Massa BEM SI Aksi Rempang dan Seruyan Dihadang Polisi di Kejagung

Massa BEM SI hendak aksi di depan Mabes Polri

Jakarta, IDN Times - Massa Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang hendak menggelar aksi di depan Mabes Polri, dihadang puluhan polisi di depan Kejaksaan Agung (Kejagung), Jumat (13/10/2023).

Pantauan IDN Times pukul 16.30 WIB di lokasi, puluhan mahasiswa tak bisa bergerak lantaran dihadang lima motor polisi. Massa aksi pun dikepung puluhan polisi di sepanjang Jalan Panglima Polim.

“Sampai saat ini kami tidak bisa masuk, kami masih dihadang kawan-kawan. Pak Polisi, kami datang baik-baik, tidak bawa senjata dan bom,” kata seorang mahasiswa di atas mobil orasi.

Puluhan mahasiswa ini berasal dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Institut Pertanian Bogor (IPB), Polimedia Jakarta, Universitas BSI, Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hikmah Jakarta, STT Terpadu Nurul Fikri, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Al Wafa, IT PLN, dan STIU Darul Hikmah Bekasi.

Sebelumnya, Koordinator Media Aliansi BEM SI, Ragner Angga mengatakan, BEM SI akan menyuarakan protes insiden yang dialami oleh masyarakat di Pulau Rempang, Batam, dan Seruyan, Kalimantan Tengah.

Aksi ini, kata dia, didasari represivitas aparat kepolisian yang dinilainya semakin menjadi-jadi. Brutalitas yang terjadi secara berulang-ulang kata dia, mengindikasikan ada sistem yang tidak beres di tubuh Polri.

“Di kota, seringkali elite kepolisian mengglorifikasi berbagai capaian Polri demi mewujudkan citra yang baik. Tapi di daerah-daerah terjadi hal yang sebaliknya,” kata dia.

Angga mengatakan, polisi menjadi momok menakutkan karena seringkali digunakan untuk menggebuk rakyat yang dicap sebagai pemberontak atau provokator, hanya karena mereka menyuarakan keresahan dan menuntut hak-hak mereka.

Baru-baru ini terjadi represivitas aparat di Rempang, kepulauan Riau pada 7 September 2023.

“Rakyat yang menuntut hak dasar mereka berupa ruang hidup yang akan direbut demi PSN malah diserang oleh berkompi-kompi pasukan gabungan hingga anak-anak sekolah menjadi korbannya dan 30 orang warga ditangkap,” ujarnya.

Genap sebulan, pada 7 Oktober 2023 terjadi lagi penembakan terhadap warga Seruyan, Kalimantan Tengah. Hal tersebut terjadi saat warga menuntut hak mereka yang direbut oleh perusahaan sawit hingga satu orang warga tewas ditembak di bagian dada.

“Sangat banyak bukti dokumentasi yang terang benderang menunjukan represivitas-kebrutalan aparat keamanan di lapangan. Namun, hal ini tidak kunjung menjadikan Polri mengevaluasi diri,” ujar dia.

Baca Juga: BEM SI Gelar Aksi Rempang dan Seruyan di Mabes Polri Sore Ini

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya