IDI: 5 Obat COVID Ini Terbukti Tidak Bermanfaat, Termasuk Ivermectin

Jakarta, IDN Times - Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengungkapkan, sejumlah obat COVID-19 ternyata terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius.
Dalam cuitan di akun Twitter, Zubairi menyebutkan lima obat COVID-19 yakni ivermectin, klorokuin, oseltamivir, plasma konvalesen, hingga azithromycin.
"Obat-obat yang dulu dipakai untuk COVID-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus, Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, Plasma Convalescent dan Azithromycin," cuit Zubairi seperti dikutip IDN Times, Selasa (8/2/2022).
1. Banyak laporan pasien perlu perhatian medis usai konsumsi Ivermectin
Zubairi juga menjelaskan mengapa obat COVID-19 tersebut tidak bermanfaat. Dia menerangkan Ivermectin memang tidak disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa.
"Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap setelah konsumsi Ivermectin," cuitnya.
2. Klorokuin terbukti berbahaya untuk jantung
Kemudian Klorokuin, Zubairi menuturkan, obat ini memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun malah terbukti berbahaya untuk jantung.
"Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi," tegasnya.
3. Oseltamivir merupakan obat untuk Influenza
Ada pun Oseltamivir, Zubairi menerangkan, merupakan obat untuk Influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati COVID-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk COVID-19.
"Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," katanya.
Dia mengimbau agar Oseltamivir tidak diminum, karena ada sejumlah pilihan lain untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir.
"Nanti biar dokter Anda yang memilihkan," katanya.
4. Plasma Convalescent tidak bermanfaat
Guru Besar Universitas Indonesia ini juga mengatakan, Plasma Convalescent tidak bermanfaat, selain itu juga harganya mahal dan prosesnya begitu memakan waktu.
"Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol," imbuhnya.
5. Azithromycin tidak bermanfaat sebagai terapi COVID-19
Selanjutnya Azithromycin, menurut Zubairi, obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi COVID-19, baik skala ringan maupun sedang.
"Kecuali ditemukan bakteri selain virus penyebab COVID-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya COVID-19, maka obat ini tidak diperlukan," katanya.