TNI dan Nakes Korban KKB Kiwirok Bantah Dokter Restu Pegang Senjata

TPNPB-OPM sebut ada nakes bawa senjata

Jakarta, IDN Times - Kapendam XVIII Kasuari, Kolonel Hendra Pesireron membantah klaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyebut ada seorang dokter mengeluarkan pistol sebelum TPNPB-OPM menyerang tenaga kesehatan di Kiwirok, Papua pada 13 September 2021.

“Selalu beralibi mereka, banyak melakukan pembohongan publik,” kata Hendra kepada IDN Times, Selasa (21/9/2021).

Baca Juga: 3 Anggota Satgas Nemangkawi Luka Tembak Diserang KKB di Yahukimo

1. Dua nakes bantah dr Restu Pamanggi memegang senjata api

TNI dan Nakes Korban KKB Kiwirok Bantah Dokter Restu Pegang SenjataKelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bakar fasilitas umum di Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021). (dok. Satgas Nemangkawi)

Selain Kapendam, dua dari empat tenaga kesehatan yang menjadi korban penganiayaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, membantah TPNPB-OPM bahwa dr Restu Pamanggi memegang senjata api.

"Tidak benar berita yang beredar karena kami semua menjadi korban aksi penganiayaan yang dilakukan KKB, Senin lalu (13/9)," kata Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila seperti dikutip dari ANTARA.

Kedua nakes yang hingga kini masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura, itu secara tersendat-sendat kembali mengisahkan insiden yang dialami mereka seraya menegaskan bahwa dr Restu tidak memegang senjata.

"Apa yang beredar di luar sangat tidak benar dan itu perbuatan yang keji karena keberadaan kami semua untuk menolong masyarakat agar mendapat pelayanan kesehatan, " ungkap keduanya yang dirawat di dalam satu kamar.

Baca Juga: Kronologi Penyerangan Tenaga Kesehatan di Papua Versi TPNPB-OPM

2. Nakes dikejar dengan panah dan senjata tajam

TNI dan Nakes Korban KKB Kiwirok Bantah Dokter Restu Pegang SenjataTentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM). (dok. TPNPB-OPM)

Dia mengakui saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi, mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang yang ada di dekat puskesmas.

Massa yang merupakan masyarakat Kiwirok ikut mengejar dengan membawa panah dan senjata tajam hingga sempat dilukai mereka, para nakes.

"Kami berempat yakni saya, Katrianti Tandila, Marselinus Ola Atanila dan almarhum Gabriela Meilan lompat ke jurang namun mereka tetap mengejar dan menganiaya," ungkapnya.

3. Nakes ungkap trauma untuk kembali bekerja

TNI dan Nakes Korban KKB Kiwirok Bantah Dokter Restu Pegang SenjataSejumlah nakes berhasil dievakuasi dari Distrik Kiwirok dan tiba di Jayapura pada 17 September 2021 (ANTARA FOTO)

Kristina mengaku dirinya terjatuh paling dalam, yakni sekitar 500 meter bertahan dengan minum air hujan selama tiga hari sebelum dievakuasi anggota TNI-Polri.

Atas kejadian ini, Kristiana Sampe yang mengalami luka tusuk benda tumpul di paha ini mengaku tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman.

Ia mengaku sudah lima tahun sebagai tenaga honorer kesehatan yang direkrut Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang dan baru kemarin mengalami insiden yang tidak akan dilupakan seumur hidup.

"Saya tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman, karena trauma, " ungkap kedua nakes secara bergantian.

Baca Juga: TPNPB-OPM Bantah Melempar Nakes ke Jurang hingga Tewas

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya