Jakarta, IDN Times - Beberapa waktu belakangan viral video aktivis media sosial Ninoy Karundeng yang diduga dipukuli dan diinterogasi di sebuah Masjid di kawasan Pejompongan.
Warga sekitar Masjid Al Falaah di Pejompongan, Jakarta Pusat menyebut tidak ada pemukulan terhadap aktivis media sosial tersebut pada demo DPR, Senin (30/9).
Warga mengatakan tindak pemukulan tersebut tidak dilakukan di dalam Masjid Al Falaah. Dilansir melalui Antara, salah seorang warga menceritakan alasan Ninoy dipukuli.
"Dia dipukuli karena ada salah satu orang yang teriak menunjuk dia sebagai salah satu buzzer Jokowi," ujar Fauzan, warga sekaligus jemaah aktif Masjid Al Falaah, Rabu (9/10).
Menurut keterangan warga tersebut, saat itu massa sedang berkumpul di Jalan Masjid I akibat gas air mata, seketika mereka terprovokasi oleh teriakan tersebut dan langsung memukuli Ninoy yang sedang mengambil foto pendemo. Masyarakat yang melihat kejadian tersebut akhirnya mengamankan Ninoy.
Masyarakat yang melihat Ninog digeruduk massa, akhirnya mengamankan Ninoy dan memberi pengobatan setelah dirinya diamankan ke ruang umum Masjid Al Falaah.
"Dia langsung ditangani dokter, bersama dengan 30 korban lainnya di ruangan itu," imbuh anggota Dewan Kemakmuran Masjid Al Falaah, Iskandar, seperti dilansir melalui Antara.
Iskandar menjelaskan bahwa tidak ada penyekapan yang dilakukan masyarakat pada Ninoy dan masyarakat baru mengetahui identitas Ninoy Karundeng setelah video interogasinya viral di media sosial.
"Warga dan DKM Al Falaah tidak ada yang tahu dia itu relawan Jokowi sampai ada video viral di media sosial itu," imbuh Iskandar.
Sebuah video yang diunggah @gemacan2 pada Jumat (4/10) menggambarkan Ninoy Karundeng yang dipulangkan oleh warga, terlihat salah seorang warga juga membawa motor Ninoy dengan mobil bak terbuka.
Diketahui Ninoy melaporkan tindak penganiayaan yang dialaminya saat merekam pendemo yang terkena gas air mata, dirinya mengaku dibawa ke sebuah tempat dan dianiaya.
Polda Metro Jaya menetapkan 13 tersangka yang salah satunya adalah Sekretaris Umum PA 212 Bernard Abdul Jabar.