Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kata Panglima TNI soal Kesiapan Militer Indonesia Hadapi Perang

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (kiri) ketika berada di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (kiri) ketika berada di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)
Intinya sih...
  • Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, Indonesia siap dalam mengantisipasi kondisi geopolitik di Timur Tengah.
  • Prabowo yakin Rusia dapat menurunkan ketegangan Iran-Israel

Jakarta, IDN Times - Peperangan antara Iran dan Israel yang sempat berlangsung selama hampir dua pekan turut menjadi perhatian publik di Tanah Air. Baik Iran dan Israel saling memamerkan kemampuan lewat serangan udara.

Iran mengirimkan ribuan rudal balistik dan hipersonik ke wilayah udara Israel. Sedangkan, kubah besi milik militer Israel tidak lagi efektif untuk melindungi wilayah udaranya sebab sejumlah rudal milik Iran berhasil menemus ibu kota Tel Aviv.

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, Indonesia siap dalam mengantisipasi kondisi geopolitik di Timur Tengah. Tetapi, sebelum pecah pertempuran, pembicaraan diplomatik tetap diutamakan lebih dulu.

"Panglima TNI dan kepala staf angkatan tetap melaksanakan hubungan secara diplomatik militer dengan panglima tentara di beberapa negara. Apakah kita yang berkunjung ke sana atau panglima atau kepala staf angkatan dari negara lain yang berkunjung ke Indonesia," ujar Agus ketika menjawab pertanyaan IDN Times pada Kamis (3/7/2025).

Selain itu, untuk memperkuat kemampuan tempur, prajurit TNI juga menggelar beberapa latihan dengan negara lain. Pertukaran pelajar pun juga dilakukan oleh Indonesia dengan sejumlah negara.

"Kami ada (kerja sama) dengan 26 negara. Jadi, kami mengirim (prajurit) sekolah dari level kapten sampai Lemhanas ke beberapa negara yang ada di Indonesia," tutur dia.

Begitu pula TNI yang menerima personel militer dari negara-negara kawasan Asia Tenggara atau Asia Pasifik ke Indonesia untuk mengikuti pendidikan yang sama.

1. Prabowo yakin semua negara ingin turunkan ketegangan

Presiden Prabowo Subianto (Youtube/Sekretariat Presiden)

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto mengatakan, Rusia memiliki peran yang diyakini membawa pengaruh besar untuk menurunkan suhu ketegangan di tengah konflik Iran dan Israel. Untuk sementara waktu, kedua negara bersedia melakukan gencatan senjata sejak 24 Juni 2025.

Keduanya memilih untuk menurunkan ketegangan sejak 12 hari peperangan pecah. Menurut Prabowo, hal itu turut dipengaruhi oleh masukan dari Rusia.

"Ya tentunya pengaruh Rusia lebih besar ya di kawasan itu, khususnya dengan pemerintah Iran," kata Prabowo di St. Petersburg, Rusia pada 21 Juni 2025 lalu.

"Jadi saya kira peran dari Pemerintah Rusia akan sangat besar. Ya semua akan berusaha untuk de-eskalasi," imbuhnya.

Lebih lanjut Prabowo berharap semua pihak bisa menurunkan suhu perang Iran dengan zionis Israel.

"Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak," kata purnawirawan jenderal bintang empat itu.

2. Prabowo sudah ramalkan perang Iran dan Israel akan pecah

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas terpilihnya Anthony Albanese sebagai Perdana Menteri Australia. (Dok. Biro Pers Istana)
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas terpilihnya Anthony Albanese sebagai Perdana Menteri Australia. (Dok. Biro Pers Istana)

Prabowo sebelumnya mengaku telah meramalkan perang Iran-Israel sejak beberapa bulan lalu. Prabowo menyampaikan itu saat bersama sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Hambalang, Bogor beberapa waktu lalu.

"Amerika siap mau nyerang Iran, Rusia mengatakan jangan nyerang Iran, kalau nyerang Iran berhadapan dengan saya, Rusia," kata Prabowo ketika itu.

Ia mengatakan, kondisi global hari ini penuh dengan ketidakpastian. Prabowo mengakui ramalan itu merupakan pembacaannya dalam beberapa tahun terakhir. Ia pun mewanti-wanti potensi bahaya perang dunia ketiga buntut eskalasi konflik Iran-Israel saat ini.

Namun Prabowo menegaskan, posisi Indonesia sudah sangat jelas, yakni menganut politik luar negeri bebas aktif.

"Tapi kalau terjadi perang nuklir kita nonblok saja, kita akan kena. Nah kita harus hati-hati dan untuk itulah saya selalu mengajak mari kita rukun, mari kita mengatasi persoalan bersama gitu," tuturnya.

3. Pemerintah telah evakuasi 123 WNI dari Iran dan Israel

WhatsApp Image 2025-06-23 at 08.44.40.jpeg
WNI yang dievakuasi dari Iran. (Dok. Kemlu RI)

Akibat perang antara Iran dan Israel, ratusan WNI dievakuasi dari wilayah Timur Tengah. Data dari Kementerian Luar Negeri menunjukkan, 123 WNI dievakuasi dari Iran dan Israel. Sebanyak 97 WNI dievakuasi dari Iran dan 26 WNI lainnya dievakuasi dari wilayah Tel Aviv, Yerusalem dan Arabah.

Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan, proses evakuasi tersebut dilakukan melalui jalur Azerbaijan dan dikoordinasikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan Amman.

"Evakuasi ini merupakan bagian dari langkah cepat Kementerian Luar Negeri untuk melindungi WNI di wilayah yang terdampak eskalasi konflik," ujar Sugiono.

Sugiono menjelaskan, jumlah WNI yang tercatat berada di Iran mencapai 386 orang. Namun, tidak semuanya memilih untuk kembali ke Indonesia. 

"Sebagian WNI memilih untuk tetap tinggal, dan kami menghormati keputusan tersebut, namun tetap memantau kondisi mereka secara intensif,” katanya.

Sementara itu, di wilayah Tel Aviv dan sekitarnya, termasuk Yerusalem dan Arabah, terdapat 167 WNI. Beberapa dari mereka juga belum menyatakan keinginan untuk dievakuasi. Meski begitu, Kementerian Luar Negeri memastikan pemantauan terhadap kondisi mereka terus dilakukan.

“Dengan adanya gencatan senjata yang berlangsung saat ini, kami berharap semua WNI dalam keadaan aman. Namun, proses evakuasi akan terus disiapkan jika situasi memburuk,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us