Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kemkes.go.id

Jakarta, IDN Times - Kusta merupakan penyakit lama yang masih ada sampai sekarang. Namun, mitos terkait penyakit tersebut masih berkembang di tengah masyarakat.

Bahkan, sering kali penderita kusta dijauhi dan diperlakukan diskriminatif, bahkan oleh pihak tenaga medis sekalipun.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia Dr dr Sri Linuwih Menaldi, SpKK mengatakan mitos-mitos terkait kusta dan stigma negatif harus dihilangkan, karena setiap manusia berhak untuk hidup layak dan sehat.

Dia lantas meluruskan beberapa mitos kusta berikut:

1. Kusta adalah kutukan atau guna-guna

Default Image IDN

Faktanya, kusta adalah penyakit menular atau infeksi menahun yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae. Jadi kusta bukan disebabkan oleh kutukan atau guna-guna. Kuman tersebut dapat menyerang kulit dan saraf tepi, sehingga jika terlambat diobati dapat menimbulkan cacat permanen. 

"Gejala awalnya ada bercak putih atau merah di kulit yang gak gatal dan gak nyeri, tapi terasa baal atau mati rasa," kata Sri dalam peringatan Hari Kusta Sedunia 2018 di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (30/1).

2. Kusta adalah penyakit keturunan

Editorial Team

Tonton lebih seru di