Polri Ungkap Penyebab Kelangkaan Kacang Kedelai Impor

Distribusi dari negara asal jadi penyebab kelangkaan

Jakarta, IDN Times - Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan terjadinya kelangkaan kacang kedelai impor di pasaran pada awal 2021 karena keterlambatan proses pendistribusian dari negara produsen ke Indonesia akibat pandemi COVID-19.

“Sejak pertengahan Oktober sampai Desember 2020 kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga menggunakan angkutan tujuan negara Singapore dan sering terjadi keterlambatan dikarenakan menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (6/1/2021).

1. Kenaikan harga juga mempengaruhi kelangkaan kacang kedelai

Polri Ungkap Penyebab Kelangkaan Kacang Kedelai ImporPerajin tempe mencetak tempe di tempat produksi, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021). Naiknya harga kedelai dari harga Rp7.000 per kilogram menjadi Rp9.300 per kilogram memaksa sejumlah perajin tempe menyiasatinya dengan menaikkan harga jual tempe (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Faktor lain yang menyebabkan kacang kedelai impor mengalami kelangkaan menurut Polri adalah kenaikan harga. Ramadhan mengatakan harga beli dari negara asal mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp6.800 menjadi Rp8.300.

“Menindaklanjuti fenomena melonjaknya harga kacang kedelai ini, Satgas Pangan Polri telah melakukan pengecekan gudang importir kedelai yang berada di 3 lokasi,” ujar Ramadhan.

Baca Juga: Tempe Tahu Langka, Bareskrim Telusuri Dugaan Penimbunan Kedelai

2. Indonesia perlu impor kacang kedelai sebanyak 3.180.916 ton

Polri Ungkap Penyebab Kelangkaan Kacang Kedelai ImporPekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dari Rp.6.750 menjadi Rp.9.100 per kilogram (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Total kebutuhan kacang kedelai secara nasional sebanyak 3.130.495 ton, jumlah tersebut digunakan untuk pemenuhan industri sebanyak 3.092.351 ton, konsumsi untuk tahu dan tempe sebanyak 13.480 ton, benih sebanyak 9.858 ton, dan kemungkinan hilang atau tercecer sebanyak 14.806 ton.

“Pemenuhan kacang kedelai dari dalam negeri atau lokal sebanyak 296.124 ton tidak dapat mencukupi kebutuhan nasional, sehingga perlu didukung pemenuhan melalui impor sebanyak 3.180.916 ton,” ujar Ramadhan.

“Situasi saat ini diperkirakan stok ketersediaan kacang kedelai yang ada sebanyak 411.975 ton sedangkan stok yang ada di importir sebanyak 200.000 dan 250 ribu posisi masih berada di Singapura menunggu keberangkatan,” sambungnya.

3. Biaya angkut kacang kedelai juga ikut jadi faktor kenaikan harga

Polri Ungkap Penyebab Kelangkaan Kacang Kedelai ImporPekerja memproduksi tempe di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (3/1/2020). Sejumlah produsen tahu dan tempe kembali berproduksi setelah sebelumnya melakukan aksi mogok selama tiga hari karena harga kedelai di pasaran yang naik dari harga Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp.9.000 per kilogram. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebutkan naiknya biaya angkut dan transportasi turut menjadi faktor yang menyebabkan melonjaknya harga kedelai di pasar dunia.

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan. Waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 minggu," kata Suwandi dikutip ANTARA.

Baca Juga: Mentan: Harga Kedelai Mahal Tidak Hanya Terjadi di Indonesia 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya