Mentan: Harga Kedelai Mahal Tidak Hanya Terjadi di Indonesia 

Masih bisa makan tempe dan tahu gak ya?

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo buka suara terkait mahal dan langkanya harga kedelai di pasaran. Menurut Syahrul, hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia.

"Di Argentina misalnya juga terjadi polemik-polemik seperti ini," kata Syahrul kepada wartawan, Senin (4/1/2021).

1. Akibat pandemik COVID-19

Mentan: Harga Kedelai Mahal Tidak Hanya Terjadi di Indonesia IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Syahrul menjelaskan langka dan mahalnya harga kedelai disebabkan kontraksi global pandemik COVID-19.

"Ini juga mungkin saja lebih banyak karena bagian dari pandemik global dan membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh khususnya dari Amerika Serikat dan itu yang kita rasakan di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Harga Kedelai Cekik Produsen Tempe, Sebagian Memilih Mogok Produksi

2. Awal mula naiknya harga kedelai

Mentan: Harga Kedelai Mahal Tidak Hanya Terjadi di Indonesia IDN Times / Auriga Agustina

Pada Desember 2020, Kemendag mencatat harga kedelai dunia tercatat sebesar 12,95 dolar AS per bushels, naik 9 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 11,92 dolar AS per bushels.

Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar 461 dolar AS per ton, naik 6 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 435 dolar AS per ton.

Menurut dia, faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia diakibatkan lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok ke Amerika Serikat (AS). Untuk diketahui Tiongkok merupakan eksportir kedelai terbesar di dunia.

3. Kemendag minta pengusaha sesuaikan harga tempe dan tahu

Mentan: Harga Kedelai Mahal Tidak Hanya Terjadi di Indonesia yummy.co.id

Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan akan mogok produksi pada 1-3 Januari 2021 lantaran harga kedelai impor yang terus naik.

Menanggapi hal itu Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto, mengatakan, stok kedelai cukup untuk kebutuhan industri tahu dan tempe nasional. Oleh karena itu, pemerintah menjamin tahu dan tempe tetap tersedia di masyarakat.

Menurut dia, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Gakoptindo. Dari hasil koordinasi tersebut dia mendapat informasi bahwa produsen kedelai akan menyesuaikan harga.

"Harga kedelai impor di tingkat perajin mengalami penyesuaian dari Rp9.000 per kg pada November 2020 menjadi Rp9.300—9.500 per kg pada Desember 2020 atau sekitar 3,33—5,56 persen," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (1/1/2021).

Baca Juga: Pengusaha Tahu Tempe Ancam Mogok, Kemendag: Stok Kedelai Cukup

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya