Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Uni Lubis

Palu, IDN Times - Posko Statis Tim Search and Rescue (SAR) di halaman Rumah Sakit Nasanapura di kawasan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, seolah menjadi rumah kedua bagi Mudji.  

"Setiap hari sejak 29 September dia nongkrong aja di sini, menunggu kabar pencarian keluarganya," kata Sayudi, petugas SAR kota Palu, Selasa (9/10). 

Selasa, 9 Oktober 2018, 12 hari setelah gempa dan likuifaksi yang membuat Petobo bak "desa yang hilang", Mudji masih berharap jazad ibu, kakak, dan adiknya ditemukan. 

"Biarpun cuma jenazahnya. Saya masih berharap," kata Mudji.

1. Mudji tengah bertanding balap motor ketika gempa di Palu

IDN Times/Uni Lubis

Mudji adalah pembalap motor. "Saya pernah juara 1 tingkat regional Sulawesi," kata pemuda lulusan SMA yang tinggal di Biromaru. 

Saat gempa terjadi, pria 20 tahun itu tengah bersiap bertanding balap motor di Pangkep, Sulawesi Selatan.  

Telepon dari keluarganya tentang gempa di Palu, membuat Mudji urung bertanding. Ia memacu motornya. Bergegas pulang. 

"Jalanan masuk ke Palu sempat ditutup," ujar Mudji. Tanggal 29 September baru dia berhasil sampai ke rumah. Kabar sedih membuatnya lemas. Sang ibu, kakak, dan adiknya seolah hilang, ditelan timbunan lumpur yang membumbung tinggi di Petobo. 

2. Ibu Mudji tengah lewat di Petobo ketika gempa menghujam bumi di sana

Editorial Team