Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Aktor Cilik yang Perankan Karakter Jahat, Aktingnya Sukses!

cuplikan adegan dalam film M3GAN (dok. Blumhouse Productions/M3GAN)
Intinya sih...
  • Psikopat cilik muncul dalam film thriller psikologis seperti The Bad Seed dan The Good Son
  • Aktor-aktor cilik sukses memerankan karakter jahat dengan akting yang memukau, meskipun usianya masih sangat muda
  • Karakter jahat anak-anak dalam film menciptakan ketegangan dan rasa takut bagi penonton, menunjukkan kemampuan akting luar biasa dari aktor cilik

Jika membicarakan tentang kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur, pasti kita gak habis pikir. Bagaimana tidak? Anak-anak terkenal dengan kesucian dan kepolosannya.

Sayangnya, masa kecil anak bisa rusak karena lingkungan buruk atau didikan yang merusak mental mereka. Hal inilah yang ditakuti semua orangtua, ketika bayi yang dulunya mereka cintai, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang gak bisa diatur atau bahkan menyerang mereka.

Hal tersebut ditampilkan dalam film. Seperti yang kamu tahu, penjahat cilik di layar lebar pastinya akan diperankan oleh anak-anak, yang beberapa memang terinspirasi dari kisah nyata. Adapun, tokoh jahat cilik ini diperankan oleh aktor yang masih di bawah umur juga.

Di samping itu, pengalaman aktor cilik ini masih sedikit ketimbang aktor-aktor dewasa lainnya. Meski begitu, akting bocah ini sukses, lho. Mulai dari psikopat cilik hingga makhluk astral yang jahat. Nah, siapa saja, ya, mereka?

1. Patty McCormack sebagai Rhoda Penmark dalam film The Bad Seed (1956)

cuplikan adegan dalam film The Bad Seed (dok. Warner Bros./The Bad Seed)

Film thriller psikologis berjudul The Bad Seed mengisahkan seorang anak sosiopat, yang terkenal dengan rambut kepang pirangnya. Ceritanya berkisah tentang Rhoda Penmark (yang diperankan Patty McCormack), seorang gadis kecil polos berusia 8 tahun.

Namun, gak lama setelah teman sekelas Rhoda meninggal karena tenggelam di danau, ibu Rhoda, Christine (diperankan Nancy Kelly), curiga kalau anaknya terlibat. Di sisi lain, Christine sebenarnya diadopsi saat masih kecil dan ayah kandungnya adalah seorang pembunuh berantai.

Nah, karena alasan tersebutlah, Christine takut jika Rhoda mewarisi gen pembunuh berantai dari kakek kandungnya. Namun, ayah angkat Christine, Richard (diperankan Paul Fix), yakin bahwa Rhoda mendapat kasih sayang yang cukup dari orangtuanya. Jadi, gak mungkin dia menjadi pembunuh seperti kakek kandungnya.

Namun, keyakinan Richard terbukti salah ketika cucu angkatnya itu adalah monster berwajah imut, yang punya rasa dendam. Di akhir kisah, Rhoda ingin membunuh semua orang yang dikenalnya, mulai dari tetangganya, pembantu rumah, hingga pemilik rumah yang ditempati keluarganya. Banyak kritikus yang memuji akting Patty McCormack, karena mampu membuat generasi Baby Boomers benar-benar trauma dengan aksi kejinya.

2. Linda Blair sebagai Regan dalam film The Exorcist (1973)

cuplikan adegan dalam film The Exorcist (dok. Hoya Productions/The Exorcist)

Linda Blair membintangi dua peran dalam film besar pertamanya, The Exorcist, sebagai Regan McNeil dan Pazuzu (setan yang merasukinya). Rupanya, saat memilih pemain dalam film ini, sutradara dan tim produksinya kewalahan, lho. Menurut sutradara The Exorcist, William Friedkin, beberapa direktur harus memilih seribu gadis lebih, yang usianya kira-kira 11—13, dengan melihat akting para gadis ini dalam rekaman video.

Setelah menonton ratusan rekaman dan mewawancarai lebih dari 50 gadis, William Friedkin sendiri masih ragu-ragu dengan akting gadis-gadis tersebut. Pasalnya, karakter ini sangat rumit dan gelap. Di samping itu, belum ada satu pun gadis yang sanggup memerankan karakter tersebut.

Nah, tim film pun kembali mengaudisi gadis-gadis yang berusia 16 tahun, atau yang lebih tua. Namun, gak ada yang membuahkan hasil, sampai suatu hari seorang ibu dari Connecticut bernama Elinore Blair mendatangi kantor William Friedkin di New York, dengan putri remajanya yang bernama Linda.

Linda Blair adalah siswa berprestasi yang hobi berkuda. Ia juga sudah membaca buku tersebut sebelum mengikuti audisinya. Akting Linda pun membuat sutradara terpukau. Gak heran, deh, kalau dia akhirnya terpilih memerankan dua karakter tersebut.

3. Harvey Spencer Stephens sebagai Damien dalam film The Omen (1976)

cuplikan adegan dalam film The Omen (dok. 20th Century-Fox/The Omen)

Harvey Spencer Stephens berakting dalam film The Omen saat masih 4 tahun. Film horor ini menjadikannya anak iblis bernama Damien Thorn. Sebagai salah satu dari sekitar 500 anak laki-laki yang mengikuti audisi untuk peran tersebut, Harvey berhasil mendapat nominasi Golden Globe pada 1977 untuk aktingnya di film The Omen.

Di sisi lain, saat audisi, sutradara film The Omen, Richard Donner, menyuruh Harvey untuk berakting dengan menyerangnya. Rupanya, akting Harvey yang menjiwai saat menyerang Richard, membuat sang sutradara memilihnya.

Aktor kecil ini harus mengecat rambutnya yang pirang dengan warna rambut yang lebih gelap saat menjadi bocah antikristus. Adapun, Harvey Spencer Stephens mengaku gak paham dengan adegan-adegan yang diperankannya. "Banyak hal yang gak aku pahami saat itu," kata Harvey dalam sebuah wawancara dengan TwentyFour7TV di YouTube pada 2007.

Selain film The Omen, Harvey Spencer Stephens juga berperan dalam film biografi tentang Paul Gauguin, berjudul Gauguin the Savage (1980). Juga, ia muncul sebagai reporter TV dalam remake The Omen (2006), yang juga dibintangi Julia Stiles.

4. Zack Ward sebagai Scut Farkus dalam film A Christmas Story (1983)

cuplikan adegan dalam film A Christmas Story (dok. Metro-Goldwyn-Mayer/A Christmas Story)

Karakter Scut Farkus diperankan oleh Zack Ward. Penjahat cilik ini muncul dalam film A Christmas Story, sebuah film komedi yang diadaptasi dari memoar semi fiksi dan pelawak bernama Jean Shepherd. Scut dikenal dengan kawat gigi dan topi kulit rakunnya. Ia adalah anak yang menyebalkan karena sering melakukan perundungan terhadap anak-anak lain, terutama protagonis dalam film ini yang bernama Ralphie Parker (diperankan Peter Billingsley) dan teman-temannya.

Scut suka mendorong anak-anak lain hingga jatuh, mengejar, dan sering kali melakukan kekerasan dalam bentuk fisik lainnya. Nah, Zack Ward dianggap mampu memerankan anak tukang bully ini dengan sempurna.

Fakta menarik, di dunia nyata, Zack justru adalah korban perundungan. Ia bahkan 8 kali pindah sekolah karena gak kuat dirundung teman-temannya. Saat diwawancarai dalam siniar Fueled by Death Wish Coffee, Zack bilang, "Bagiku, aku seperti sedang mengolok-olok para pengganggu yang suka memukulku, yang selalu mengajak ribut aku.

5. Macaulay Culkin sebagai Henry Evans dalam film The Good Son (1993)

cuplikan adegan dalam film The Good Son (dok. 20th Century Fox/The Good Son)

Saat 2 tahun, Macaulay Culkin  berhasil menjadi salah satu bintang anak paling menggemaskan di Hollywood. Kemudian, di usianya yang ke-8 tahun, ia memerankan keponakan John Candy bernama Miles Russell dalam film sutradara John Hughes berjudul Uncle Buck (1989).

Di tahun berikutnya, Macaulay berperan sebagai Kevin McCallister dalam film Home Alone (1990). Film yang sering ditayangkan saat liburan. Setahun setelah membintangi Home Alone, Macaulay hadir sebagai Thomas dalam komedi romantis berjudul My Girl (1991).

Nah, yang paling mengejutkannya lagi, ketika Macaulay Culkin berperan sebagai psikopat dalam film thriller psikologis berjudul The Good Son (1993). Menariknya, film ini dibintangi oleh Macaulay di usia 12 tahun. Ia berperan sebagai Henry Evans, dan beradu akting dengan Elijah Wood, atau sepupunya yang bernama Mark Evans.

Dalam film The Good Son, Mark Evans yang berduka atas kehilangan ibunya, diminta untuk tinggal bersama sepupunya (Henry Evans), bibi, dan pamannya. Mark rupanya langsung akrab dengan sepupunya yang bernama Henry ini. Henry Evans sendiri adalah seorang anak laki-laki yang dikenal baik. Namun siapa sangka, seiring berjalannya waktu, topeng kewarasan Henry mulai tersingkap. Ternyata Henry adalah anak yang sangat jahat dan cenderung psikopat.

6. Isabelle Fuhrman sebagai Esther dalam film Orphan (2009)

cuplikan adegan dalam film Orphan (dok. Dark Castle Entertainment/Orphan)

Orphan adalah film horor yang terinspirasi dari kisah kejahatan di dunia nyata tentang seorang perempuan bernama Barbora Skrlová. Ia merupakan seorang perempuan asal Ceko berusia 33 tahun dan anggota sekte yang menyamar sebagai remaja laki-laki dan perempuan. Kejamnya, ia pernah memaksa ibu angkatnya untuk menyiksa putra-putranya sendiri.

Mirip seperti kisah yang ada di dunia nyata, anak yatim piatu bernama Esther (yang diperankan Isabelle Fuhrman), ternyata adalah seorang perempuan berusia 33 tahun. Ia memanfaatkan dwarfisme (tubuh kerdil) dan wajah baby face-nya untuk meyakinkan orangtua angkatnya bahwa dia adalah anak berusia 9 tahun. Seperti Skrlová, Esther adalah seorang psikopat yang senang melihat orang lain menderita.

Di sisi lain, suami istri bernama Kate dan John Coleman (yang diperankan Vera Farmiga dan Peter Sarsgaard) memilih mengadopsi seorang anak setelah bayi perempuan mereka lahir dalam keadaan meninggal dunia. Nah, mereka sendiri sempat memiliki dua anak. Anak pertama bernama Daniel yang berusia 12 tahun (yang diperankan Jimmy Bennett), dan anak kedua berusia 5 tahun bernama Max (diperankan Aryana Engineer), yang kebetulan mengalami gangguan pendengaran.

Kate dan John Coleman akhirnya memilih Esther yang berusia 9 tahun untuk menjadi anak adopsi mereka. Sayangnya, Esther adalah psikopat yang menyakiti dan membunuh orang lain. Nah, Isabelle Fuhrman, yang baru berusia 10 tahun ketika berperan dalam film tersebut, menerima banyak pujian atas aktingnya sebagai Esther. Ia pun kembali memerankan Esther dalam sekuel Orphan yang berjudul Orphan: First Kill (2022).

7. Jackson A Dunn sebagai Brandon Breyer dalam film Brightburn (2019)

cuplikan adegan dalam film Brightburn (dok. Screen Gems/Brightburn)

Karakter Homelander memberi tahu kita kalau superhero itu gak selalu menjadi orang baik. Rupanya, ada karakter serupa yang ditampilkan dalam film Brightburn, yang diperankan Jackson A Dunn. Seperti Superman, saat bayi, karakter Brightburn tiba di Bumi dan diadopsi oleh pasangan yang gak memiliki anak bernama Tori dan Kyle Breyer (diperankan Elizabeth Banks dan David Denman). Mereka menemukan bayi tersebut dari lokasi jatuhnya UFO di dekat rumah mereka di Brightburn, Kansas.

Bayi ini dinamai Brandon. Tori dan Kyle Breyer membesarkan anak ini seperti anak mereka sendiri. Jadi bisa dibilang, awalnya tampak baik-baik saja. Meski begitu, Brandon menjadi korban perundungan di sekolah.

Namun, kehidupan anak laki-laki itu berubah drastis tepat saat ulang tahunnya yang ke-12 tahun. Pasalnya, Brandon menemukan kekuatan supernya. Namun, ia menggunakan kekuatan supernya itu untuk membalas dendam, dan keinginannya untuk menguasai dunia.

Semacam film horor, Brightburn menawarkan kisah mengerikan tentang bagaimana kekuatan super bisa mengubah anak menjadi pembunuh berantai yang kejam. Nah, di sisi lain, Jackson A Dunn yang saat itu berusia 14 tahun, belajar akting dari tokoh-tokoh film horor yang kerasukan setan untuk perannya sebagai Brandon.

8. Ryan Kiera Armstrong sebagai Alma Gardner dalam serial American Horror Story: Red Tide—"Double Feature" (2021)

cuplikan adegan dalam serial American Horror Story: Red Tide—"Double Feature" (dok. 20th Television/American Horror Story: Red Tide—"Double Feature")

Paruh pertama dari "Double Feature" Musim 10 dari serial American Horror Story: Red Tide, dibintangi aktris cilik Ryan Kiera Armstrong yang saat itu berusia 10 tahun. Aktingnya dikenang hingga kini karena berhasil memerankan anak vampir bernama Alma Gardner.

Serial yang berjalan 6 episode ini menceritakan tentang Alma dan orangtuanya, Doris (yang diperankan Lily Rabe), seorang influencer desain rumah, dan Harry (yang diperankan Finn Wittrock), yang merupakan penulis dan bekerja di stasiun TV.

Cerita dimulai ketika Doris dan Hary pindah rumah ke Provincetown. Doris pun berencana merenovasi rumah tersebut. Sementara itu, Harry sedang mengerjakan sebuah skenario yang sudah lama ia tunda. 

Nah, karena kedua orangtuanya sibuk, Alma menjadi semakin terobsesi untuk menguasai Caprice No. 24 karya Niccolò Paganini dengan biolanya kesayangannya. Namun, ayahnya yang bernama Harry, mengonsumsi pil The Muse yang mengubahnya menjadi vampir. Pil The Muse ini juga dikonsumsi Alma. Namun, bukan sosok vampirnya yang membuat Alma menjadi menakutkan, melainkan obsesinya untuk membunuh siapa pun yang menghalanginya, termasuk pesaing dan ayahnya sendiri.

9. Amie Donald sebagai M3GAN dalam film M3GAN (2022)

cuplikan adegan dalam film M3GAN (dok. Blumhouse Productions/M3GAN)

Warga Selandia Baru bernama Amie Donald sudah terlihat bakat menarinya di usia 5. Menariknya, di usia 12, Amie membintangi film horor fiksi ilmiah berjudul M3GAN. Diproduksi oleh James Wan dan Blumhouse, film ini berpusat pada boneka robot bernama M3GAN yang merupakan pengasuh anak.

Akting luar biasa Amie Donald dalam M3GAN mampu menciptakan salah satu penjahat anak paling menyeramkan, lho. Yap, kamu yang sudah nonton filmnya pasti tahu dengan tarian ikonik boneka ini. Meskipun tarian M3GAN ini sempat viral di jagat maya, tapi tarian tersebut rupanya gak ditulis dalam naskah. Sutradara Gerard Johnstone awalnya kagum dengan bakat menari Amie Donald di lokasi syuting. Gerard pun memilih untuk menyelipkan adegan tarian dalam film.

Nah, akting Amie Donald dalam film M3GAN pun dipuji banyak kritikus. Ada yang bilang kalau akting Amie sangat natural. Meskipun masih kecil, Amie melakukan banyak aksi dalam film M3GAN tanpa stuntman, lho. Yap, seperti berlari kencang di hutan dengan dua tangan dan dua kakinya, serta mengangkat tubuhnya tanpa bantuan tangannya. Pokoknya mirip robot beneran, deh!

10. Alisha Weir sebagai Abigail dalam film Abigail (2024)

cuplikan adegan dalam film Abigail (dok. Project X Entertainment/Abigail)

Penyanyi dan aktor Irlandia bernama Alisha Weir barakting sebagai anak manja dari bos mafia dalam film Abigail. Abigail merupakan film komedi horor tentang sekelompok penjahat yang menyandera putri seorang mafia kaya selama 24 jam.

Mereka meminta uang tebusan sebesar 50 juta dolar AS atau setara dengan Rp826 miliar. Namun, gadis balerina berusia 12 tahun yang terlihat manis itu ternyata adalah seorang vampir berusia ratusan abad, dan begitu pula dengan bos mafia tersebut.

Alisha Weir dianggap sempurna memerankan kepribadian Abigail yang sombong itu. Alisha bahkan harus belajar balet demi perannya tersebut. Dia juga antusias saat mengikuti audisinya.

11. Owen Cooper sebagai Jamie Miller dalam film Adolescence (2025)

cuplikan adegan dalam film Adolescence (dok. Warp Films/Adolescence)

Serial kriminal Inggris yang tayang di Netflix, Adolescence, dipuji karena punya adegan pembuka yang mengesankan. Serial ini bercerita tentang manosfer, komunitas daring tempat berkumpulnya para predator yang suka memangsa laki-laki maupun anak laki-laki yang kesepian dan kurang kasih sayang.

Serial ini dimulai dengan kisah pembunuhan seorang gadis, yang diduga dilakukan oleh Jamie Miller (diperankan Owen Cooper). Jamie adalah anak laki-laki 13 tahun, dan berasal dari keluarga kelas pekerja yang penyayang serta normal seperti pada umumnya.

Serial ini berfokus pada penangkapan Jamie dan sudut pandang dari penegak hukum serta psikolog. Rupanya, Jamie memiliki sikap misoginis terhadap perempuan ketika ia bergabung dengan komunitas daring manosfer tersebut. Faktanya, serial ini adalah peran akting pertama Owen Cooper di usianya yang baru 15 tahun, lho. Wajar saja kalau aktingnya dianggap mengesankan.

Perkembangan zaman memiliki sisi positif, tetapi ada pula sisi negatifnya. Kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur tentu saja membuat siapa pun tercengang hebat, hingga penggambarannya ditampilkan dalam film dan serial. Di sisi lain, para aktor cilik ini berhasil berperan sebagai karakter jahat yang anomali. Nah, karakter mana, nih, yang bikin kamu merinding dan geram melihat tingkah laku bocah-bocah ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us