Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Obat Ivermectin. (IDN Times/Sunariyah)

Jakarta, IDN Times -  Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengungkapkan, sejumlah obat COVID-19 ternyata terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius.

Dalam cuitan di akun Twitter, Zubairi menyebutkan lima obat COVID-19 yakni ivermectin, klorokuin, oseltamivir, plasma konvalesen, hingga azithromycin.

"Obat-obat yang dulu dipakai untuk COVID-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus, Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, Plasma Convalescent dan Azithromycin," cuit Zubairi seperti dikutip IDN Times, Selasa (8/2/2022).

1. Banyak laporan pasien perlu perhatian medis usai konsumsi Ivermectin

Obat Ivermectin. (IDN Times/Sunariyah)

Zubairi juga menjelaskan mengapa obat COVID-19 tersebut tidak bermanfaat. Dia menerangkan Ivermectin memang tidak disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa.

"Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap setelah konsumsi Ivermectin," cuitnya.

2. Klorokuin terbukti berbahaya untuk jantung

Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu (21/3/2020). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Kemudian Klorokuin, Zubairi menuturkan, obat ini memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun malah terbukti berbahaya untuk jantung.

"Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi," tegasnya.

3. Oseltamivir merupakan obat untuk Influenza

ilustrasi oseltamivir (commons.wikimedia.org)

Ada pun Oseltamivir, Zubairi menerangkan, merupakan obat untuk Influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati COVID-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk COVID-19.

"Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," katanya.

Dia mengimbau agar Oseltamivir tidak diminum, karena ada sejumlah pilihan lain untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir.

"Nanti biar dokter Anda yang memilihkan," katanya.

4. Plasma Convalescent tidak bermanfaat

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan donor plasma konvalesen (Dok. Humas pemprov DKI Jakarta)

Guru Besar Universitas Indonesia ini juga mengatakan, Plasma Convalescent tidak bermanfaat, selain itu juga harganya mahal dan prosesnya begitu memakan waktu.

"Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol," imbuhnya.

5. Azithromycin tidak bermanfaat sebagai terapi COVID-19

ilustrasi obat azithromycin atau azitromisin (acc.org)

Selanjutnya Azithromycin, menurut Zubairi, obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi COVID-19, baik skala ringan maupun sedang.

"Kecuali ditemukan bakteri selain virus penyebab COVID-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya COVID-19, maka obat ini tidak diperlukan," katanya.

Editorial Team