Waduh, 75 Juta Warga Indonesia Harus Beli Sendiri Vaksin COVID-19

Pada 2021, bakal ada 271,5 juta dosis vaksin

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Terawan Putranto mengatakan Indonesia siap melakukan vaksinasi ke 107 juta penduduk Indonesia. Namun, tidak semua vaksin diberikan cuma-cuma. Sebab hanya 32 juta orang yang akan disubsidi pemerintah sedangkan 75 juta orang lainnya menggunakan skema mandiri alias vaksin berbayar.

“Kalau program dilakukan Kementerian Kesehatan sementara vaksinasi mandiri dilakukan oleh Kementerian BUMN. Pendataan terintegrasi dengan sistem satu data informasi vaksinasi COVID-19, dikoordinasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika,” kata Terawan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (10/12/2020).

1. 246 juta dosis vaksin akan terrealisasi hingga 13 bulan ke depan

Waduh, 75 Juta Warga Indonesia Harus Beli Sendiri Vaksin COVID-19Vaksin Sinovac (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekaligus Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pemenuhan kebutuhan 246 juta dosis vaksin akan terealisasi hingga 13 bulan ke depan.

"Kalau produksi bisa cepat, (ketersediaan) vaksin bisa lebih cepat juga," ujar Budi.

Budi menjelaskan, Indonesia saat ini telah melakukan firm order atau pemesanan pasti sebanyak 115 juta dosis vaksin, dari total kebutuhan yang sebanyak 246 juta dosis vaksin. 

"Kami memiliki potensi pengadaan 116 juta dosis vaksin tambahan sehingga total firm order dan potensi yang kita sudah persiapkan untuk tahun depan sudah ada 271.504.000 dosis vaksin atau sedikit di atas 246 juta dosis vaksin yang dibutuhkan," ucap Budi.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

2. Rincian 5 vaksin yang sudah dipesan dan dosisnya

Waduh, 75 Juta Warga Indonesia Harus Beli Sendiri Vaksin COVID-19Vaksin Sinovac (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Vaksin ini berasal dari lima merek yaitu dari Sinovac, Novavax, Pfizer, AstraZeneca, dan COVAX platform dari Gavi. Sebanyak 155 juta dosis vaksin yang telah dipesan Indonesia, berasal dari Sinovac akan datang secara bertahap, yakni 1,2 juta dosis vaksin yang sudah tiba, lalu 1,8 juta dosis vaksin pada Januari 2021, dan 122,5 juta dosis vaksin dari sepanjang 2021 hingga Januari 2022. 

Kemudian ada Novavax sebanyak 30 juta dosis vaksin pada kuartal III hingga kuartal IV pada 2021. Sementara potensi 116 juta dosis vaksin berasal dari Pfizer dan AstraZeneca masing-masing sebanyak 50 juta dosis vaksin, dan COVAX sebanyak 16 juta dosis vaksin. 

"Semua produsen vaksin ada dalam WHO dan sudah masuk tahap uji klinis tahap III, beberapa di antaranya sudah dalam tahap akhir penerbitan emergency authorization use (EAU) atau izin edar di daerah mereka," ungkap Budi.

Sementara untuk Pfizer, juga sudah mendapat izin edar dari BPOM London dan tengah mengajukan izin edar terhadap BPOM Amerika Serikat. Indonesia juga sedang menghubungi Moderna yang tengah dalam pengajuan izin edar di Amerika Serikat.  

"Jadwal delivery vaksin masih bergerak terus dan masih bisa berubah. Kami masih membutuhkan sampai Januari 2022 untuk bisa memenuhi pengadaan vaksin," ucapnya.

3. Muncul petisi agar pemerintah gratiskan seluruh vaksin COVID-19

Waduh, 75 Juta Warga Indonesia Harus Beli Sendiri Vaksin COVID-19Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Sosiolog dari Universitas Teknologi Nanyang (NTU), Singapura, Sulfikar Amin, menginisiasi petisi agar pemerintah memberikan vaksin COVID-19 secara gratis kepada semua lapisan masyarakat. Ia menilai bila vaksin tidak digratiskan bagi semua warga maka program vaksinasi terancam gagal. 

"Anda mungkin mampu bayar vaksin mandiri tapi kalau masih ada jutaan warga Indonesia yang tidak mendapatkan vaksin karena kendala biaya, maka Anda tidak akan pernah aman. So, we gotta do this together," demikian cuitan Sulfikar pada Selasa, 8 Desember 2020 lalu. 

Ia membuat petisi dengan menggunakan platform change.org dan membutuhkan 1.500 tanda tangan. "Program vaksin mandiri adalah bentuk komersialisasi vaksin yang sangat tidak tepat dan tidak etis untuk dilakukan dalam situasi pandemik seperti sekarang," ungkap dia di petisi tersebut. 

Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono justru tegas mendorong agar vaksin COVID-19 digratiskan bagi semua lapisan masyarakat. Sebelumnya, PT Bio Farma sudah menyampaikan vaksin buatan Sinovac dibanderol dengan harga Rp200 ribu untuk satu dosis. Vaksin ini membutuhkan dua dosis. 

"Vaksin di era pandemik itu harus dilihat sebagai public health good, sesuai dengan konstitusi bahwa negara harus melindungi rakyat. Adanya vaksin berbayar pada mayoritas penduduk, komersialisasi dan bisnis vaksin merupakan tindakan yang tidak etis," demikian cuit Pandu di akun media sosialnya pada Selasa kemarin. 

IDN Times telah meminta izin untuk mengutip cuitan tersebut ke Pandu. "Vaksin itu harus gratis dan dibiayai secara gotong royong," kata dia lagi. 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan, atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Muncul Petisi Mendesak agar Vaksin COVID-19 Gratis, Ini Alasannya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya