Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi di Acara Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengancam akan melakukan reshuffle bila para menterinya masih melakukan pengadaan barang dan jasa impor untuk kebutuhan di lingkup dalam negeri. Mulanya, Jokowi meminta kepada para menteri, gubernur, wali kota, dan bupati, untuk memasukkan kebutuhan pengadaan barang dan jasa melalui sistem e-catalog.

"Masukkan sebanyak-banyak. Saya minta kepada Kepala LKPP, Pak Nas, kemarin 50 ribu sudah loncat ke 161 ribu masuk e-catalog. Pada akhir tahun harus bisa sampai tembus satu juta, lompatannya harus begitu, kepala daerah gubernur, wali kota, bupati, ambil UKM-UKM kita yang baik-baik masuk ke e-catalog," ucapnya.

Dia mengatakan, UMKM pasti mau apabila didorong untuk meningkatkan produksinya. Sebab, mereka akan mendapatkan investasi yang tinggi.

"Kalau semangat, UKM kita tersenyum semua. UKM kita mau tidak mau berproduksi lagi, investasi, mesin tambah kapasitas, karena apa? Permintaannya ada, ini captive uang-uang kita sendiri, APBN kita sendiri, kok dibelikan barang impor, itu gimana toh? Gregetan saya," ujar Jokowi dalam pengarahan tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Juamt (25/3/2022).

Jokowi kemudian mengingatkan kepada pihak yang memberi tepuk tangan untuk melakukan tugasnya dengan baik.

"Yang tepuk tangan, nanti kalau barang-barangnya gak masuk e-catalog, target gak tercapai, saya umumin. Setuju gak?" tegas Jokowi.

"Setuju," jawab hadirin.

1. Ancam reshuffle bila tak mampu bekerja

Presiden Jokowi di Acara Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Meski demikian, Jokowi menyebut jawaban "setuju" itu terdengar tidak bersemangat. Jokowi pun mengancam para menterinya, yang tak mampu bekerja dengan baik akan mengalami reshuffle. Makanya, dia meminta agar para menterinya bisa serius dalam mengembangkan produk dalam negeri.

"Sya sampaikan ke Menteri BUMN, dah ganti dirutnya. Ganti, mau apa kita? Kementerian, sama saja, tapi itu bagian saya. Reshuffle, sudah heeh saya itu, kayak gini gak bisa jalan," katanya.

2. Ada barang impor dicap sebagai produk dalam negeri

Editorial Team

Tonton lebih seru di