Jejak Santri dan KH Hasyim Asy'ari Jihad Usir Belanda dari Indonesia

Pesantren jadi benteng kokoh santri melawan penjajah

Jakarta, IDN Times - Perjuangan kaum santri melawan penjajahan Belanda dan Jepang di Tanah Air, tak lepas dari peran pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari.

Di masa penjajahan Belanda, pesantren dianggap sebagai wadah perusuh, pemberontak, dan orang-orang Islam ekstrem. Berbagai upaya dilakukan Belanda untuk menghancurkan pesantren.

Tak sedikit dari santri KH Hasyim Asy’ari yang wafat karena menghalangi Belanda yang ingin menghancurkan pesantren dan mengancam membunuh KH Hasyim Asy’ari. Bagaimana cerita KH Hasyim Asy’ari melawan Belanda lewat pesantren?

Baca Juga: Ma'ruf Amin Analogikan Nahdlatul Ulama dengan Kapal Nabi Nuh

1. Melawan penjajah lewat pesantren

Jejak Santri dan KH Hasyim Asy'ari Jihad Usir Belanda dari Indonesiailustrasi santri salat berjamaah dengan jarak satu meter. IDN Times/Zainul Arifin

Dilansir dari situs resmi NU, nu.or.id, KH Hasyim Asy’ari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur pada 1899 . Dari pesantren ini kemudian Kiai Hasyim yang merupakan ulama abad 20, berhasil melahirkan ribuan kiai.

Saat itu, Kiai Hasyim mendirikan pesantren bukan hanya bertujuan untuk memperkuat ilmu agama, tetapi juga untuk jihad melawan penjajah Belanda dan juga Nippon (Jepang).

Sejarah mencatat, hanya kalangan pesantren yang tidak mudah tunduk begitu saja di tangan penjajah. Dengan perlawanan kulturalnya, Kiai Hasyim dan pesantrennya tidak pernah luput dari spionase Belanda.

Langkah awal perlawanan kultural yang dilakukan oleh pesantren, menunjukkan bahwa pondok pesantren tidak hanya menjadi tempat menempa ilmu agama, tetapi juga menjadi wadah pergerakan nasional, hingga akhirnya bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan hakiki secara lahir dan batin.

Kemerdekaan ini tentu hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Tetapi, tentu saja peran ulama pesantren sebagai motor, motivator, sekaligus negosiator tidak bisa dielakkan begitu saja.

2. Kiai Hasyim mengeluarkan fatwa jihad melawan penjajah

Jejak Santri dan KH Hasyim Asy'ari Jihad Usir Belanda dari IndonesiaIlustrasi Pesantren Dok.Humas Jabar

Salah satu strategi kultural yang dilakukan oleh pesantren untuk melawan penjajah adalah mengeluarkan fatwa, dan menjadi wadah pergerakan nasional secara umum.

Sejumlah fatwa yang dikeluarkan oleh KH Hasyim di antaranya ketika mengharamkan santri memakai pakaian yang menyerupai Belanda, yang terbukti efektif menggerakkan perlawanan secara luas terhadap kolonial.

Namun, fatwa tersebut hanya berlaku pada konteks saat itu, saat Kiai Hasyim Asy’ari melihat propaganda Belanda melalui borjuisme kolonial lewat busana.

3. Fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 untuk melawan Agresi Militer Belanda II

Jejak Santri dan KH Hasyim Asy'ari Jihad Usir Belanda dari IndonesiaIlustrasi Alquran (IDN Times/Umi Kalsum)

Fatwa penting juga dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari bersama ulama se-Jawa dan Madura yaitu Fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.

Saat itu Belanda (NICA) yang membonceng pasukan Sekutu (Inggris), hendak ingin kembali menduduki wilayah Indonesia dalam Agresi Militer Belanda II.

Fatwa jihad tersebut seketika menggelorakan semangat juang rakyat Indonesia dari seluruh penjuru Tanah Air, untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari mempunyai esensi bahwa berjuang mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban agama.

Baca Juga: Aria Wangsakara, Ulama Pejuang Pendiri Wilayah Tangerang 

Topik:

  • Sunariyah
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya