Jurus Inovasi Radio di Lamongan Agar Bisa Bertahan

Keberadaan radio kini mulai banyak ditinggalkan

Lamongan, IDN Times - Di era perkembangan digital yang begitu pesat, keberadaan radio mulai banyak ditinggalkan oleh para penggemarnya. Masyarakat yang dulunya mengandalkan radio sebagai sumber informasi dan juga hiburan, kini pun ramai-ramai mulai beralih ke smartphone dan televisi. Maka tak jarang banyak perusahaan radio yang memilih gulung tikar dari pada harus bertahan dengan kondisi terseok-seok.

1. Siaran radio bisa didengar melalui streaming

Jurus Inovasi Radio di Lamongan Agar Bisa BertahanRuang penyiaran Radio Suara Lamogan. IDN Times/Imron

Namun di tengah upaya keberadaan radio yang kondisinya "mati segan hidup tak mau”. Radio Suara Lamogan justru memiliki cara agar tetap eksis dan mempunyai banyak penggemar setianya. Caranya, manajemen membuat berbagai macam inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Seperti menyediakan layanan streaming radio.

"Kita punya layanan streaming radio dan itu bisa diakses melalui play store," kata Jenderal Manager Radio Suara Lamogan, Sentot Tasgunarto, Jumat (20/8/2021).

Baca Juga: Pelopor Jurnalisme Warga, CEO Suara Surabaya Errol Jonathans Wafat

2. Menyajikan informasi yang hari ini dibutuhkan masyarakat

Jurus Inovasi Radio di Lamongan Agar Bisa BertahanRuang penyiaran Radio Suara Lamogan. IDN Times/Imron

Selain mengikuti tren perkembangan jaman, lanjut Sentot, Radio Suara Lamogan juga selalu menyiarkan tema-tema yang hari ini dibutuhkan oleh masyarakat luas baik hiburan maupun informasi. Misalnya menghadirkan tokoh masyarakat yang lagi viral. 

"Ketika kita sedang on air ada fans setia kita yang berada di Solokuro atau Paciran misalnya, penyiar akan ngobrolin seputar perkembangan wilayah di sana. Misalnya, bidang pertanian sekarang lagi panen apa ya? Nah kalau ini didengar oleh masyarakat lain maka warga yang membutuhkan hasil panen itu akan ke sana dan membelinya," kata Sentot.

3. Radio Suara Lamongan juga mempunyai fans di luar negeri

Jurus Inovasi Radio di Lamongan Agar Bisa BertahanRuang penyiaran Radio Suara Lamogan. IDN Times/Imron

Sentot menambahkan, Radio Suara Lamogan dibentuk pada 17 Agustus 1970, silam. Sejak saat itu radio ini 70 persen menyiarkan tentang hiburan dan sisanya 30 persen informasi. Alasan radio ini masih tetap eksis hingga sampai saat ini karena mempunyai jumlah fans yang begitu banyak. 

"Kalau fansnya ada 30 ribuan orang, bahkan sejak radio ini ada streamingnya ada fans kami yang berasal dari Hongkong dan Malaysia. Tapi aslinya orang Lamongan hanya saja bekerja disana, mereka wa kami dan ngobrol melalui siaran on air," katanya.

4. Pemasukan radio berasal dari layanan iklan masyarakat

Jurus Inovasi Radio di Lamongan Agar Bisa BertahanRuang penyiaran Radio Suara Lamogan. IDN Times/Imron

Untuk pemasukan dana, radio masih mengandalkan iklan dari masyarakat. Namun ada ancaman lain yakni rencana pemerintah pusat yang akan meminta royalti bagi setiap pengelola radio jika memutar lagu. Hal ini bisa menyebabkan radio gulung tikar.

"Kalau ada pembayaran royalti kasihan pemilik radio dong mas, selama ini pemasukannya kan dari iklan, ya kita berharap agar aturan ini ditiadakan. Karena pemasukan dana kami ini hanya dari ikan dan itupun berapa yang kita dapat," pungkasnya.

Baca Juga: Selamat Jalan Sang Penjaga Jurnalisme Radio

Imron Saputra Photo Verified Writer Imron Saputra

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya