangan NemangkawiWakil Presiden, K.H. Ma’ruf Amin, saat menyambangi Institut Pertambangan Nemangkawi milik PT Freeport Indonesia, Rabu (12/7/2023). (IDN Times/Istimewa)

Wapres Ma'aruf Amin berharap agar PTFI tidak hanya membangun infrastruktur sekolah, tetapi juga melakukan transformasi pendidikan vokasi dari hulu ke hilir. 

“Sangat diharapkan agar dukungan dari dunia industri, seperti PT Freeport Indonesia tidak hanya terbatas pada program Corporate Social Responsibility (CSR), tetapi juga melibatkan kolaborasi yang berkelanjutan," harapnya. 

"Negara-negara maju telah mengakui pentingnya pendidikan vokasional dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, Indonesia juga harus ikut serta dalam proses serupa guna meningkatkan kualitas tenaga kerja,” imbuhnya. 

Baca Juga: Jokowi Ungkap Pernah Ditakut-takuti Bakal Lengser jika Rebut Freeport

3. Komitmen PTFI meningkatkan pendidikan di Papua

Wapres Apresiasi Pendidikan Vokasi di Institut Pertambangan NemangkawiWakil Presiden, K.H. Ma’ruf Amin, saat menyambangi Institut Pertambangan Nemangkawi milik PT Freeport Indonesia, Rabu (12/7/2023). (IDN Times/Istimewa)

Sebelumnya, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menjelaskan PTFI telah berkomitmen meningkatkan pendidikan di Papua.

Tony menyampaikan, upaya tersebut telah dilakukan oleh PTFI secara berkelanjutan sejak 1996. PTFI juga meningkatkan jumlah pekerja orang asli Papua di PTFI, saat ini sudah mencapai lebih dari 40 persen.

"Di dalam area kerja, PTFI telah melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan pendidikan anak-anak muda Papua, termasuk di Institut Pertambangan Nemangkawi," jelas Tony.

Institut Pertambangan Nemangkawi adalah Balai Latihan Kerja, yang bertujuan memberikan pendidikan kepada generasi muda Papua.

"Di lembaga ini, mereka dapat mengikuti pelatihan kerja, seperti program magang, program pelatihan untuk menjadi operator pertambangan dan mengembangkan kemampuan lainnya," tuturnya.

Hal ini, kata Tony, bertujuan agar mereka menjadi tenaga kerja terampil atau 'skilled worker' yang siap bekerja baik di PTFI maupun di perusahaan-perusahaan lainnya.

"Sehingga ketika mereka mulai bekerja, baik di PTFI maupun di perusahaan lain, mereka telah memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga kerja terampil," tutupnya. 

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya