Kala Gibran Pesan Rujak Ambon di Pantai Natsepa: Jangan Terlalu Pedas

Kehadiran Gibran di lapak sederhana para pedagang menjadi simbol apresiasi pemerintah terhadap perempuan pelaku UMKM yang selama ini menjadi penggerak ekonomi rakyat, sekaligus penjaga tradisi kuliner Nusantara. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar pembangunan ekonomi berakar pada kekuatan budaya dan kearifan lokal masyarakat.

Melalui kunjungan tersebut, Gibran menegaskan, kuliner tradisional bukan sekadar sajian, tetapi cerminan keteguhan dan kreativitas perempuan Indonesia. Dari tangan-tangan mereka, kekayaan cita rasa Nusantara terus hidup dan menjadi daya tarik budaya bangsa di mata dunia.

Penjual rujak yang telah berjualan di Pantai Natsepa selama tiga tahun, Nay menyebut, kuliner khas ini kini digemari lintas generasi, dari orang tua hingga anak muda.

Ia pun berkesempatan menyajikan rujak yang dipesan untuk putra sulung Presiden Ketujuh RI, Joko "Jokowi" Widodo itu.

“Mau pesan rujak, cabainya berapa, pedasnya berapa,” tanya May kepada Wapres saat memesan rujak di lapaknya.

"Jangan terlalu pedas," jawab Gibran.

May pun menyampaikan rasa bahagianya karena lapaknya mendapat kunjungan langsung dari orang nomor dua di Indonesia.

“Terima kasih banyak (Pak Wapres) sudah datang di Ambon, menikmati kuliner Natsepa, rujak Natsepa,” imbuh dia.

Rujak Ambon bukan hanya potongan buah dengan bumbu kacang pedas manis, tetapi juga simbol kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan cobek, ulekan, dan bumbu sederhana, para perempuan penjaja di pesisir Ambon meracik lebih dari sekadar makanan. Mereka merawat tradisi, menghidupi keluarga, dan memperkenalkan cita rasa Maluku ke dunia.

Lebih dari itu, Rujak Ambon menyimpan jejak sejarah rempah yang pernah menjadikan Maluku sebagai pusat perdagangan dunia.

Parutan pala dan rempah khas yang berpadu dalam bumbu rujak menjadi pengingat, bahwa warisan kejayaan rempah Nusantara tetap hidup dalam setiap rasa yang disajikan di Pantai Natsepa.