TKN Jokowi: Ulama Berpikiran Keras Ada di Kubu Prabowo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Influencer Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Roosdinal Salim menyebut, ulama garis keras ada di kubu capres Prabowo Subianto.
"Kan ulama-ulama yang 'berpikiran keras' memang ada di Pak Prabowo. Ulama-ulama yang keras itu dalam tanda kutip tidak menyinggung hukum, keras itu tapi tidak melanggar hukum tidak masalah," kata Roosdinal dalam diskusi bertema 'Debat IV: Isu Khilafah, Pancasila hingga Proxy War' di d'Consulate Resto & Lounge, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).
Baca Juga: Ini Alasan di Balik Ajakan Jokowi Mengenakan Baju Putih ke TPS
1. Ulama garis keras disebut melakukan provokasi di masjid
Menurut Roosdinal, para ulama garis keras itu terkadang melakukan provokasi di masjid. Namun, dia tak menyebut dengan jelas siapa ulama yang dimaksud.
"Tapi kadang-kadang bahasa-bahasa kasarnya suka mem-provoke, kadang-kadang lagi di masjid mem-provoke, pertanyaannya apakah boleh di masjid kita mem-provoke?" ujarnya.
2. Aparat harus turun tangan
Roosdinal menyebut, tindakan provokasi itu boleh saja di dilakukan di rumah. Namun, ketika provokasi itu menimbulkan kegaduhan, maka aparat harus turun tangan.
"Kalau misalkan dia mem-provoke di rumahnya, itu hak dia. Kalau itu menciptakan suatu namanya ketidakstabilan atau goncang lah bahasa kasarnya, apakah salah kalau aparat mempertanyakan ke ustaz itu?" ucapnya.
3. Jawab tudingan TKN, BPN contohkan Pilkada DKI Jakarta
Editor’s picks
Ucapan Roosdinal itu langsung dijawab oleh tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera. Dia menjawab pernyataan Roosdinal dengan mengaitkan kondisi Pilkada DKI 2017 dan setelah Pilkada DKI.
"02 ini dikatakan identik dengan Pilkada DKI mendukung Anies-Sandi, memang sebagian besar sama. Sesudah DKI dipimpin Anies-Sandi justru keadaan adem, seluruh agama diayomi," ujar Mardani.
4. BPN: Isu khilafah merupakan persoalan kapasitas pemerintah mengatur negara
Mardani kemudian menyebut, munculnya isu khilafah dan komunisme bukanlah masalah ideologi. Menurut dia, munculnya dua isu itu merupakan persoalan kapasitas pemerintah mengatur negara.
"Seperti khilafah seperti juga komunisme, justru menjauhkan kita dari esensi sebenarnya bahwa ada ketidakmampuan mengatur negara, bukan bab ideologi, ini bab kapasitas," ujar Mardani.
5. BPN sebut Prabowo tetap berpegang teguh pada Pancasila
Mardani menegaskan, kubu Prabowo tetap berpegang pada Pancasila. Jika itu tidak dilakukan, Mardani menilai sistem ekonomi bisa terasa seperti ekonomi kapitalis.
"Kami di BPN fokus dan tegas Prabowo dan seluruh partai pendukung ideologi Pancasila adalah dasar negara kita, dan ini merupakan perumusan yang luar biasa dari founding fathers kita," ucapnya.
"Insya Allah justru problem sekarang Pancasila tidak diimplementasikan dengan baik. Contohnya ekonomi kita terasa kapitalisme, demokrasi kita di pasar bebas, serangan budaya dan lain-lain, Upin-Ipin luar biasa," imbuhnya.
Baca Juga: Begini Penampilan Jokowi dan Prabowo di Panggung Debat Capres Keempat